Sebuah Notif

7 2 0
                                    

Pukul setengah sepuluh malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul setengah sepuluh malam.

Bibirku kembali mengukir senyuman; jantungku kembali berdetak lebih kencang.

Hanya karena satu notif yang masuk di ponsel yang aku genggam.

Satu pesan sederhana dari dia si tokoh utama.

Tahun ini sudah banyak memberi ku kebahagiaan. Terlebih lagi di bulan kelima.

Aku tau..

Setelah dia mengetahui tentang rasa yang aku punya, keadaan sudah berubah.

Dia seakan memberi jarak;

Untuk menanyakan perihal kabar pun rasanya sungkan.

Bahkan beberapa bulan yang lalu, aku sempat berpikir mustahil rasanya bisa kembali berkomunikasi baik dengannya.

Dia gak salah;

Aku yang salah.

Salahku yang mempunyai rasa lebih dari seorang teman.

Sejak itu aku berhenti berharap. Keadaan gak akan pernah bisa membaik.

Aku dan dia akan tetap menjadi asing.

Aku pernah meminta pada Tuhan untuk mengembalikan dia menjadi sosok yang dulu aku kenal.

Meminta agar keadaan bisa kembali membaik.

Dan Tuhan mengabulkan itu di tahun ini.

Semesta, boleh hentikan waktu sejenak?

Aku masih ingin menceritakan banyak hal dengannya; masih ingin menjadi tempatnya bercerita.

Di percakapan itu dia cerita bagaimana sulitnya tugas terakhir kelulusannya.

Pesan itu memang hanya membicarakan seputar pelajaran, tapi rasanya aku begitu bahagia.

Malam selalu saja menjadi saksi aku bahagia karena nya; pantas saja malam juga yang selalu menjadi saksi aku merindukannya.

Malam semakin larut, tapi senyum di bibirku tak ingin pudar; bahkan mataku tak ingin terpejam.

Hanya karena sebuah pesan darinya.

Dan dia selalu menjadi alasan sederhana yang membuatku bahagia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AKSARA untuk RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang