Chapter O6

19 13 16
                                    


...

Seusai bersiap, dimana Edzhar sudah menunggu didepan.
Disusul Mild dan aku, kemudian masuk kedalam mobil.

" Supirnya mana nih? " Tanyaku disusul dengan aku berjalan ke arah satpam.
" Bukannya supir kamu izin ada acara keluarga " Jawab salah seorang satpam di komplek situ.
" Owalah, mungkin izinnya ke paman ya pak "
" Iya kayanya "

Saat aku membuka pintu depan atau pintu untuk menyetir, Edzhar memberhentikan ku.

" Aku aja yang nyetir "

Di mobil kita bercanda.

" Kok laper ya " Ucap Edzhar diikuti tangannya yang mengambil kacamata di samping setir. Dan memakainya. Fyi milik paman.

" Nih ada ciki pancake " Ucapku sambil memberikan ciki dalam plastik itu.
" Ciki lucu rasanya " Ujar Edzhar.
" Iya uda kadaluarsa " Setelah aku mengatakan ini, Edzhar langsung melemparnya kekursi belakang, diikuti tawaku dan Mild.

" Becanda becanda allahu " Ucapku dengan tawa yang puas.

Kita akhirnya berniat untuk kesebuah taman bermain. Sesampainya di taman bermain, kita membeli tiket dan masuk. Didalam kita bermain berbagai macam sampai lupa waktu. Dimana aku menyadari sudah jam 3 sore dan aku lupa sholat dhuhur.

" Udahan yuk, makan makan gimana? " Tanyaku.
" Belom puas kak " Jawab Mild yang masi bermain tembak tembakan. Eak
" Ntar deh, tungguin dia sampe menang dulu " Ujar Edzhar dengan senyum.
" Mm yaudah aku mau sholat dulu, mungkin bakal aga jauh, soalnya didaerah sini gaada masjid " Jelasku dan langsung berjalan membelakangi mereka.

Mild, Edzhar POV

" Kak? " Panggil Mild dengan tatapan berbinar.
" Ahaha, udah terlanjur mild " Balas Edzhar dengan menatapku yang sedang berjalan dari kejauhan.

Skip 一

Seusai sholat aku kembali ke mereka di tempat bermain-main itu, mereka sudah tidak ada, aku sampai mencari keseluruh arena, dan tiba tiba handphone ku berbunyi.

Drrrttt Drtttt

" Kita udah di mobil, kamu dimana? sholat lama banget " Ucap Edzhar.
" Owalah udah di mobil : ) "

Aku mematikan telfon dan bergegas ke mobil.

" Astaga! Aku nyari keseluruh arena tadi, ayo ke restoran abis itu pulang mandi kalian balik deh ke sydney " Ucapku dengan diakhiri mata yang berkedip kedip.

" Lucuuu kak Phoebe tu " Ucap Mild yang membuat kupu kupu masuk ke perutku.
" Jangan dipuji mulu, ntar sok iya dia " Ujar Edzhar diikuti dengan menyalakan mesin mobil.
" Padahal yang suka sok iya, dipuji atau ngga, kak Edzhar ya mild ya? " Tanyaku ke Mild dengan mata julid.
" Betullll " Balas Mild semangat.
" Mak 一 " Belom selesai berbicara, Edzhar memotong nya dengan mengejutkan ku mengegas mobil mendadak.
" Jahat banget Kaka kamu mild :( " Ucapku dengan memasang wajah imut.
" Its okay sist, nanti bakal aku aduin ke mami kelakuannya ke kak Phoebe gimana " Jawab Mild dengan memegang tanganku.

" Emang mami tau aku? " Tanyaku.
" Tau dong, kan 一 " Ntah kenapa Edzhar langsung memotong dengan bertanya.
" Ini kearah mana ya??? " Dengan sangat keras.
" Apasi, kan Mild pas minta izin bilangnya nginep dirumah kak Phoebe " Ucap Mild dengan memasang muka julid untuk kakaknya.
" Ahaha itu tinggal belok kiri, depan restonya ada pohon anggur merambat di kanan tembok " Jelasku dengan kekehan.

" Owh baguslah kalo mami udah tau aku ahaha " Tambahku.
" Ha gimana gimana kak? " Tanya Mild sambil tersenyum.
" Eh, i mean ya bagus lah kalo mami percaya sama aku " Balasku dengan menahan senyum.
" Dalam hati sih bilang, aduh bagus deh camer udah tau aku. AHAHAHA " Tiba tiba Edzhar ikut menyambung.
" Sok tau, sok iya, sok ganteng, emang ganteng sih, siapa lagi kalo bukan Edzhar " Jawabku sambil mengekspresikan wajah seperti ini 🙄.
" Ahahahaha lucu banget si " Puji Mild.

Sesampainya di resto.

" Paman kok ngga ada ya " Tanyaku saat berjalan masuk dan mencari tempat duduk.
" Lagi jadi fotografer mungkin " Ujar Edzhar datar.
" Nggaa, fotografer tu kalo sabtu doang " Jelasku.
" Udah duduk disitu aja, biar aku yang ambil buku menunya, sekalian mau nanya paman dimana " Tambahku.

Dan setelah bertanya dan kembali ke meja Mild dan Edzhar.

" Nih pilih " Ucapku.
" Paman kemana? " Tanya Edzhar.
" Udah pulang, tumben banget, bilangnya tadi pulang agak larut "
" Ahahahah, Mild udah nih "
" Edzhar? " Tanyaku, yang karna dia malah melihat kesana kemari.
" Pesen apa? cepet! " Tambahku.
" Ngikut Mild " Jawabnya.

Setelah pesan dan diantar kita makan. Dimana mereka malah mendapatkan pemberitahuan pesawat nya berangkat lebih awal yaitu sehabis maghrib. wah parah.

Akhirnya kita bergegas pulang, mereka mandi dan bersiap.

" Biar paman ayo yang nganterin " Ucap paman seusai meminum air putih.
" Emang mau minta paman yang nganterin si, ntar Phoebe ikut " Ujarku.

" Ahahaha bisa bisa " Jawab Edzhar dengan kekehan yang memperlihatkan senyum manisnya.

Akhirnya kita berangkat dan sesampainya di bandara, aku memeluk Mild. Dan ....

" Gamau peluk? " Tanya Edzhar dengan membuka tangan kananya. Dimana paman hanya menahan senyum.

" Apaansi, ada Mild sama paman juga " Ucapku.
" Jadi kalo gaada Mild sama paman baru mau ni? Yaudah ayo pergi dulu paman " Ucap Mild diikuti dengan menarik paman pergi.

" Ya ngga gitu juga kali, udah ah sana masuk! Ketinggalan pesawat ntar " Ujarku, karna aku tidak bisa menahan senyum.

Akhirnya mereka berdua masuk. Saat perjalanan pulang.

" Edzhar menurut paman gimana? " Tanyaku.
" Gimana apanya? "
" Ya orangnya, baik kah atau apa gitu "
" Baik, nyambung kalo ngobrol sama paman, juga semenjak dia di Hangzhou paman lumayan ga hampa hampa banget hidupnya " Jelasnya dengan menatapku sekilas.

" Oh jadi slama Phoebe pergi paman kesepian muluu yaaa? Sorry, after this i will go less often :( " Ucapku sambil memasang wajah bersalah.
" Ya ngga haha, gapapa hobi kamu akan slalu paman dukung "

Setelah berdiam sejenak paman mulai bertanya kembali.

" Kamu suka sama Edzhar? " Tanya paman dengan wajah datar.
" Mmm iya " Jawabku.
" Tapi kalian beda " Ucap paman.
" Maksudnya? "
" Kemarin waktu kamu sibuk dirumah Flovie, Mild dan Edzhar izin mau ke vihara " Jelasnya yang membuat terdiam terpaku.

" Sayang? Pria di dunia ini masih banyak "
" Dia pria kedua yang kucintai pertama kali setelah paman. pertama kali dalam 19 tahun aku hidup " Ucapku dalam hati sambil menahan air mata yang ingin keluar dari mataku.

" Mungkin bisa dijalanin dulu, kedepannya gimana biar Tuhan yang nentuin " Jelasku dengan berusaha biasa saja.
" Kalian kalo udah saling mencintai, bakal susah buat nentuin pilihan, jangan sampai kamu ninggalin Tuhan cuma buat seorang pria, kenapa paman bilang ' cuma ' karna gaada yang bisa melebihi kesepesialan Tuhan kita sayang " Jelas paman yang membuatku terdiam karna tidak mau paman melihat setetes air mataku. Karna sudah hampir bertaun taun aku tidak pernah menangis.

Paman mungkin mengurungkan niatnya untuk bertanya lagi kepada ku, karna dia pengertian, pasti ntar jadi nangis.

Sesampainya dirumah aku langsung masuk ke kamar.

Gimana protes untuk chapter ini? Kalo aku sih awal awal senyum senyum ngga jelas, akhir akhirnya nangis sksksksk

Find me on Instagram : @linaalghifar
Protes lah di komentar, beri rate dan jangan lupa follow
Next or Unpublish?

EDZHAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang