IX - Bunga yang Gugur

265 25 6
                                    

Cyaaaar!!!!!

Cangkir tembikar dengan pola bunga itu melayang terjatuh ke lantai menjadi serpihan kecil-kecil. Sang konsultan Wangsheng sejenak tertegun menyaksikan kejadian yang barusan membuatnya terpana di depan matanya. Dari ruangan lain terdengar gadis muda yang berteriak apa yang terjadi di dapur kantornya,

"Ah! Tak apa-apa, Nona Hutao... Ini... Ini cuma masalah kecil," balas sang konsultan selagi berjongkok dan hendak membereskan kekacauan yang telah dia perbuat.

Sangat jarang untuknya melakukan hal seceroboh ini tetapi zhongli tak ingin ambil pusing. Tangannya yang tak terlindungi apapun itu mulai menjumputi satu persatu serpihan yang bertebaran di lantai.

"Aw!" Jeritnya spontan sambil menarik telunjukknya menjauh dari serpihan pecahan.

Darah merah ranum menggenang kecil dan akhirnya menetes turun dari jarinya. Dia sedikit mengerang menahan sakitnya Karna dia rasa sayatannya cukup dalam. Tanpa disadari, boss Wangsheng datang dari belakang dan menaruh kedua tangannya di masing-masing sisi pinggangnya.

"Aiyaaa.. situasinya lebih kacau dari yang kuduga. Cepat cuci dulu itu luka dan pergi ke dokter jika memang diperlukan, Tuan Zhongli. Aku dan yang lain akan bereskan ini," ucapnya sambil melangkahi pecahan itu untuk mengambil sapu di seberang sisi ruangan.

Zhongli tak punya pilihan lain dan bergegas ke wastafel. Darah tak kunjung berhenti dan memang terasa sedikit lebih perih. Mengambil kain bersih dan segera membungkus serta menekannya untuk membuat darah berhenti mengalir.

"Ughh... Entah kenapa firasatku gak enak," ucapnya sambil memandang ke arah cermin dan melihat pantulan dirinya sendiri.

***

"Selamat datang, Tuan Childe.. Nona Signora sudah mengabarkan kami jika tuan hendak berkunjung kemari," sapa Luke, salah satu anggota fatui yang selalu nampak berjaga di depan salah satu  Hotel di Mondstadt.

Childe tersenyum ramah dan merasakan hawa kebebasan yang luar biasa di kota ini. Dia segera masuk ke Hotel dan menaruh kopernya di kamarnya. Vallen, sang asisten, terus mengikuti kemanapun dia berada sambil terus-terusan kepikiran apa yang semalam Signora katakan padanya.

Sang tuan menyadari jika asistennya melamun tak seperti biasanya,

"Kau nampak bengong, apa yang kau pikirkan, Vallen?" Tanyanya sambil berjalan keluar hotel dan memulai berkeliling di dalam kota.

Vallen tersadar dari lamunan dan menggelengkan kepala,

"Tak apa-apa tuan," balasnya singkat dengan eskpresi seolah-olah hendak menutupi apa yang sedang dia pikirkan.

***

Malam setelah Childe pergi dari kamar Signora, Vallen datang tak lama setelah itu.

"Selamat malam, nona." Ucap Vallen yang berdiri setelah menutup rapat pintu kamar atasannya.

Signora nampak lelah dan duduk di pinggir ranjangnya sambil merapikan rambut.

"Vallen.. aku sudah dapat balasan dari Yang Mulia Tsaritsa," mulai sang atasan.

Merasa gugup dan tanpa sadar meneguk ludahnya sambil menanti kalimat selanjutnya bertambah dari sang atasan.

Signora menghela nafas sambil menggaruk kecil kepalanya,

"Intinya, jika Childe berbuat keributan lagi entah apapun itu, dia akan ditarik lagi ke Snezhnaya..." Lanjut Signora sambil melirik surat balasan yang tergeletak diatas mejanya.

Vallen hanya diam tanpa merespon apapun Karna dia tau tugasnya akan seberat apa.

Percakapan hanya terhenti sampai disitu dan sang bawahan ijin pamit meninggalkan kamar wanita Harbingers itu.

In Another Genshin World (IDN || Zhongli X Childe)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang