🌊 Ombak ke-22 || Too Bad for Goodness

340 117 37
                                    

Kinda Fly to the Sea
[Update Kamis & Minggu 20.00 WIB]

🍀Story by Ana Latifa 🍀
Instagram: Onlyana23 | Wattpad: Onlyana23 | GWP: Onlyana23 | WA? Gabung GC DHS aja. Feel free to ask!

🌊

Aku hanya pemeluk sepi yang kadang merindukan pelukan, yang enggan diselami.

🌊

Gading tersenyum puas membaca jawaban esai formulir pendaftaran. Dia penasaran nama pemiliknya dan senyumnya makin lebar mengetahui itu milik Rinai. Bila ada yang mengetahui seberapa pentingnya kolom jawaban ini, mereka akan menjawab sepenuh hati, hati-hati, seperti milik gadis itu.

Bila biasanya pengisian formulir tidak termasuk bagian dari seleksi, Gading mengubahnya dengan menambahkan satu pertanyaan demi menggali potensi dan pemikiran dari Calon Ketua OSIS. Baginya tidak adil kalau menyeleksi bakal calon ketos hanya dari poin nilai tes tertulis tanpa memberikan kesempatan pada mereka untuk menceritakan diri mereka sendiri. Kalau bisa didengar di awal, kenapa harus menunggu di akhir? Begitulah, pikir Gading.

Dari 53 siswa yang mendaftar, yang terdiri dari perwakilan kelas dan anggota OSIS kelas X dan XI, hanya 40 anak yang akan lolos dan berhak mengikuti tes tertulis.

"Diterima lah pasti. Ya, 'kan?" tanya Gading sembari menyimpan formulir di sisi kanan mejanya.

Haydar manggut-manggut tepat setelah sendokan terakhir pada dessert box yang dibelinya dari adik tingkat. "Anak pinter emang kerasa vibes-nya. Semua poin yang lo inginkan terjawab, 'kan?"

Pengurus inti OSIS duduk melingkari meja persegi panjang dengan Gading yang duduk di ujung mejanya. Dia mengangguk lalu meneliti kertas formulir berikutnya yang diestafetkan oleh Ajeng.

"Lo udah liat formulir Laut, Jeng?" Clarissa bertanya keempat kali yang dibalas Ajeng dengan sipitan mata.

Gadis yang senang begadang akibat membaca wattpad itu pun menguap lebar dengan tangan yang menutup mulutnya. "Lo cari aja sendiri. Bucin kok ngerepotin," ucapnya pedas.

Clarissa melempar pulpen yang mengenai meja wilayah Ajeng. "Gue nggak bucin! Cuma kepo. Ya, kepo," elaknya.

"Lo bener-bener mau dia jadi Ketos?" sela Haydar menatap Clarissa di sisi kirinya dengan mata membola seolah gadis itu berkata kepalanya membelah jadi dua.

Fredella berdecak. "Emang gila tuh si Claris."

"Hah? Siapa? Gue?" Clarissa menunjuk dirinya sendiri lalu mengedikkan dagu ke arah Gading di arah jam tiga. "Gading noh Gading."

Gading menyemburkan tawa tertahan yang jadi berkumpul di pipinya. Dia mendongak takjub menatap Clarissa. "Lempar-lempar aja lo kayak koruptor!"

Fredella mengernyit. "Koruptor, apa yang dilempar?"

Gading menyeringai. "Tuduhannya, BUAHAHA!"

Haydar bertepuk tangan lambat. "Sadis. Sadis," sahutnya.

Fredella pun beringsut mundur dan menutup sebelah telinga. Meski tiap hari harus bertemu dengan Gading--karena sialnya sekelas, tingkat illfeel pada cowok ini tidak kunjung luntur. Terjebak sebagai Wakil Ketua OSIS mungkin cara Tuhan untuk mengajarkan Fredella rasa sabar. Gadis itu pun hanya menghela napas daripada meja di hadapannya dia banting ke muka Gading yang ketawanya begitu membahana hingga air terjun nerakanya menciprat ke mana-mana.

"Laut, ya?" Gading bergumam saat pikirannya mengawang. Gelak pun lepas dari bibirnya mengingat kenangan pertama berurusan dengan cowok itu. "Duh, ajaib tuh anak."

Kinda Fly to the SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang