3. perkara beha

7.4K 1.3K 178
                                    

author pov

"lisahh.. ahh.. fuckk.."

langkah kaki keduanya otomatis terhenti tepat di depan pintu toilet khusus perempuan.

baik jennie maupun lisa, beberapa detik mereka saling terdiam juga berpandangan. seolah sedang mengatakan tanpa suara bahwa keduanya sama-sama saling tak percaya.

"itu barusan—dia desahin nama lo?" jennie berucap setengah berbisik.

lisa menggeleng, ia benar-benar tidak tahu.

dan ketika kedua rungu mereka mendengar dengan lebih jelas sekali lagi, suara gadis yang berada di balik pintu toilet itu mendesahkan nama lalisa bumantara.

netra tajam jennie pun langsung melotot, tanpa pikir panjang lekas-lekas ia menggedor pintu toilet, seperti sudah di puncak amarah.

BRAKK!! BRAKK!!

"HEH BUKA!!"

"LO KALO MAU MASTURBASI GA USAH NYEBUT-NYEBUT NAMA LISA YA ANJING!!"

"jen—"

"KELUARIN JARI LO ATAU NIH PINTU GUE DOBRAK!!"

lisa kelimpungan. dirinya benar-benar nyaris ingin tenggelam, melihat bagaimana jennie yang terus saja menggebrak pintu tanpa henti.

ditambah suasana toilet yang lumayan sepi saat ini juga pasti akan menggemakan suara teriakan jennie yang nyaring. dan lisa tidak ingin jika perkara ini akan terdengar oleh guru-guru yang ada di sekitar kantor sana.

sedetik kemudian, sebelum pintu ingin terbuka. lisa cepat-cepat menggenggam tangan jennie dan membawanya menjauh dari sana.

tak perduli jika jennie memberontak dengan air muka yang keruh karena kesal, lisa tetap berusaha membawa langkah kaki keduanya untuk pergi menuju belakang sekolah.

karena hanya di situ, tempat yang aman dan tak akan ada yang tau jika saja setelah ini jennie akan marah-marah lagi.

"lo apa-apaan sih??!!" gadis berpipi mandu itu langsung mendengus, juga melepaskan tangannya dari genggaman lisa.

"jen dengerin—"

"dengerin apa hah?! lo suka nama lo didesahin sama gladis??" suara tajam jennie menginterupsi.

"gladis?" lisa bertanya dengan bingung.

dengan perasaan yang masih kesal serta tak terima nama pujaan hatinya disebut-sebut, jennie lalu menghembuskan nafas. setelahnya gadis berpipi mandu itu memilih mendudukkan diri pada salah satu bangku yang biasa ia tempati bersama lisa.

"lo marah banget?" suara lisa bertanya pelan.

walaupun tak ada mendapat sahutan, lisa lalu juga ikut duduk tepat di samping jennie dan hanya berani sedikit mengangkat pandangan.

sebab jennie jika sedang dalam keadaan marah seperti sekarang, maka gadis itu bisa saja tiba-tiba mengamuk pada lisa.

"mungkin dia lagi khilaf kali, jen."

"khilaf? dia desahin nama lo ga sekali doang, enteng banget lo bilang khilaf?"

mendengar bagaimana jennie barusan berbicara tepat di hadapan wajahnya, tak ada yang bisa lisa lakukan selain hanya semakin menundukkan kepala dan menggeleng teramat pelan.

"itu semua gara-gara lo." tiba-tiba jennie berucap.

"kok jadi gue?"

"lo ga nyadar? lo hampir tiap hari ganjen ke dia, makanya dia suka sama lo!"

"...."

"gue juga curiga gladis obsesi sama lo."

"ih tapi gue cuma nyapa dia doang, ga ada ganjen apa-apa."

jennie memutar bola mata. sebelum dirinya ingin beranjak dari tempat duduk, jennie lalu menampar bahu lisa dengan sengaja. hingga gadis tinggi itu langsung mengaduh dan meringis dibuatnya.

"sakit anjir, lo mau kemana?"

suara lisa barusan bertanya. masih dengan raut muka yang mengerut, menahan rasa sakit serta panas pada bahunya. lisa kemudian cepat-cepat ikut beranjak dari duduknya dan menyusul langkah kaki jennie.

sedangkan jennie sendiri mengangkat bahu dengan acuh lalu berjalan lebih dulu meninggalkan lisa.

"lo cemburu ya?" tanya lisa saat kedua langkah kaki mereka telah beriringan.

"ngga."

"masa?"

"...."

"gue juga bisa kok bikin lo jadi desahin nama gue." gadis tinggi itu sengaja berbisik tepat di telinga jennie.

"lo mau gue tampar lagi?"

"gue serius."

"apa?"

sebelum kembali ingin berucap, satu tangan lisa tiba-tiba menarik pinggang jennie hingga tubuh gadis berpipi mandu itu tersentak.

tangan milik jennie pun refleks memegang bahu lisa. dengan tatapan yang saling bertemu, tubuh keduanya kini telah bersentuhan nyaris tanpa jarak.

lisa menggigit bibir. sampai di detik berikutnya gadis tinggi itu tiba-tiba membuka suara, menceletuk tanpa dosa.

"tete lo kok gondal-gandul gitu jen? lo lagi ga pake beha ya?"
















••••••
tbc

BUMANTARA - JENLISA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang