Langkahnya tegap diambil panjang-panjang, senyum pria ini tak berhenti mengembang hingga siapapun pasti terpana memandangnya, kemudian kedua tangan kanan-kirinya penuh dengan beberapa kantong tas kain yang berisi makanan dan bahan masakan
"Phi datang!" seru seorang gadis kecil yang dari tempatnya duduk sudah melihat seseorang yang ia tunggu
Mendengar teriakan itu, lantas semua teman-teman dari gadis kecil tadi menghampiri sosok yang membawa kantong belanjaan tadi dan mengerubunginya
"Phi lama sekali datangnya!" ucap salah satu anak yang mengerubungi pria tersebut
Pria tersebut hanya tersenyum "maaf phi tadi mampir membeli ini" dia mengangkat tas kain di kedua tangannya
"apa itu phi?" tanya seorang gadis yang paling tua diantara mereka, usianya sekitar sebelas tahun
"ini untuk kalian..." ucapan pria itu terpotong begitu saja dengan sorakan gembira dari para anak-anak tersebut
Kemudian seorang pria manis yang berusia sama dengan pria dewasa itu menghampiri kerumunan anak-anak tersebut
"p'Oon lihatlah! p'Kong membwakan sesuatu untuk kami!" ucap salah satu anak tersebut, kemudian kepalanya diusap oleh pria yang di panggil Oon tadi
Oon tersenyum "apa yang harus kalian lakukan jika diberi sesuatu?" tanya Oon pada anak-anak tersebut
Serentak mereka menghadap pria yang di panggil Kong dan memberi wai lalu mengucapkan terima kasih "terima kasih p'Kong" ucap mereka kompak
Kong mengangguk "iya sama-sama" ucap Kong "ini ambilah, bagi sama rata, ya!" titah Kong sambil menyerahkan tas kain yang berada di tangan kanannya pada anak tertua, setelah mengucapkan terima kasih lagi kemudian para anak-anak tersebut pergi untuk membongkar tas kain bawaan Kong
Kini tinggalah kedua pria dewasa yang canggung, tidak tahu harus mengatakan apa pada satu sama lain, tas kain pun masih di genggaman Kong, hanya tersenyum canggung satu sama lain
"Arthit"| "Kongpob" panggilnya bersamaan, keadaan malah semakin canggung alibat ulah mereka sendiri
"kau duluan" | "kau dahulu" ucap mereka bersamaan lagi, Kongpob mengusap tengkuknya kaku
"err... ini bahan makanan, aku tidak paham apa yang harus aku beli, jadi aku beli semuanya" Kongpob menyerahkan beberapa tas kainnya yang tersisa buru-buru pada Arthit
Arthit mengangguk canggung "uumm... terima kasih" mereka berdua tersenyum kaku "mau... minum teh? Anak-anak juga sedang menikmati snack mereka, itu akan lama" Arthit memecah kecanggungan
Kongpob mengangguk "boleh, terima kasih" kemudian mereka masuk ke dalam sebuah rumah sederhana tempat tinggal Arthit
Arthit adalah putra sulung dari keluarga Rojnapat, namun Arthit harus kehilangan kedua orang tua dan kedua adik perempuannya lima tahun yang lalu karena sebuah kecelakaan tunggal, dimana menurut penyelidikan mobil yang di tumpangi keluarga Arthit mengalami rem blong, kemudian masuk ke sungai saat menghindari seorang penyebrang lansia
Arthit tidak ada dalam kecelakaan itu karena dirinya sedang berada di rumah dan sedang demam. Arthit benar-benar hancur saat itu
Akhirnya Arthit menjual rumah peninggalan keluarganya kemudian hasilnya ia simpan di bank untuk simpanannya, beberapa ia ambil untuk membeli rumah sederhana untuk ditinggalinya sendirian
Benar-benar sendirian, dirinya tidak memiliki sanak saudara lagi. Saat itu benar-benar Arthit berada di keadaan tak ingin hidup lagi karena ia berpikir tak ada gunanya ia hidup jika sendirian, berkali-kali ia mencoba bunuh diri tetapi selalu selamat, entah Tuhan ingin menyiksanya atau apa Arthit tak tahu, ia benar-benar frustasi
KAMU SEDANG MEMBACA
Kongpob Arthit Oneshoot
FantasyKumpulan cerita singkat tentang Kongpob dan Arthit