VI - Masa Lalu Sang Archon

272 34 5
                                    

Angin malam tak seperti biasanya merasa gelisah seperti ini. Hembusannya sangat dingin menusuk tulang dan membuat ranting-ranting pohon bergoyang tak karuan. Suara percikan air terdengar sesaat, langkah kaki yang menerjang kolam air yang tenang itu menuju ke suatu reruntuhan di suatu gunung di sebelah utara Liyue.

Melangkah dan terus melangkah dengan kakinya yang tak beralaskan apapun. Kain putih panjang memutupi seluruh tubuhnya dan penutup kepalanya dia kenakan hingga matanya tak lagi terlihat. Lelaki itu melewati gerbang dimensi kehidupan menuju dunia keabadian yang mana tidak sembarang orang biasa bisa masuk.  Bunga teratai yang masih muda nampak mengambang di langit, berjajar menemani jembatan transparan yang menggabungkan 1 pulau ke pulau apung berikutnya.

"yoo~ Morax!" sapa salah satu sahabatnya yang sudah duduk manis di tempat perjamuan mereka saat itu

Lelaki itu tetap memasang muka datar dan duduk di samping sahabatnya yang sudah dengan bahagianya menuangkan minuman ke cangkir tamunya. Dia memberikannya dan mengatakan,

"minumlah kawan,  ini osmanthus wine! Minuman kesukaanmu, morax!"

Tangannya menggapai cangkir yang terbuat dari tembikar bermotif glaze lily. Menghirup aroma manis dan meneguknya beberapa kali sambil menikmati jamuan dari sahabatnya.

"jadi,  ada perlu apa kau mengundangku kemari,  Cloud? " mulai sang archon membuka topik sebenarnya.

"kau tau..  Belakangan ini peliharaanmu-Azdhaha itu lagi berulah teruss nih..  Dia ngambek kamu kurung dan menghentak-hentakkan bumi..  Getarannya bahkan sampai ke duniaku yang mana ini udah beda dimensi lhoo~" keluh si burung berwarna putih bersih seperti awan

Sang Archon Geo hanya menggelengkan kepalanya tanda lelah.

"Biarkan saja dia.. kurasa dia ingin jalan-jalan sejenak di permukaan tetapi memang dia sedang tidak seharusnya di dunia atas. Keadaan emosinya lagi tidak stabil makanya aku kurung dia kembali di bawah tanah,"

Cloud merasa iba mendengar keputusan pahit yang harus diambil sang Archon. Dia berdiri dari tempat duduknya dan pergi sejenak mengambil kue yang barusan dia panggang.

"Hmmm... Baunya sangat nikmat" ucap si burung putih yang memuji hasil karyanya sendiri.

Burung bangau yang nampak gembira merasakan ada yang berubah dari sahabatnya. Kali ini Sang Archon seperti menatap kosong ke arah bentangan langit senja tak berujung.

Cloud melangkah dengan kaki jenjangnya sambil membawa kue hangat,

"Kau nampak tidak seperti biasanya, Morax. Ada apa dengan dirimu?" Tanyanya mengkhawatirkan sahabatnya

Lelaki itu melepas tudung putih yang daritadi menutupi penuh kepalanya. Rambut cokelat tuanya perlahan turun dan terlihat wajahnya yang tampan sedang kebingungan.

"Wajahmu nampak lesu sekali! Sini makan dulu kue nya!! Setidaknya ini akan membuatmu lebih baik,"

Jemarinya menggapai kue gandum yang masih beraroma sedap,

"Terima kasih, Cloud... Kue ini nampak nikmat,"

Mereka menikmati waktu bersama dan tiba-tiba terdengar suara tangisan heboh dari kejauhan,

"Huweeeee hiks hiksss!!! Huweeeee!!!"

Cloud langsung menggeleng kepala,

"Oh my- anakku yang gempal itu pasti,"

Dia terbang sejenak menemui anak mungil berambut biru pendek bersama anak lelaki berambut biru kehijauan yang datang menemaninya.

"Ada apa ganyu?" Tanya sang master pada anaknya

In Another Genshin World (IDN || Zhongli X Childe)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang