penyelamatan (12)

22.4K 1.9K 135
                                    

Aidan yang sudah kembali mengambil alih kewarasaanya kini hanya terduduk lemas di depan ruang operasi.

Ia tak menyangka, dua bulan ia tertidur dan mengabaikan Danar. Ini sudah batas waktu dan kesabarannya.

Aidan menyerah, ia tak akan membuat orang yang dicintainya sebagai obat penyembuh dirinya lagi.

Sudah cukup ia menyakiti Danar bahkan kali ini Danar hampir kehilangan nyawanya.

Bukan hanya itu. Ia juga sudah membunuh darah dagingnya sendiri.

Dirinya bukan manusia tapi seorang monster.

Pergi jauh dari Danar adalah pilihan yang tepat.


.


Sudah 5 hari Pasca operasi, Danar masih berjuang demi dirinya sendiri. Kondisinya masih lemah dan kritis.

Aidan masih setia disamping Danar, menunggu Danar melewati masa kritisnya, lalu Aidan akan pergi menjauh agar dia tak dapat menyentuh Danar lagi.

"Sayang, cepat bangun hm, jalani kehidupanmu dengan normal lagi, pergi ketempat sesukamu, beli apapun yang kamu mau dan jangan mencintai orang yang salah lagi sepertiku, aku janji tidak akan mengganggumu lagi"

Aidan tak kuasa menahan Air matanya lagi, ia mencium kening Danar seolah menyampaikan perasaannya yang begitu besar untuk Danar.

"I love you sayang"

Setelah mengucapkan kalimat itu Aidan keluar karena memang Danar tidak boleh dijengguk terlalu lama.


.


Diluar ia berpapasan sengan Aslan.

"Bisa bicara sebentar" ucap Aidan.


Diitaman belakang rumah sakit.

"Apa Danar bisa sembuh" tanya Aidan.

"Aku bukan Tuhan" jawab Aslan ketus.

Aidan meminum kopinya.

"Kamu sudah tahu aku kan?"

Aslan mengangguk.

"Boleh aku meminta tolong"

Aslan menoleh pada Aidan yang menatap lurus kedepan.

"Jangan bilang kamu ingin meninggalkan Danar dalam kodisi seperti ini"

Aidan menyunggingkan senyum tipisnya "pantas kau mahasiswa terbaik di kampus" Aidan kini juga menatap Aslan "Aku tahu kau tertarik dengan Danarku, dia memang susah ditebak, dia bukan orang yang membosankan, dia juga orang baik tapi sayang dia bertemu dengan monster sepertiku"

"Apa yang kamu mau dariku?"

"Aku tidak mau melihat Danar terluka lagi, kumohon jaga dia, setidaknya ingatkan dia hanya untuk sarapan dipagi hari. Danar sering melewatkan hal itu, cukup sampai disini, aku akan menghilang dari kehidupannya"

Aslan terkekeh mendengar apa yang diucapkan Aidan barusan. "Kenapa? tidak ingin sembuh? setidaknya berusahalah lebih keras lagi demi dia. Tapi kamu mau pergi seenaknya setelah apa yang kamu lakukan padanya, kau bahkan sudah membunuh anakmu sendiri lalu kau ingin pergi begitu saja!" Aslan tak kuat membendung emosinya setelah mendengar keputusan Aidan.

"Kau pikir mudah bagiku? aku bukan orang normal sepertimu, aku pikir dengan mencintai Danar, aku bisa membunuh diriku yang lain, tapi tidak. Mereka terus muncul dan menguasai tubuhku, kau pikir aku mau terlahir seperti ini, kau pikir aku mau melukai orang yang paling berharga bagiku?"

Aidan muak sudah dengan dirinya sendiri, ia juga tidak mau menjadi tidak normal, ia juga ingin sembuh lalu mencintai orang yang dia inginkan lalu membahagiakan orang itu.

Pacar Kok GituTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang