"Wow, Tae. Ini asli, 'kan? Bukan imitasi?" Jisoo berucap takjub sembari membawa sebuah stroberi segar di dalam genggamannya, tak lupa mencoel-coel benda tersebut untuk memastikan.
Maklum, Jisoo belum pernah ke kebun stroberi selama hidupnya. Tidak menyangka saja, ternyata bentukan kebun stroberi di lihat langsung itu begini. Hijau-hijau seger, apalagi stroberinya banyak yang merah-merah. Gemes.
Taehyung terkekeh mendengar pertanyaan random yang gadis itu tanyakan. Di lain sisi, merasa terhibur juga dengan kepolosan Jisoo.
Seolah sadar akan ia yang terlalu terpukau, Jisoo meringis merasa bodoh. Pasti sekarang Taehyung sedang menertawainya. Pasti Taehyung ilfeel akan sikapnya yang terlihat seperti bocah.
Aduh...
"Denger-denger, lo suka stroberi ya?"
"Ha?" gimana-gimana? Taehyung barusan nanya? Nanya tentang kesukaan Jisoo?
Menggaruk tengkuk belakangnya karena canggung, Taehyung betul-betul payah dalam hal semacam ini. "Jimin bilang, Jennie pernah cerita kalau lo suka banget sama stroberi."
Ini Jimin yang modus ngomongin dia ke Taehyung, atau emang Taehyung nya sendiri yang nanya ya?
Ih apaan sih. Jisoo geleng-geleng kecil, ketika lagi-lagi otaknya berkhayal terlalu jauh. Udah, Ji. Sadar, sakit tahu kalau ditolak lagi tuh.
"Hmm, iya nih. Suka. Manis-manis kecut, enak aja."
Taehyung ber-ohria sembari mengangguk paham.
"Btw, buahnya boleh dipetik nggak?" sejak tadi Jisoo ingin menanyakan pertanyaan itu.
"Lo mau?"
Akhirnya Taehyung punya satu celah kekurangan. Enggak mungkin juga manusia lahir tanpa ada kurangnya. Kayak Taehyung ini. Udahlah ganteng, pintar, jago olahraga, sopan, eh ternyata beneran kurang peka.
Cewek kalau udah nanya 'boleh nggak?' ya udah pasti karena mau lah!
Melihat cengengesan dan mata berbinar gadis itu, Taehyung tanpa sadar ikut tersenyum. Tapi syukurlah, ia tertarik sadar dengan cepat dari keterpukauannya. Kepalanya bergerak mengitari sekitaran.
Tanpa berpamitan, ia pun berjalan ke arah bapak-bapak yang menyediakan jasa keranjang. Kemudian kembali berlari ke arah gadis yang tadi ditinggalkannya.
"Kita petik bareng-bareng."
Duh, Taehyung bikin perutnya mules. Begini caranya, ya Jisoo kesenangan lah. Walau bagaimanapun, dia belum officially move on dari Taehyung. Lama-lama kalau dikasih perhatian manis begini terus, ya mana kuat buat lanjutin niat pengen move on.
Mengesampingkan kesan berdebar-debar yang tak wajar nan ia rasakan, Jisoo putuskan untuk berjalan lebih dulu. Senyumnya kembali merekah cerah mengamati segarnya buah-buah stroberi yang notabennya salah satu buah kesukaannya.
"Awh..."
Lantaran kurang berhati-hati, Jisoo menggores kakinya sendiri dengan ujung runcing dari batu jalan yang ia lewati. Gadis itu menunduk, menyikap celananya makin tinggi guna melihat luka kecil nan ada di sana. Astaga, kapan dia bisa berhenti ceroboh sih?
"Hati-hati dong makanya."
Sempat terbelongo dibuatnya akibat apa yang sekarang ia alami. Bak seorang idiot yang linglung, Jisoo menoleh pada sosok yang ikut jongkok di sebelahnya, seraya ikut mengamati kondisi kakinya yang lecet. Ini Taehyung kenapa?
"Sakit?"
"Sedikit..."
Tiupan yang diberikan laki-laki itu di kakinya bukan hanya menjalar di sana, melainkan seluruh tubuh Jisoo. Bukan hanya sensasi dingin yang terasa, namun panas-dingin. Lagi-lagi Jisoo bertanya-tanya. Kok bisa?
"Tae--"
"Bentar. Gue kayaknya bawa plaster."
Dari cara Taehyung mengupas plaster agar siap digunakan, hingga bagaimana sorot teduh lelaki itu menatap seolah bertanya keadaannya, tak luput dari pandangan Jisoo. Ya Tuhan, padahal ia sudah mempersiapkan tindakan untuk gulung tikar akan perasaannya, tapi kenapa masih deg-degan?
"Ayo..."
Menggeleng pelan, Jisoo tertarik sadar dalam keterpukauan saat dibantu bangkit. Ia mencurahkan senyuman bodoh, karena sepertinya Taehyung sadar telah diperhatikan.
Beberapa menit mereka habiskan memetik buah stroberi untuk kemudian dipindahkan ke keranjang. Berhubung buahnya di kebun ini banyak, jadi tak memerlukan waktu lama untuk membuat si keranjang terisi hampir penuh.
"Masih sakit nggak lukanya?"
Jisoo yang sedang menikmati gigitan pada buah stroberi, lagi-lagi melirik ke samping. Gelengan dan senyuman kecil ia paparkan. "Anyway, makasih ya plasternya, sama itu, makasih juga buat jasanya, karena lo udah bersedia ngobatin luka gue. Ceroboh banget emang gue tuh."
"Gak masalah kok. Cuma, kalau bisa lain kali hati-hati. Jangan sampai ngelukain diri sendiri."
"Luka ini mah, sakitnya kecil dibanding nyesek pas lo nolak gue."
Anjir. Keceplosan. Sumpah! Jisoo niatnya ngomong itu di dalam hati doang woi! Ini mulutnya suka banget nyari masalah, heran deh.
Bolol to the bone. Sampai-sampai ia harus menepuk bibirnya beberapa kali. Tuhkan, jadinya canggung.
Menggaruk leher belakangnya, Taehyung secara spontan meneguk ludahnya sendiri. Kalau diingat-ingat emang dulu dia keterlaluan sih. Nolak Jisoo pakai cara yang amat jauh dari kata pantas.
"Lo beneran suka sama gue, Ji?" Taehyung bertanya dengan hati-hati.
Udah kecipratan basah, yaudahlah terima nasib aja kalau emang harus kena siram sekalian.
Jisoo memberanikan diri untuk menoleh dan membuat kontak mata lagi dengan lelaki yang ada di sebelahnya. Mata Taehyung yang menatapnya kental akan raut serius, membuat Jisoo ikutan terbawa suasana.
"Maaf ya, kalau perasaan gue mengganggu lo. Gue juga nggak mau, Tae. Gue juga udah berusaha kok buat lupain lo, cuma ya belum bisa aja. Tapi! Tapi gue janji, gue nggak bakal bikin lo risih karena gue. Toh, kita bentar lagi juga lulus SMA. Gue harap, dengan kita yang enggak ketemu setiap hari lagi besoknya, gue bener-bener bisa lupa sama lo,"
Tersenyum kecut, Jisoo bahkan tak tahu harus senang atau malah sedih saat momen itu nanti datang. Entah bagaimana harinya bila nanti tak melihat cinta pertamanya lagi.
"Gue bakal masuk kampus, ketemu orang baru, ketemu cowok yang ganteng-ganteng juga, hehe."
Dari tadi perkataan Jisoo udah bikin hatinya nyeri, eh kalimat terakhir gadis itu malah bikin dadanya tambah sesak. Taehyung tak tahu ia kenapa. Namun membayangkan hal yang dideskripsikan Jisoo, mengapa ada perasaan semacam penolakan tak setuju?
---To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
How Can To Be Mine? (√)
Fiksi RemajaKata Jennie, Jisoo itu oon. Kata Jisoo, dia mau memperjuangkan cintanya. Kata Taehyung, itu sia-sia Publish pertama: ©Start, September 2019 ©End, 16 September 2019 Republish: ©Start, 21 Oktober 2021 ©End, 30 Januari 2022 TOTAL BAB: 1-12