Bahagia mu? Penyesalan ku

3.4K 443 63
                                    

Lisa sudah berkali-kali menenangkan putri kecilnya namun sepertinya Gelisa memang tidak nyaman disini. Malam ini Lisa pergi ke kota Melbourne untuk menghadiri makan malam bersama dengan Wendy dan juga kedua orang tua Wendy.

Tadinya Lisa tidak ingin ikut mengingat bahwa Gelisa pasti rewel jika di bawa berpergian tapi Lisa mengingat janji nya kepada Wendy seminggu yang lalu bahwa dia harus menemani nya bertemu dengan orang tua nya di Melbourne.

Ini sudah ke tiga kali nya Lisa keluar masuk Cafe mewah itu guna untuk menenangkan sang anak. Gelisa selalu saja menangis jika di bawa masuk ke dalam tapi sang ibu juga tak bisa jika harus berlama-lama di luar. Walaupun Melbourne indah malam ini tapi tetap saja angin malam tidak lah baik untuk si kecil.

"Nampak nya Dia begitu menyayangi anak nya" Ujar Nyonya Son atau yang lebih di kenal Nyonya Zuckerberg, ibu Wendy.

Wendy mengangguk sembari menyuapkan sesendok cake ke dalam mulut nya "Tentu saja, Lisa adalah wanita yang kuat dia menjadi ibu dan juga ayah untuk si kecil Ji'a dalam waktu bersamaan" Ujar Wendy.

"Ji'a ?" Kening Nyonya Son mengekerut saat Wendy menyebutkan nama Korea Gelisa.

"Nama Korea Gelisa Adah Ji'a, Kim Ji'a. Seperti aku yang yang mempunyai nama Korea Son Seung-wan maka seperti itulah Gelisa" Tutur Wendy.

"Lisa pandai memilih nama untuk anak nya, aku tak pernah membayangkan ada seorang wanita yang bisa menanggung tanggung jawab sebesar ini apalagi mengingat usia nya yang masih muda." ujar  Tuan Zuckerberg.

Ayah Wendy menatap Lisa dari balik kaca ia tersenyum simpul saat Lisa kini semakin berusaha membuat tenang anak nya. Mata nya kemudia beralih menatap Wendy yang tengah sibuk memakan Cake nya.

"Lalu sampai kapan kau akan terus menggantung perasaan Caellum ?" Celetukan sang ayah membuat Wendy mendongakkan kepala nya.

Gadis bersurai Coklat itu menaruh sendok kecilnya lalu mendesah lelah.

"Berhenti memaksaku untuk terus dekat dengan si tinggi sungguh aku sangat tidak menyukai nya. Kenapa kalian ini tidak mengerti ?" Kilatan emosi sudah mulai terlihat di mata Wendy ketika Sang ayah menyebutkan nama laki-laki yang sudah secara terang-terangan tak ia sukai.

"Namanya Caellum bukan tiang" Ujar sang ibu dengan tenang.

"Aku sama sekali tidak peduli dengan siapapun itu nama nya. Jadi berhentilah menjodohkan ku dengan lelaki itu!" Tegas Wendy.

"Tapi dia menyukaimu Wendy!" Sang ayah nampak nya tak ingin kalah. Melihat situasi yang mungkin akan terjadi perdebatan antara Sang anak dan juga Sang ayah, Sang ibu justru hanya menatap acuh kedua nya seakan tak peduli apa yang akan terjadi.

"Aku tegaskan sekali lagi aku tidak peduli dengan perjodohan ini aku muak! Sangatlah muak! Aku akan menikah tapi tidak dengan laki-laki pilihan kalian!" Setelah berkata demikian Wendy mengambil kasar tas nya dan juga tas Lisa, meninggalkan kedua orang tuanya ya g sedang meredam emosi.

Wendy melangkah kan kaki ya dengan cepat bahkan ia sampai tak sengaja menabrak seorang pelayan dan menumpahkan minuman yang pelayan itu bawa. Namun Wendy saat ini sedang meredam emosinya jadi ia tak mempedulikan pelayan itu. Bahkan Wendy pergi tanpa mengucapkan kata 'maaf'.

Tentu saja itu menjadi tontonan banyak pengunjung cafe itu apalagi sejak perdebatan nya dengan sang ayah.

"Lisa"

Lisa membalik kan badan nya menghadap Wendy.

"Why?"  Lisa bertanya dengan sedikit intonasi panik ketika melihat wajah Wendy yang sekarang tengah meredam emosinya.

MY LECTURER IS MY EX-HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang