🌊 Ombak ke-21 || Too Naive to Hope

363 121 32
                                    

Kinda Fly to the Sea
[Update Kamis & Minggu 20.00 WIB]

🍀Story by Ana Latifa 🍀
Instagram: Onlyana23 | Wattpad: Onlyana23 | GWP: Onlyana23 | WA? Gabung GC DHS aja. Feel free to ask!

🌊

Hingga batu jadi debu, kamu takkan mampu memahamiku. Karena aku pun begitu.

🌊

Kantin memang ramai, tetapi Murni yakin suaranya tidak sekecil itu untuk didengar dari jarak dua jengkal antara posisi duduknya dengan Rinai. Murni jadi curiga Rinai lagi ditempelin setan budek karena panggilannya dari tadi tidak disambut.

"Rinai! Rinai kesayangannya Laut!"

Rinai yang mematung tersentak pelan. Dia mengerjap lalu menoleh saat alisnya berpautan. "Lo ... bilang apa tadi?"

Murni mengelus dadanya. "Ya ampun harus dipancing gitu dulu baru sadar."

"Hah? Lo bahas apa, sih?"

"Bahas elo yang kesambet, Rinai," sambar Murni gemas. "Gue panggilin nggak nyaut-nyaut!"

"Oh, maaf-maaf."

Mereka janjian di kantin karena jadwal istirahat Rohis dan English Club bersamaan. Rinai bisa saja bergabung dengan teman Rohis yang kebanyakan membawa bekal, tetapi dia tidak ingin melihat Murni makan sendirian--lagi.

"Lo mikirin apa sih dari tadi?"

Rinai tertegun. Dia tak pernah suka dibaca. Jadi Rinai lebih memilih menggelengkan kepalanya.

"Mikirin Laut?"

Ketika pandangan Rinai mengeras, Murni tahu apa yang dikatakannya adalah kesalahan. "Bercanda kali, Nai. Nggak santuy banget muka lo kayak kulit kakek gue."

"Ya habisnya lo dikit-dikit bawa-bawa dia. Kayak nggak ada bahasan lain aja."

Murni terkekeh geli. Rinai dan Laut memang seperti dua unsur yang bisa meledak bila disatukan.

"Oh iya gue jadi kepo. Dia kan jadi daftar Ketos, nih. Lo udah baca formulirnya, 'kan? Berapa presentasi kemungkinan dia lolos menurut lo?"

Kalau Rinai bisa turut andil dalam pemilihan, dia akan langsung menghancurkan kertas formulir dengan nama Laut di atasnya. Namun Rinai tahu, panitia tahun ini tidak akan bermain kotor apalagi subjektif dalam memilih calon Ketua OSIS. Setidaknya begitu kata Antari yang telah khatam mengenal bagaimana kepribadian tiap anggota OSIS yang menjadi panitia.

"Kalau dia Genan atau Antari yang nggak punya riwayat keburukan di sekolah, formulir itu bakal gue lolosin."

"Kenapa?"

Rinai menjeda. Mengenang kembali dia yang terpana membaca tiap kata yang dipilih Laut hingga tersusun beberapa paragraf rapi di atas kertas. Tulisan cowok itu bahkan lebih rapi dan hati-hati ketimbang milik Rinai seolah dia menaruh seluruh perhatiannya pada tulisannya.

"Motivasinya kuat, tujuannya juga jelas, dan yang paling penting--"

"Jangan kalah sama burung! Burung aja keluar pagi, pulang malam. Kalau kita, nginep sekalian! BUAHAHA!"

Tawa membahana yang terasa menggetarkan kaca etalase kantin itu membuat Rinai dan Murni menoleh ke arah sumber suara. Senyum Rinai merekah sempurna. Dilihatnya segerombol pengurus inti OSIS kelas XII yang baru memasuki kantin dengan Gading sebagai tetua di sana.

Kinda Fly to the SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang