Chapter 4

704 104 11
                                    


"Makasih, Jena Sayang." ucap Arin, sambil memberikan buku catatan milik Jena yang sempat ia pinjam.

Maklum, saat pelajaran Teknologi Informasi tadi, Arin ketiduran.

Jena menaik-turunkan kedua alisnya, "Beliin gue chuba ya."

"Ya Allah, Na, emang masih ada yang jual chuba?" tanya Arin sarkas, sekaligus bingung karena orang se-modern Jena masih kenal dengan ciki chuba. Jena malah tertawa menanggapinya, "Lo pulang sama siapa?"

"Mang Hangyul, lah. Siapa lagi?" sarkas Jena, kemudian memakai tasnya yang berbentuk seperti totebag.

Arin memutar kedua bola matanya, "Siapa tau sama Kak Wonwoo, atau sama My Prince Cogan Kak Jake." ucapnya. "Atau sama si Na Jaemin."

Jena mendecih sebelah, "Enggak lah."

Keduanya berjalan keluar kelas. Meninggalkan Yeri yang masih bertengkar dengan Eric karena menyembunyikan tablet nya. Sudah biasa, justru aneh kalau Eric dan Yeri dalam sehari tidak bertengkar.

Di tengah perjalanan, Jena dapat melihat Jake yang tengah dikerubungi teman-temannya. Biasa, mengobrol sebelum benar-benar pulang.

Arin sudah kelewat gugup bahkan di radius hampir sepuluh meter dari Jake. Jena meliriknya aneh, Arin tidak pantas bertingkah sok anggun seperti itu. "Rin sumpah lo menjijikan."

"Ck, iri dengki aja lo sama kecantikan gue." balas Arin tidak terima. "ASTAGFIRULLAH, KAK WONWOO!"

Jena memejamkan kedua matanya, dengan kedua tangan yang menutupi telinga. Badannya sedikit membungkuk, sebelum ia mengintip dan mendapati Arin tengah menyengir lebar, "Maaf, Na. Tuh-- Kak Wonwoo ngagetin."

Jena mengernyit, kemudian menoleh ke belakang dan mendapati Wonwoo yang tengah memakai hoodie hitam dan juga masker hitam. Seperti ninja, kurang lebih.

Mata Wonwoo melirik sesuatu yang berada di pergelangan tangan Jena, ia tersenyum di balik maskernya. "Cie, gelang dari gue langsung dipake."

Arin menganga.

Jena membuangan pandangannya, ia tersipu.

"Pulang sama siapa?" tanya Wonwoo, melepas maskernya kemudian meletakannya ke dalam saku hoodie.

"Mang Hangyul," jawab Jena, tak segan menyebut nama Mang Hangyul karena Wonwoo juga sudah tau siapa Mang Hangyul.

"Sama gue aja, yuk? Temenin cari kado buat Ibu." tawar Wonwoo, kini melirik Arin yang malah tengah menandang ke arah Jake.

"Mm," Jena menggumam. "Besok aja gimana? Mang Hangyul udah jalan, Kak." tolaknya secara halus. Sebenarnya, Jena sama sekali belum mengabarj Mang Hangyul untuk jemput. Jena hanya malas pergi, apalagi perutnya sedang nyeri karena sebentar lagi datang bulan.

"Yaelah, masih jam segini, Na. Suruh Mang Hangyul tunggu, nanti gue anter lo ke sini lagi." ujar Wonwoo, kemudian menarik lengan Jena tanpa izin.

Arin yang semula sedang memuja wajah tampan Jake dari jauh, ikut tersentak. "EH, JENA MAU DI APAIN?!" teriaknya heboh, padahal Jena hanya di tarik santai cenderung seperti digandeng.

"K-Kak, besok aja." ujar Jena, berusaha menghentikan langkah dan menarik lengannya.

Wonwoo mendecak, "Besok gue ada panahan." balasnya tanpa menoleh.

Arin tiba-tiba memekik. Baru saja Jena ingin menoleh, namun badannya sudah terhuyung ke belakang. Bukan tersandung atau terpeleset, tapi seseorang lain juga ikut menariknya. Tapi kali ini seperti sengaja agar Jena lepas dari genggaman Wonwoo.

Let Her Choose || Lee Heeseung EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang