Berondong

387 39 14
                                    

Malam dan dingin karena hujan yang teramat deras membentur atap gedung dan jendela di Bangkok seakan mendukung Arthit untuk terus berteriak mengeluarkan lenguhan yang terdengar begitu seksi di telinga Kongpob saat manhole nya ditumbuk kasar

"ah.. n-nonghh.. ah..." Arthit terus mendesah kala prostat nya tersentuh barang tumpul milik Kongpob

Yang dibawah merasa penuh, yang diatas merasa terbang ke awan karena nikmatnya penyatuan mereka

"ahnh... ugh!"

Peluh di sekujur tubuh berbalapan turun dengan hujan deras yang meredam desahan kedua insan yang saling menghangatkan dan menyatukan diri guna menuntaskan hasrat mereka

"ah.. nong Konghh... deeperhh... annhh.."

"ugh! p'Krist... ahh!"

Arthit bergeming, ia turn off seketika saat mendengar nama yang di desahkan bukanlah nama dirinya, melainkan nama orang lain. Nafsunya hilang begitu saja

Lain dengan Kongpob yang masih saja menumbuk prostat Arthit dengan brutal tanpa ampun dan tanpa memperdulikan Arthit yang sudah mengeluarkan air matanya, ruangan itu gelap jadi Kongpob tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas

"ughh... sedikit lagiihhh..."

Arthit merasakan lubangnya semakin terasa penuh karena barang Kongpob yang terus menggembung dan siap mengeluarkan benihnya

"ahhkk... p'Krriiisstthhh!" pekik Kongpob yang mengeluarkan putihnya sambil meneriakan nama Krist, tubuhnya langsung ambruk menimpa Arthit yang berusaha menahan tangisnya

"hahh... hahhh... terima kasih phi" ucap Kongpob sebelum dirinya terlelap

Hati Arthit sakit, sangatlah sakit karena ia mencintai Kongpob. Tetapi ia sadar diri, Arthit hanyalah seorang pelacur yang dipakai Kongpob untuk memuaskan hasrat seksualnya yang tak bisa Kongpob dapatkan dari sang kekasih

Setelah Kongpob terlelap, Arthit mengusap air matanya kasar kemudian perlahan bangun dan menelpon seseorang

"satu langkah lagi, jika ini berhasil apa selanjutnya?"

"apalagi? Mintalah pertanggungjawaban, buat berondongmu mencintaimu hingga meninggalkan kekasihnya yang penyakitan, setelah semua berhasil, tinggalkan dia, hancurkan dia"

"semudah itu?" tanya Arthit tidak percaya.

"entahlah, tetapi aku pikir sesuatu yang akan kau miliki nanti bisa menjadi senjata untuk melawannya"

"aku tidak yakin"

"kau tahu? Sesuatu yang menurutmu sepele bisa menjadi emas bagi orang lain"

"semoga saja kita berhasil"

Selesai membersihkan dirinya Arthit langsung pergi perlahan agar tidak membangunkan lelaki yang menyetubuhinya tadi

Arthit adalah seorang pelacur senior di bar ternama yang sudah bekerja selama tujuh tahun. Hidup sendirian membuat Arthit terpaksa bekerja seperti ini demi mencukupi kebutuhan hidupnya.

Keluar dari panti asuhan karena usianya sudah legal, hanya dengan bekal bisa baca tulis dan berhitung, membuat pemuda manis itu bekerja serabutan.

Awalnya ia hanya bekerja sebagai bartender saja, namun banyak wanita yang ingin menyewanya karena melihat Arthit begitu menawan saat bekerja, akhirnya atasan Arthit memintanya menjadi pelacur untuk wanita, ingatkan jika Arthit adalah pria lurus.

Hingga di tahun ke enam ia bekerja, atasannya mengatakan jika ada seorang pria yang menginginkannya. Jelas Arthit menolak karena ia hanya melayani wanita saja, atasannya terus membujuk dengan bayaran yang fantastis.

Kongpob Arthit OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang