"Oh jadi ini rumah, Alvin." Fira menatap rumah mewah di hadapannya dengan takjub. Ukuran rumah Alvin dua kali lipat lebih besar dari rumahnya. "Gilasih, ternyata dia juga sekaya itu," ungkapnya sembari melirik Dani yang berdiri di sebelahnya.
"Apa? Kenapa liatin gue kayak gitu?" Dani bertanya heran. Atas paksaan dari Fira, akhirnya tiba waktu dimana dia mengantarkan gadis itu ke rumah Alvin untuk pertama kalinya.
"Gue penasaran aja kenapa lo sama Alvin gak pernah ngasih tau alamat rumah kalian ke gue," ungkap Fira.
"Biar gak kelihatan kaya, kalau gak bayar uang kas kan jadi bisa cari alesan." Dani menjawab sembari mengedutkan alis.
"Gak masuk akal!" Fira berseru sebal. Ia hendak melayangkan pukulan pada pemuda itu, tapi urung ketika dia mendengar deheman keras dari gadis di sebelahnya.
"Bukannya sekarang kita harus panggil Alvin?"
Fira mengabaikan Dani, kini melirik Rania dan mengangguk setuju. "Alvin!!!"
TAK!
Sebuah jitakan langsung mendarat ke kepala Fira yang baru saja berteriak. Dani, sang pelaku mencibir, "Berisik bego! Ngapain teriak kalau udah ada bel."
Fira yang hendak marah karena dijitak itu langsung mengubah raut wajahnya jadi sok polos. "Oh iya juga."
Tanpa kata, Rania maju untuk menekan bel yang ada di dekatnya. Namun setelah beberapa kali ditekan pun, tidak ada seseorang yang muncul sama sekali.
"Kenapa gak ada yang keluar ya?" tanya Fira.
"Kayaknya Alvin sama keluarganya lagi pergi?" Dani menjawab, sambil mengendikkan bahu.
"Mungkin, tapi kenapa bahkan pekerja rumahnya gak ada yang keluar?" Fira mengerutkan kening heran, ia berkali-kali mengedarkan pandangan ke balik gerbang rumahnya, tapi tak ada tanda-tanda keberadaan seseorang sama sekali.
"Mereka gak punya pekerja."
Fira dan Rania yang mendengar jawaban dari Dani langsung menoleh padanya bersamaan, merasa tak percaya. Memiliki rumah sebesar ini, mengapa mereka tidak mempekerjakan seseorang sama sekali? Bahkan rumah Rania dan Fira yang rumahnya lebih kecil saja, punya sedikitnya satu orang asisten rumah tangga.
"Kenapa kalian heran banget? Sama kayak gue, mereka juga lebih sering nyewa pekerja buat bersih-bersih sesekali aja. Apalagi Alvin juga tinggal sama ibu dan kakaknya, jadi mereka sering bersih-bersih sendiri."
Fira yang mengetahui kondisi Dani yang mirip dengan Alvin, mengangguk paham. Sementara Rania yang tidak mengetahui apa-apa soal dari, ketika mendengar kata 'sama kayak gue' dibuat lebih heran. "Jadi situasi Dani sama Alvin mirip ya?" tanyanya, tapi sambil melirik kepada Fira bukannya Dani.
"Iya. Bedanya Dani itu tinggal sendiri, jadi dia lebih sering nyewa pekerja gitulah. Ya kan, Dan?" Fira menambahkan penjelasan. Dani mengangguk, membenarkan.
"Memang keluarganya ke mana?" tanya Rania kembali pada Fira.
"Katanya sih ortunya kerja di luar negeri."
"Dia bener-bener tinggal sendiri? Di rumah yang juga sebesar rumah Alvin?"
"Iya, Dani sama sekali gak punya sodara. Malahan kayaknya rumahnya lebih—"
"Rania." Dani memotong penjelasan Fira. Menatap lurus pada gadis bersurai panjang di samping Fira. "Kalau mau tanya soal gue, tanya aja langsung ke gue. Apalagi sekarang gue juga ada di sini, kenapa lo malah tanya Fira?"
"Ah ya, maaf." Rania menjawab singkat.
Dani terdiam sesaat sebelum kemudian berkata lagi, "Lo gak mau tanya sesuatu lagi soal gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DARKSIDE
Mystery / ThrillerKesalahan yang dibuat orang tuanya di masa lalu menjadi penderitaan bagi Alvin di masa depan. Sisi gelap yang selama ini ditutupi akhirnya terbongkar. Alvin benci hidupnya kini. Setiap langkah yang dia pijak terasa sangat berat. Bahaya mengancam dan...