Jake // Jake Sim

256 72 11
                                    

"Wah ada lowongan pekerjaan!" Teriakku dengan senang saat melihat kertas brosur di tiang listrik ujung jalan.

"Eh, tapi ini pekerjaan nya cuma menjadi pemecah solusi ya? Itu mah gampang."

Ya, aku sudah hampir setahun menganggur setelah dikeluarkan dari SMA. Akibat suatu hal yang ku lakukan, aku terpaksa dikeluarkan.

"Ntar sampai di rumah, mau coba telfon ah. Kapan lagi ada lowongan kerja gini untuk all rounder usia."

Akupun berjalan ke rumah yang sebenarnya tak jauh. Hanya 5 meter berjalan kaki, aku sudah sampai di rumah.

"Coba telfon dulu deh nomornya. Siapa tau ini beneran." Ucapku sambil berjalan ke ruang tamu dan mengeluarkan ponsel.

Tuuut.. Tuuut..

Eh? Beneran ke sambung? Syukur saja, mungkin ini benar benar rezeki ku.

"Permisi, saya Jake. Saya melihat lowongan pekerjaan perusahan BM tadi. Apakah lowongan ini masih tersedia?" Kata ku dengan sopan.

"Ah iya, kami dari perusahaan BM memang membutuhkan seorang pekerja lagi. Silahkan datang ke alamat yang tertera di kertas brosur untuk wawancara."

Tuuut.. Tuuut..

Sambungan telfon diputuskan sepihak oleh perusahaan itu. Aku harus bergegas kesana. Dengan sigap, aku segera mengganti pakaian ku, kemudian berlari keluar rumah menuju alamat yang tertera di kertas brosur itu.

"Ini ya perusahaan nya? Ga kelihatan besar, tapi lumayan." Ucapku saat sudah di depan perusahan itu. Akupun segera melangkahkan kaki ke dalam perusahaan.

"Anda Jake, yang menelfon barusan, bukan?" Tanya seseorang didekat pintu masuk.

"Benar, saya Jake."

"Baik, akan saya antarkan anda ke ruangan bos. Kebetulan, hari ini bos ada di kantor. Semangat wawancara nya nanti." Ujar seseorang itu.

Ini agak aneh.

"Kita sudah sampai di depan ruangan bos. Jangan terlalu tegang, nanti badan mu jadi tidak enak." Orang itupun memberikan semangat dengan artian yang lain.

Aku hanya mengangguk, melangkah masuk ke ruangan bos dengan tidak lupa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Anda Jake ya? Akhirnya anda datang juga. Silahkan duduk, kemudian isi formulir yang ada di atas meja saya. Jangan terlalu tegang, nanti badan mu jadi tidak enak."

Aneh, kata katanya sama dengan orang tadi. Aku jadi merasa sedikit merinding.

Tanpa berlama lama, aku segera mengisi surat formulir.

Tiba tiba, dari pantulan kaca di atas meja, aku melihat kepala bos membesar dan mulai mengeluarkan taring dari giginya.

Crattttt

"He-heii, apa yang kau lakukan!!!!" Teriak nya murka.

Ya, aku menusuk lehernya menggunakan ujung pena yang dalam kecepatan tinggi, bisa saja menjadi setajam pisau.

"Kau ingin memakan ku bukan? Sayang sekali, kau belum melihat isi formulir ku. Penyebab ku dikeluarkan dari sekolah, karena telah membunuh orang tua ku dengan ujung pena setajam pisau."

creepy pasta ; k-idols on hiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang