Vier

4K 298 18
                                    




Warning‼️

Sexual Abuse, Violence, Rape, Hardcore, Hurt❗BDSM‼️








••••••



Seminggu telah berlalu

Sejak hari itu, syeavi belum juga disentuh Avarga sama sekali. Syeavi memang tetap berdebar tegang dan terintimidasi jika berada di dekat Avarga, tapi perasaan senangnya lebih mendominasi. Ia cukup bahagia melihat Avarga mau memakan masakan buatannya dan makan bersama di satu meja.

Sebelumnya, Avarga itu tidak pernah mau memakan makanan buatan Syeavi. Dia akan berlalu begitu saja, bahkan melempar makanan ke lantai setelah sempat memaki dengan kata-kata pedas menyakitkan.

Tak jarang menyenggol keras bahu Syeavi dan menghina penampilannya yang terlalu polos.

"Aku pergi."

"Ya. Hati-hati." jawab Syeavi diikuti mengulum senyum hangat.

Lagi.

Kalau sebelumnya Avarga tidak pernah berpamitan ketika hendak pergi ke kantor, berbeda dengan saat ini, lebih tepatnya sejak lima hari yang lalu. Syeavi menatap punggung sang suami yang semakin menjauh dan menghilang dari pandangan.

Selama ini, apa kalian mempertanyakan pekerjaan syeavi?

Benar!

Syeavi adalah anak salah satu pengusaha terkaya di Korea Selatan. Tidak bekerja juga tidak masalah.
Ditambah menikah dengan seorang direktur utama perusahaan yang cukup besar.

Walau nyatanya Avarga tidak pernah memberi uang bulanan, tapi itu tak apa. Orang tua Syeavi memberikan banyak black card.

Tapi.. hey! Syeavi juga memiliki pekerjaan dan menghasilkan nominal yang tidak bisa dikatakan sedikit dalam pandangan kaum elit. Dia bukan pengangguran.

Syeavi tidak minat berkecimpung di dunia bisnis seperti halnya keluarga besarnya. Ia lebih menyukai kebebasan dan seni.
Oleh karena itu, dia menekuni seni lukis. Beberapa lukisannya bahkan dilelang di pameran internasional. Sea Alexa zia, itulah namanya.

Syeavi tidak memakai nama asli karena ingin hasil karyanya diapresiasi dengan semestinya, tanpa dilebih-lebihkan atau dibuat-buat hanya karena silsilah keluarga.

Selain itu, dia juga memiliki asisten pribadi dan banyak staff mengurus semua hal yang berhubungan dengan lukisannya, baik itu pameran pelelangan, maupun interview dan sebagainya. Syeavi hanya mengawasi dari jauh.
Jadi, memang tak ada yang mengetahui sosok misterius
Sea Alexa zia.

Bahkan Avarga juga belum tau.
Lebih tepatnya dia tidak ingin tahu dengan apa yang dikerjakan Syeavi di kamar lain yang telah disulap menjadi ruang lukis.

Tak lama kemudian, Syeavi mendengar suara dering ponsel dari kamar. Ia pun beranjak dari kursi makan dan melangkah menuju kamar.

"Hello.."

"Tentu aku mengingatnya."

"Sekarang?."

Syeavi menimbang sejenak.
"Eum, baiklah." Putusnya. Setelah itu, ia bersiap-siap untuk pergi. Tadi Bella yang menelpon, asisten pribadi serta sahabat sejak kuliah di Berlin. Meminta untuk bertemu di hotel tempat pameran lukisan dari para pelukis terkenal berlangsung.

.

.

.

.

"Bagaimana menurutmu tentang lukisan ini, Mr. Avarga? Presdir Nicholas ingin membeli lukisan ini, tapi keduluan oleh senator delio."
Tunjuk Evinno, sahabat dan rekan bisnis Avarga, pada sebuah lukisan yang tergantung.

Sejak tadi, Avarga melangkah di samping Evinno dari satu lukisan ke lukisan lain tanpa minat.

Namun, ia merasa sedikit familiar dengan satu lukisan yang ditunjuk Evinno, seperti pernah melihatnya, tapi entah di mana?

Avarga hanya mengangkat bahu, "Entahlah. Aku tidak terlalu mengerti lukisan."

Baru saja Evinno hendak berbicara, ada keributan lain yang menarik perhatian.

"Kau pikir kau siapa, huh?! Seenaknya saja menyentuh lukisan ini." Seorang pelayan hotel wanita menghardik gadis berkacamata tebal yang hanya menunduk.

Dilihat dari cara berpakaian yang sangat biasa-biasa saja, pasti Gadis itu kaum miskin kelas bawah.

Si wanita menatap sinis dan merendahkan, "kalau lecet, apa kau bisa ganti rugi?!! Jangan bodoh!! Kau tak akan mampu."

"Ma'af."

PLAK!!!

Semua mata menatap terkejut.
Bahkan, bisik-bisik menjadi lenyap dan seketika keheningan melanda ruangan itu.

"Kenapa kau di sini?."

"Aku.." Syeavi masih menunduk dan malah menggigit kecil bibir bawah kala mendengar suara dingin nan Familiar. Ia tidak bisa mengeluarkan alasan.

Si pegawai wanita menyentuh pipi yang baru saja ditampar kasar dan menatap interaksi dua insan dihadapannya dengan linglung.
Apalagi salah satunya adalah pemilik hotel tempatnya bekerja.
Walau sangat jarang kemari, tapi semua pekerja mengenal wajah itu.

"Ini hari terakhir kau bernafas disini." Ucap Avarga kemudian.
Kali ini bukan pada syeavi.

"Mr. Avarga, orang aneh itu melanggar aturan karena menyentuh lukisan berharga ini. Saya memperingatinya agar tidak merusak." si karyawan mencoba membela diri.

"Aneh? ORANG YANG KAU SEBUT ANEH INI TELAH MENIKAH DENGANKU!!"

Seketika Syeavi mengangkat kepala, terperangah kaget menatap Avarga. Tidak pernah terpikirkan olehnya bahwa pria kejam itu akan mengakui dirinya dalam keadaan dan waktu seperti ini.




























































































[ TO BE CONTINUED ]

Tolong beri vote & komen!!!

-Follow akun ini-

A Trapped [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang