🌊 Ombak Ke-30 || Too Peaceful to be Noisy

345 122 60
                                    

Kinda Fly to the Sea
[Update Kamis & Minggu 20.00 WIB]
Iya, aku tahu ini hari Senin. Maap yak :')

🍀Story by Ana Latifa 🍀
Instagram: Onlyana23 | Wattpad: Onlyana23 | GWP: Onlyana23 | WA? Gabung GC DHS aja. Feel free to ask!

🌊

Berhenti berharap hanya menjadikanmu mati dalam jiwa yang hidup.

🌊

Ketika Rinai berkata dia siap mundur, dia tahu itu sama dengan membiarkan dirinya hancur.

Tapi beberapa waktu ini, segala tindakannya terasa salah dan Rinai hanya bisa marah meskipun tahu hal itu tidak menyelesaikan masalah. Dan dia baru mengerti itu semua karena perasaan bersalah.

Seiring dengan kaki yang dia paksa melaju, perlahan keping mimpinya terasa gugur satu per satu. Menjadi ketos bukan perkara mendudukkan diri di posisi tertinggi, tetapi cara Rinai agar dia bisa lagi memeluk dirinya sendiri. Diri yang Rinai harus menjadi.

"Kamu harus ngaku, tapi ...."

Bahkan ketika dia sampai di RO, perdebatan di batin Rinai tidak menemui titik temu.

"Antari?"

Kepalan tangan Rinai masih melayang ketika Antari keluar dari RO. Seolah paham apa yang Rinai khawatirkan, cowok itu memajang senyum menenangkan.

"Lembar jawaban Laut udah aku serahin ke Kak Gading. Kamu nggak usah ngaku apa-apa. Kamu nggak perlu mundur."

Rinai terhenyak. "Kenapa?"

Antari tersenyum sekali sebelum mengambil langkah menjauh. Rinai mengikuti.

"Anta? Kenapa?" Rinai memekik. Dia mempercepat langkah lalu menghadang Antari dengan melebarkan lengan. "Bukannya kamu bilang resikonya kita bisa didiskualifikasi? Tapi kenapa kamu ambil resikonya sendiri?"

Antari menggeleng. "Masalahnya udah selesai, Rinai. Jadi lupain aja."

Cowok itu melenggang pergi, berusaha menghindar, tetapi Rinai kembali menghalangi.

Pengumuman untuk berkumpul di tengah lapang pun terdengar dari pengeras suara, tetapi Rinai telanjur kalut dengan pikirannya sendiri. Ajakan Antari berkumpul di lapang pun dia abaikan.

"Kenapa bisa selesai gitu aja, Anta? Emangnya kamu pikir kalau aku tahu kamu didiskualifikasi, aku bakal baik-baik aja? Itu kesalahan kita. Harusnya kita berdua yang kena hukumannya," seru Rinai putus asa. Lehernya seperti terjerat rantai besi. Dia tak pernah menyukai perasaan seperti ini. "Habis ini aku bakal nemuin Kak Gading, aku bakal--"

"Nggak perlu," sela Antari, "jangan bikin diri kamu kena masalah, Rinai."

"Ya, tapi aku juga nggak bisa biarin kamu sendiri yang nanggung resikonya!"

Antari menipiskan bibir. Sorotnya berubah hampa. "Justru itu yang aku mau."

"Apa?"

"Aku ngaku karena nggak mau kamu yang kena masalah, Rinai."

Rinai terperangah. "Maksudnya kamu sengaja ngaku duluan setelah baca pesan aku?"

Antari mengangguk. Kikuk. "A-aku nggak pernah ngeliat seseorang yang ingin jadi Ketua OSIS seserius kamu. Aku rasa jabatan ini berharga buat kamu."

Rinai mendengar, tetapi tidak bisa mempercayainya. Karena desir asing yang merayap halus di dadanya berbicara hal lain. Seolah itu bukan maksud Antari sebenarnya. Dan, Rinai penasaran mengapa.

Kinda Fly to the SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang