V - Perjalanan yang Terlupakan

286 36 6
                                    

*Childe's POV

Hitam. Itulah pandanganku saat ini. Rasanya saat ini aku seperti mau mati. Badanku seperti patah semua karna lelah.

"Tuan Childe, tolong bangun, tuan"

Seseorang memanggilku. Aku harus bangun. Tapi kenapa mataku tak bisa membukanya? Kucoba meraih apa yang menghalangi mataku dan aku merasakan perban terikat menutupi mataku saat ini.

"Vallen? Kau disana?? " ucapku memastikan bahwa dirinyalah yang ada di kamar ini.

Orang itu menghampiriku dan menggenggam tanganku,

"ya, Tuan Childe.. Saya disini," ucapnya menjawab panggilanku.

Tanganku berusaha menggenggam lebih erat lengannya.

"ada apa denganku? Kenapa mataku di tutup seperti ini? " tanyaku tak paham situasi yang terjadi.

Rasanya ada jeda sesat sebelum akhirnya dia kembali menjawab pertanyaanku.

"Tuan... Mata anda terjadi sedikit masalah karna penggunaan Delusion kemaren itu," balasnya dengan nada prihatin.

"apa maksudmu? " tanyaku kembali.

Dia menghela nafas dan memegangku erat,

"pemaksaan delusion kemaren pada senjata yang bukalah pemilik aslinya menciptakan kelelahan yang berlebihan pada badan terutama pada mata, Tuan. Pada saat anda sudah tak sadarkan diri semalam, para petugas medis melihat kondisi mata anda yang mengeluarkan air mata darah," jelasnya sejelas mungkin denga nada suaranya yang cukup pecah seolah-olah dia yang malah tersakiti disini.

Aku menunduk dengan mataku yang masih terpejam.

"berapa lama aku akan bisa melihat lagi, vallen? " tanyaku kembali.

"3 hari atau sampai 1 minggu sesuai tingkat percepatan recovery tuan, " balasnya singkat.

Mendengar itu rasanya aku benar-benar ceroboh kemaren seenaknya sendiri memakai delusionku. Tapi tak masalah juga sih, toh memang itu lebih memungkinkan dipake juga.

Ngomong-ngomong aku merasa lapar. Kapan terakhir aku makan? Kemaren siang pas di dunyu ruin gitu? Gak heran sih rasanya butuh asupan banget ini. Wajahku menengok ke arah Vallen berdiri.

"Vallen,  bisa antarkan aku ke ruang makan? "

"hmm??  Tuan tidak perlu kesana..  Lagian sudah saya siapkan di meja bundar itu tuan. Mari saya bantu jalan ke sana, "

"wah, makasih yaa~" ucapku sambil berusaha memenggapai pundaknya tuk tuntunan jalanku.

Tiba-tiba badannya terlonjak kaget dan menggeram kesakitan cukup keras. Aku sontak melepas tanganku dan mempertanyakan apa yang terjadi,

"k-kau kenapa, Vallen?? " tanyaku yang takut dirinya terjadi apa-apa.

"a-ah..  Gak papa tuan, itu bukan masalah, " jawabnya beralasan.

Aku tau sikapnya yang suka menutup-nutupi hal yang bisa membuatku khawatir. Segera kutarik kembali lengannya dan benar,  dia menjerit kesakitan lagi.

"kau terluka kan?? " tebakku menyudutkannya.

"enggak kok,  tu-"

Sekali lagi kutarik lebih keras tangannya hingga terdengar bunyi "klek" dari sendinya. Terdengar dia menahan jeritnya dengan mengigit bibirnya. Dia berusaha menahan rasa sakit itu dihadapanku.

"kau berbohong padaku, Vallen. Kau terluka dan siapa yang berani melukaimu?!  Katakan padamu!!" ucapku emosi yang tak sadar diri kalo kondisiku macem orang buta saat ini

In Another Genshin World (IDN || Zhongli X Childe)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang