6. Who?

118 35 39
                                        


Hai semua.

Jangan lupa tinggalkan vote dan komen.

~~~~~~

"Ini hidup gue, kenapa Lo susah-susah jadi sutradaranya?"

~Agatha Atalaliza Zeen~

🥀🥀🥀


Sudah satu minggu lebih Agatha sekolah di SMA PANCASILA dan selama itu pula dia selalu menjadi pusat perhatian. Seperti halnya pagi ini, baru membuka pintu mobil saja dia sudah menjadi sorotan banyak pasang mata.

Mulut yang tidak berhenti bergerak karena lagi mengunyah permen karet, telinga yang dipasang setajam mungkin untuk mendengarkan orang-orang yang membicarakan dia, dan dengan santainya dia berjalan melewati orang-orang yang senantiasa menatap kearah.

"Gue colok juga tu mata." Batinnya.

Sifat Agatha yang bodo amat ini memang harus diterapkan kepada orang-orang yang pemalu.

Saat ingin melewati sekumpulan siswi yang lagi nongkrong didepan kelas, dia urungkan karena mendengar dengan jelas mereka lagi membicarakan yang tidak-tidak tentang dirinya.

Dia menyandarkan tubuhnya ke tembok, melipat tangannya didepan dada. Membuat siswa-siswi yang berlalu lalang didepannya merasakan aura yang tidak biasa.

"Sumpah gue juga gedeg banget sama dia, sokab banget sama Agam and the gang."

"Iya baru pertama masuk aja udah murahan banget."

"Lo semua harus tau, Erika sama Luis malah kaya akrab banget sama si cabe itu njir."

"Bukan cuma Agam and the gang yang dideketin tapi Erika sama Luis juga."

"Kita aja takut mau temenan sama mereka."

Agatha yang mendengar itu hanya menggelengkan kepalanya, ternyata banyak yang iri. Sebelum mengatakan sesuatu dia membuang permen karetnya terlebih dahulu ke tempat sampah.

Dia berdehem, dan itu sukses mengalihkan fokus mereka.

Dengan muka julid, dia bertanya "Ceritanya iri nih?"

Beberapa murid yang berkumpul didepan kelas itu kini serempak menoleh kearah belakang dimana Agatha berdiri.

Sekumpulan siswi itu menelan ludahnya susah payah, sudah seperti maling yang ketangkap basah.

Dengan hati ketar-ketir, salah satu dari mereka menjawab. "Siapa juga yang iri sama cewek murahan kaya lo ini." Sarkas gadis yang penampilan seperti tante-tante, namanya Lita.

Agatha menautkan alisnya, lalu tersenyum remeh. "Kalau gak iri ngapain ngomongin gue?"

"Terserah kita lah, mau ngomongin siapa." Jawab gadis yang bibirnya menor banget.

"Iyalah terserah kita." Yang lain menyahuti, "Lo itu cuma murid baru yang sok akrab sama murid terkenal disini." Sahut siswi lainnya.

Oke pertunjukan kian memanas kawan. Dan itu semua mengundang atensi seluruh orang.

"Woah santai dong besti." Ucap Agatha dengan tampang watadosnya.

"Hak gue dong kalau mau deket sama siapa aja." Lanjut Agatha

"Enak banget ya udah sokab nempel terus sama Agam."

"Jijik gue." Lalu Lita mendorong Agatha, setelah itu membersihkan tangannya seakan akan Agatha itu sampah.

I'am Agatha (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang