Gadis itu hanya berkedip saat menyadari kesalahan yang baru diperbuatnya. Seolah dia baru saja menarik tali yang harus dipertahankan agar bisa tetap memiliki keseimbangan hubungan dengan tunangannya. Jelas. Dari tatapan mata dingin dan tajam itu, Nanami mengerti apa artinya. Dia sudah menyentil harga diri kelewat tinggi sosok di hadapannya. Dia terlalu ikut campur, meski sungguhan dia benar-benar tidak memiliki maksud untuk itu.
Hal ini terjadi setelah kejuaraan inter high. Lebih tepatnya saat Rakuzan melawan Tou Gakuen. Tempat di mana mantan rekan satu tim Akashi --Aomine-- berada. Akashi memutuskan untuk tidak turun dalam pertandingan. Mengatakan jika hal itu tidak berguna dengan ketidakhadiran Aomine yang cedera saat pertandingan. Lalu pada pertandingan melawan sekolah di mana Murasakibara berada. Itu adalah puncak permasalahannya. Setelah permasalah di antara mereka kian menumpuk, seolah kejadian itu menjadi puncaknya.
Imbasnya, rambut panjang Nanami hilang separuh. Akashi benar-benar murka sampai memangkas rambut panjangnya.
Aya marah besar, tentu saja. Dia tidak tahu siapa orang yang semena-mena memotong separuh rambut yang Nanami rawat sejak SMP, namun fakta jika Nanami tidak memotong rambut panjangnya atas kemauannya adalah sebuah fakta. Pada akhirnya, Aya kembali kalah. Dia mengalah dan merapikan ujung rambut yang dipotong secara sembarangan. Merapikannya sedemikian rupa.
Dan detik ini, Nanami mendesah berat. Dia menatap keadaan lapangan basket yang tegang. Beberapa saat lalu dia seolah dipaksa berhenti bernapas setelah tiba-tiba Akashi mengatakan sesuatu yang terlalu frontal.
Meski itu untuk membangun kepercayaan diri rekan satu timnya, namun tetap saja, Nanami tidak bisa tenang setelah mendengar ucapan itu. Dia tahu Akashi tidak akan kalah sekarang. Tapi, apa dia sungguhan harus mengatakan akan mencungkil matanya jika mereka kalah?
Itu keterlaluan. Berlebihan. Ya, meski tidak bisa dipungkiri jika ucapannya berdampak sangat besar pada rekan satu timnya yang terlalu lengah. Pada akhirnya Akashi kembali menang. Tidak terkalahkan. Midorima tumbang. Kalah setelah berusaha sekuat tenaga. Nanami tidak terlalu dekat dengan Midorima. Satu-satunya teman SMP Akashi yang paling dekat dengannya adalah Momoi Satsuki. Mantan manager basket Teiko. Namun, jelas Nanami tahu sedekat apa hubungan Midorima dan Akashi dulu. Midorima sudah seperti tangan kanan Akashi dalam mengurusi anggota tim inti basket Teiko yang absurd. Selain itu, Midorima juga merupakan sosok yang sering sekali menemani Akashi bertanding shogi. Mungkin di antara para Kiseki no Sedai, Midorima pula lah yang paling memahami dan mengenal Akashi. Jadi, melihat keadaan dua orang itu di lapangan, Nanami sedikit terusik.
Kemenangan Rakuzan tidak mendapat antusias tinggi dari para pemain inti. Mereka hanya menghela napas lega. Seolah sudah menduga kemenangan akan tetap mereka miliki apa pun keadaannya.
Nanami menunggu di Koridor dekat ruangan istirahat yang disediakan untuk Rakuzan. Dia keluar lebih dulu daripada para penonton yang berasal dari sekolahnya. Dia masih belum kapok setelah apa yang terakhir kali Akashi lakukan padanya, dia tetap tidak menjauh. Bersikap seperti tidak pernah ada yang terjadi. Batas toleransi gadis itu terlalu gila. Bahkan sampai mengundang simpati dari Mibuchi yang paling peka di antara tim inti basket.
Kehadiran Nanami di Koridor yang dilewati tim inti basket seolah menjadi saklar buat mereka untuk bergegas menyingkir. Tahu tujuan keberadaan gadis yang sudah susah payah berusaha mereka rekrut untuk mengisi posisi seorang manager klub, meski berakhir tanpa hasil. Gadis itu keras kepala luar biasa.
Akashi mendesah pelan saat melihat keberadaan seorang gadis di Koridor yang akan dilewatinya. Dia hanya diam. Mengamati Mibuchi yang menghampiri gadis itu sebelum akhirnya pergi mengikuti teman-temannya. Membiarkan Akashi menjadi sosok terakhir yang berada di Koridor.

KAMU SEDANG MEMBACA
An Imaginary
Short StoryPemuda bersurai merah menyala itu bernama Akashi Seijuuro. Dia selalu punya cara agar tidak seorang pun berani membantah ucapannya. Entah bagaimana... dia seolah mempunyai sesuatu yang membuat siapa pun tidak bisa untuk tidak memberikan atensi padan...