"Kau berapa lama disana?" Sehun menatap sang istri yang kini tengah membereskan barang-barang nya yang akan di bawa ke Australia.
Pasalnya Hari ini Sehun akan terbang ke Australia untuk melakukan kewajiban nya sebagai seorang pengajar.
"Tiga bulan mungkin? Hanya sampai mereka menemukan Dosen baru untuk fakultas Disana" ucap Sehun.
Sejeong menghembuskan nafasnya lalu menjatuhkan bokong nya di kasur berhadapan dengan Sehun yang kini tengah memeriksa beberapa dokumen yang mungkin juga akan ia bawa.
"Kau ini sudah menjadi Seorang COO lalu untuk apa kau masih menjadi dosen? Toh gajimu juga sudah lebih dari cukup".
Sehun memasukkan berkas-berkas nya kedalam koper lalu melepas kacamata nya yang bertengger di hidung mancung nya.
"Menjadi seorang pengajar sudah menjadi cita-citaku sejak kecil. Seperti kau yang saat ini masih menjadi seorang wanita karir walau sudah ada Hayoon di tengah kehidupan kita sekarang" Sehun tersenyum manis mengabaikan Raut Wajah Sejeong yang nampak nya mulai kesal.
Sehun tahu betul bahwa istri keduanya ini sangat tidak suka jika di singgung tentang karir nya saat ini. Sebenarnya Sehun sudah berkali-kali mengingat kan Sejeong untuk berhenti bekerja mengingat mereka sudah menikah dan juga kehadiran putri mereka yang kini tengah menginjak umur 13 bulan.
Tapi setiap kali Sehun mengatakan hal tentang pekerjaan sang istri. Justru Akhir nya nanti akan berakhir dengan pertengkaran. Jadi agar tidak lanjut ke langkah yang akan menguras emosinya Sehun lebih dulu untuk mengakhiri perkataan nya dengan perkataan yang pedas.
Sesekali ia juga ingin Sejeong menjadi ibu dan istri seperti wanita di luar sana.
Selama ini waktu nya hanya untuk pekerjaan saja 24 jam Sejeong lebih mementingkan pekerjaan bahkan untuk mengurus anak nya sendiri ia tidak sempat. Karena Sejeong begitu mencintai Karirnya sekarang jadi ia tak akan melepaskan usaha nya selama ini dengan cuma-cuma."Aku tidak bisa ikut ke bandara untuk mengantarkan mu. Malam ini ada pertemuan Klien penting dari Singapore".
Sehun mengangguk lalu mengusap singkat kepala sang istri. Ia tak ingin banyak bicara karena saat ini ia sedang tidak ingin berdebat dengan Sejeong.
"Kalau begitu aku titipkan saja Hayoon kepada Ibu" Sehun mengehentikan langkah nya mendengar ucapan Sejeong.
Alis nya terangkat menatap heran sang istri.
Sebenarnya apa yang ada di pikiran Sejeong saat ini? Sepenting itukah karir nya hingga harus menitipkan Anak nya sendiri ke orang tuanya?."Menitipkan Hayoon kepada ibu?"
Sehun mengulangi perkataan Sejeong dan dengan polosnya Sejeong mengangguk.
"Siapa yang akan mengurus nya jika dia berada di rumah? Lagi pula mom sedang pergi ke Jeju bukan?" Ucap Sejeong.
Sehun menahan emosi nya kali ini. Ini sudah terlewat batas. Sejeong lebih memilih Pekerjaan daripada Anaknya? Yang benar saja.
"Lalu kau?" Ucap sehun dengan raut wajah yang terlewat datar.
"Aku? Aku tentu saja bekerja" Jawab Sejeong dengan santai nya mengabaikan Raut wajah Sehun yang sudah memerah.
Sehun mendekati Sejeong dengan tangan terkepal.
BUGH
Sejeong terkejut melihat kelakuan Sehun yang secara tiba tiba menonjok tembok tepat dimana ia berdiri.
"Kau ini seorang ibu kau juga seorang istri tidak bisakah kau tinggalkan sebentar pekerjaan mu? Tidak bisa kah kau menjalankan kewajiban mu? Jika tidak bisa menjadi istri yang baik maka jadilah ibu yang baik untuk Anak kita Sejeong!"
BUGH
Lagi-lagi Sehun membenturkan punggung tangan nya yang masih terkepal ke dinding dan itu menyebab kan banyak nya darah yang keluar dari sana.
"Dimana pikiran mu? Hayoon masih berumur 13 bulan dan kau tak pernah punya waktu untuk nya!" Ujar Sehun dengan nafas tersengal.
Dihadapan nya kini Sejeong menatap Sehun dengan berani bahkan Sehun tak melihat ada rasa bersalah di sana.
"Dan aku harus meninggalkan karir ku? Usaha ku yang selama ini aku perjuangkan? Tidak Sehun itu tidak mudah aku merelakan seluruh waktu ku untuk semua ini. Jika kau saja tidak ingin meninggalkan mimpi mu sebagai seorang pengajar maka aku pun juga begitu aku tak akan meninggalkan mimpi ku sebagai wanita karir" ujar Sejeong.
Dengan segala rasa emosi nya Sejeong meninggalkan Sehun dengan tangan yang terluka di dalam kamar.
Sehun memejam kan matanya. Rahangnya mengeras menandakan emosi nya juga belum reda, dengan darah yang masih bercucuran Sehun menyugar rambutnya membuat wajah nya kini ikut ternodai darah.
Ini bukan sekali ataupun dua kali pertengkaran mereka hanya karena pekerjaan dan anak. Tapi ini sudah kesekian kali nya.
Bahkan tak jarang pertengkaran itu berawal dari Sehun yang sering menyinggung Sejeong.
Jangan salah paham. Disini Sehun hanya ingin merasakan menjadi sosok suami yang sebenarnya di mana ia dilayani dengan benar oleh istri nya sendiri.
Pertengkaran ini juga semata-mata karena Sehun menginginkan Sejeong untuk menjadi ibu yang baik untuk Hayoon. Sehun hanya tidak ini Hayoon tidak merasakan kasih sayang seorang ibu. Itu saja tidak lebih.
Sehun selalu saja membebaskan Sejeong untuk bekerja tapi bukan berarti Sejeong boleh melupakan Anak nya.
Kenapa semua menjadi terbalik? Di sana entah dimana ada sosok anak yang hidup hanya bersama ibunya bahkan sang ayah tak pernah melihat wajah nya seperti apa.
Tapi disini justru ada anak yang tak pernah mendapat perhatian dari ibunya. Padahal mereka sering bertemu secara langsung bahkan mereka juga berada di satu atap yang sama.
-
Gimana Part kali ini? Jangan di bawa ke hati ya ini cuma cerita belaka aja.
Jangan lupa vote komen sama follow yaa...
Timaaci <3
![](https://img.wattpad.com/cover/286308857-288-k174740.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LECTURER IS MY EX-HUSBAND
General FictionMenjadi Single Parent di umur yang terbilang muda memang lah tidak mudah bagi seorang wanita bernama Lalisa Kim. Berawal dari di jodohkan oleh orang tua nya lalu merelakan suaminya untuk wanita lain membuat Lisa belajar bahwa hidupnya tidak mulus s...