Curiga (10) 🔞

43.3K 2.4K 129
                                    

Author pov

Aidan mengajak Danar mampir ketempat tinggalnya. Walapun Danar masih sedikit takut.

"Ai gue boleh gak liat kamar lu?" Ucap Danar yang masih sedikit penasaran.

Dugaan Aidan benar, Danar pasti menyimpan rasa curiga dengannya.

"Mau lihat kamar yang mana?" Tanya Aidan sambil mengusap pipi Danar.

"Yang mana aja"

Aidan memeluk pinggang Danar sehingga tak ada lagi jatak antara keduanya "Kenapa hm, kamu mau tinggal sama aku?"

Danar menggeleng "enggak, kita harus tinggal ditempat yang berbeda" tolak Danar.

"Kenapa? Apa tempat ini kurang nyaman? aku bisa beli yang baru lagi buat kamu"

"Hah? Lu punya duit sebanyak itu?"

"Kamu tinggal pilih, aku pasti bakal kasih buat kesayangan aku" ucap Aidan seduktif lalu mengecup bibir Danar dan membuat sesuatu dibawah sana memberontak.

"Ng ngapin sih lo cium cium gue" ucap Danar sambil mendorong dada Aidan.

Aidan terkekeh "ayok aku tunjukin semua kamar yang ada disini"

Danar meletakkan tasnya disofa lalu mengikuti Aidan.

Aidan membuka kamarnya satu persatu dan yang terakhir adalah kamar Yang dipake Aidan.

Semua tampak berbeda dari mimpi Danar.

"Kenapa melamun hm" ucap Aidan sambil memeluk Danar dari belakang.

"Lepas gak?"

"Enggak"

"Dan?"

"Apaan"

"Aku sange"

"Tarus apa hubungannya sama gue"

Aidan tiba tiba menghisap leher Danar yang membuat Danar memejamkan matanya "emhhh, Gu gue gak bisa Ai?"

Aidan melepas hisapannya lalu memutar tubuh Danar sehingga berhadapan dengannya.

"Masih sakit?" Tanya Aidan.

Danar menggeleng "enggak, tapi habis begituan sakit banget bokong gue"

Aidan terkekeh "kali ini aku gak akan bikin kamu kesakitan, aku janji"

Danar menimang nimang perkataan Aidan lalu memincingkan matanya "bener gak sakit?"

Aidan mengangguk yakin.

.


Setengah jam kemudian.

Danar menungging sexy menerima tusukan Aidan yang begitu lembut.

Aidan memperlakukan Danar dengan sangat hati hati bahkan saat memasukkan miliknyapun, Aidan rela menggunakan banyak pelumas agar tak menyakiti lubang Danar, meskipun efeknya Aidan kurang merasakan cengkraman dari dinding hole Danar.

"Akhhh Ai"

"Sakit"

Danar menggeleng, "enakhh" jawabnya sambil menikmati setiap tusukan yang didapt dari milik kekasihnya itu.

"Ai.....lebih cepat?" Pinta Danar, namun Aidan terus bermain pelan. Hal itu membuat Danar semakin lama semakin frustasi.

Ia tidak bisa mencapai klimaks, meskipun ia sudah mengocok miliknya, Danar butuh sesuatu yang lebih didalamnya,

"Ai lebih cepat kumohon" pintanya sekali lagi.

Aidan melepas miliknya lalu ia duduk bersandar head bednya "duduk sini dan bergerak sesukamu" ucap Aidan lembut.

Pacar Kok GituTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang