Mahasiswa tingkat empat sudah mempunyai istri dan menjadi calon ayah? Yang benar saja! Bahkan magangnya saja belum di mulai!
Tapi ini terjadi pada Kongpob, anak dari seorang pelayan di mansion milik Keluarga Rojanapat yang terpaksa menikahi majikannya yang usianya terpaut tiga tahun diatas Kongpob
Begini awalnya, saat itu Kongpob yang masih kuliah tahun pertama baru saja pulang dari kampusnya. Tubuhnya masih lelah karena kegiatannya yang padat, tiba-tiba ibunya meminta dirinya untuk menikahi putra dari majikannya
"tapi mae, aku bahkan belum satu semester menjadi mahasiswa" Kongpob berusaha menolak dengan halus agar tidak melukai perasaan wanita tercintanya
"tolonglah mereka kali ini, nak... anggaplah sebagai balas budimu kepada mereka yang sudah membiayai pendidikanmu hingga sekarang" ibu Kongpob memelas
"tetapi ada p'Bright dan May juga yang di biayai tuan Rojanapat, kenapa harus aku? Lagipula aku laki-laki, p'Arthit juga laki-laki. Kenapa tidak May saja? Dia kan perempuan..."
"Kong... dengarkan mae" sela ibu Kongpob
"Bright tidak mungkin menikahi tuan muda, apalagi May karena tuan muda tengah mengandung!" ucapan sang ibu membuat Kongpob tersentak
"tuan muda hamil, dan orang yang menghamili tuan muda kabur ke luar negeri, mereka memutuskan untuk menikahkan tuan muda denganmu" jelas ibu Kongpob
Kongpob menatap ibunya tidak percaya "jadi? Aku harus bertanggungjawab untuk kesalahan yang bahkan aku tidak tahu apa yang terjadi dan aku tidak melakukannya? Jika aku tahu akan seperti ini, lebih baik dari awal aku tidak menerima belas kasihan mereka dan memutuskan pendidikanku" sarkas Kongpob tertawa remeh
"Kongpob, tolonglah tuan besar, ingatlah semua kebaikan yang kau terima dari mereka sejak kecil, tuan dan nyonya besar bahkan menganggapmu sebagai putranya sendiri" ibu Kongpob sudah menangis berlutut di kaki Kongpob
"mae bangunlah jangan begini" Kongpob sedikit goyah melihat ibunya memohon begini
"tidak, sebelum kau menyetujuinya"
"hm... baiklah aku akan menikahi p'Arthit" ucap Kongpob akhirnya
Semuanya terjadi begitu saja, Kongpob dan Arthit yang masih kuliah itu menikah di gereja terbesar di tempat mereka, resepsi yang mewah, beserta sekenario yang 'wah' bagi Kongpob sendiri
Berita itu menjadi topik yang hangat diperbincangkan mengingat keluarga Arthit bukanlah dari kalangan biasa
Hidup Kongpob maupun Arthit berubah 180 derajat setelah menikah, Arthit menerima hukuman dengan keluar dari mansion rojanapat sampai batas waktu yang belum ditentukan dan akan tinggal bersama Kongpob yang juga pindah meninggalkan ibunya sendirian
Sebenarnya kehamilan Arthit adalah aib bagi keluarganya. Bukan masalah jika Arthit dalam keadaan sudah bersuami, tetapi Arthit baru saja memulai tahun terakhirnya kuliah dan sudah berani berbuat macam-macam
Akhirnya Arthit dipaksa untuk menikah dengan orang pilihan ayahnya yaitu Kongpob dan harus pasrah mengikuti suaminya pergi nanti sebagai ucapan terima kasih
Lain dengan Arthit yang mendapat hukuman, Kongpob justru diberikan kemewahan. Ia diberikan kartu anjungan tunai mandiri yang akan di isi oleh tuan Rojanapat setiap bulannya sebagai hadiah karena mau memenuhi permintaan tuan Rojanapat
Kemudian Kongpob akan diberi uang untuk membeli rumah ataupun apartemen untuk tempat tinggalnya dengan syarat Arthit tidak boleh mengetahui segala kemewahan yang Kongpob terima adalah pemberian ayahnya
"kita akan tinggal dimana?" tanya Arthit, karena ia hanya mengikuti Kongpob saja
"aku sudah menyewa apartemen yang lumayan jauh dari kampus phi, tetapi dekat dengan kampusku, phi akan mengambil cuti selama hamil, kan? Jadi phi bisa beristirahat saja" ucap Kongpob tanpa menatap Arthit, sementara Arthit tidak mengeluarkan protes sama sekali, Kongpob menganggapnya ada pun Arthit sudah bersyukur
KAMU SEDANG MEMBACA
Kongpob Arthit Oneshoot
FantasyKumpulan cerita singkat tentang Kongpob dan Arthit