Chapter O1 : Mengetahuinya

57 25 22
                                    

...

Hari itu aku sedang berada di sebuah toko buku di Australia, tepatnya di Sidney. Tiba tiba hujan deras mengguyur kota Sidney saat aku selesai membeli beberapa buku di toko itu. Saat sedang berdiri di teras toko, datang sesosok lelaki menggunakan motor dengan pakaian yang sudah basah kuyup. Saat dia hendak melepas helm Flo menelpon ku.

Drrttt Drrrttt

" Iya Flo? Ha? "
" .... ......... ..... "
" Apaa? Ngga kedengeran, hujannya deres banget "
" Lagi di .... "
" Haa? Lagi apa? Lagi nunggu hujan reda "
" Lagi dimana feibiii? " Teriak Flovie
" Oww, lagi di teras toko buku "
" .... ........ "
" Ha apa? Udah yaa, nanti ku telfon lagi "

Selesai mematikan telfon, aku sontak terdiam saat melihat pria tadi sudah berdiri di sampingku. Ntah kenapa dingin hujan tergantikan oleh kehangatan secara tiba - tiba. Jantungku juga berdetak kencang. Ingin rasanya aku menjauh darinya, tetapi ada rasa tidak enak. Akhirnya aku beranikan menyapanya.

" Hallo? Kayanya kamu kedinginan deh " Ujar ku agar suasana tidak hanya di ramaikan dengan derasnya hujan.

" Perlu sesuatu ngga " Tambahku karena belum ada respon

" Mungkin saya hanya perlu baju ganti, tapi hujannya juga sudah mulai reda, terimakasih sudah bertanya. Saya duluan " Jawabnya formal dengan senyuman tipis dan langsung pergi ke arah motornya di parkir, menaiki motornya dan bergegas pergi.

Jarang sekali aku bertemu pria sepertinya, ntah rasanya tidak biasa, sayangnya aku tinggal 3 hari lagi di Sidney dan harus pergi ke tempat lain.

Saat pulang ke apartemen, aku menceritakan tentang pria itu ke sahabatku Flovie. Dimana tanggapan dia membuat diriku terkejut.

" Yakin deh, dia cinta pertama kamu babee " Kata Flovie semangat.

" Masi bingung, serius yang aku rasain ini cinta? " Jawabku masih dengan tanda tanya.

" Yakin harus, kamu udah hidup 19 tahun, dan belom pernah ngerasain jatuh cinta feibiiii " Seru Flovie yang kedua kalinya.

" AUHJSKSKSKJJSDJSKK, TAPI KITA JANJIAN DI SIDNEYNYA TINGGAL 3 HARI :( " Keluhku ke Flovie.

" Apasi, kamu udah 19 tahun, dia harus jadi milik kamu, kita disini aja sampai aku bisa cari tau itu cowo sampai akar - akarnya. " Jelas Flovie semangat.

" Seriusly? AAAAA" Tanyaku masih tidak percaya ternyata aku mempunyai sahabat sebaik Flovie.

" Iya, kapan sih aku bohongin kamu? " Balasnya dengan mata julidnya.

Sontak aku langsung memeluk Flovie dan mencium pipinya. Malam itu aku sudah tertidur lelap duluan. Tanpa aku sadari Flovie tidak tidur untuk mencari identitas pria yang ku ceritakan tadi. Flovie juga memiliki insomnia jadi dia sudah terbiasa jarang tidur. Tapi terkadang aku juga khawatir dengannya.

Pukul 09.23 dimana kita sarapan diluar, sambil mengobrol.

" Ciri - ciri yang kamu sebutin kemarin bi, aku nemuin 4 cowok nih " Katanya di tengah pembicaraan sambil membalikkan laptopnya menghadapku.

" Iiiih kamu emang jago banget subhanallah " Pujiku karna di antara 4 pria itu ada pria yang ku temui kemarin.

" Yang mana emang? " Tanya Flovie
" Ini nih, Pengen mleyot ngga si 🙏 "
" Ini? Mm not bad lah ya, kalo di bandingin sama Arham ya tetep lebih segalanya Arham " Puji Flovie untuk tunangan nya.

" Iya iya Arham yang paling semua deh " Tambahku agar membuat Flovie salah tingkah.
" Emang ahahaha "

Setelah melanjutkan makan dan minum sampai habis. akhirnya aku mulai bertanya lagi tentang pria itu kepada Flovie.

" Oh ya namanya siapa? "
" Nih bentar ... Edz ... Owh Edzhar L Zaynerd, Anak dari seorang pengacara terkenal, Meavilea Zaynerd. Gatau nih L nya apa, katanya anak pertama dari dua bersaudara, sumpah mami nya aja cannnnntikkk banget biii " Jelas Flovie dengan di akhiri kata bii seperti biasa.

" Mana liat? Sekalian adeknya kalo nemu " Aku bertanya wajah ibu dan adik dari pria bernama Edzhar itu seperti apa.
" Nih "

Dan betapa terkejutnya aku, dimana 2 Perempuan itu sangat sempurna. Selesai menunjukkan latar belakang seorang Edzhar, Flovie ingin menonton bioskop. Dan aku memutuskan tidak ikut.

" Ayo siapa tau ada Edzhar " Ajak Flovie lagi diikuti dengan kekehan yang memperlihatkan senyum manisnya.
" Ngga mungkin deh anak pengacara gapunya bioskop sendiri di rumahnya wle " Balasku dengan mengejeknya.
" Iya ya, yauda deh. Dadah "

➴➵➶➴➵➶➴➵➶

Saat sedang berjalan sendirian di pinggiran jalan raya, ada sebuah pertunjukan dance. Akhirnya aku duduk di dekat pertunjukan itu. Dimana tidak di sangka sangka aku melihatnya, iya dia. Edzhar duduk di tempat pertunjukan itu sambil bermain handphone nya. Aku pun langsung duduk di tempat yang lumayan dekat dengannya. Aku memberanikan diri untuk mengajaknya berkenalan.

" Hallo? Inget ngga? Kita pernah ketemu di teras toko buku yang deket taman Vexia "
" Hallo? " Dan kuketahui ternyata dia memakai airpods :)
" Aku boleh ganggu ngga? " Tanyaku sekali lagi sambil mengeraskan suara ku.

Dan berhasil! Dia menatapku dan berkata

" Banyak artikel yang saya baca, seorang yang memakai penutup telinga artinya tidak mau diganggu. "
Jelasnya dengan nada yang menyeramkan.

" Cuma mau ngobrol bentar aja kok "
" Apa? To the poin " Ucapnya sambil melepas earphone dari telinga nya dan mematikan handphone nya.

" Mau kenalan, aku Phoebe " Ucapku sambil mengajaknya bersalaman.
Dia hanya menatap ku sekilas.
" Nama kamu? " Tanya ku dengan emosi yang lumayan membara.

" Edzhar ... Udah? "
" Tinggal dimana? "
" Dirumah "
" Oh okay maaf ya ganggu "
" Sangat menganggu "

Sontak aku langsung menjauh.

Find me on Instagram : @linaalghifar / theyhatesofme
Protes lah di komentar, beri rate dan jangan lupa follow

Next or Unpublish?

EDZHAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang