4. es krim

7K 1.3K 87
                                    

author pov

selepas pulang dari sekolah. motor lisa melaju dengan kecepatan sedang, membelah jalanan sore yang masih menampakkan lembayung dan juga suasana perdesaan yang asri.

sedangkan jennie lalu mendekatkan tubuhnya, melingkarkan kedua tangan pada sisi pinggang lisa dan menyandarkan dagunya dengan nyaman pada bahu lisa di sana.

"kata jisoo, nanti malem dia mau ngajak lo tanding futsal." gadis berpipi mandu itu mulai membuka suara.

mengingat kejadian tentang dirinya dan jisoo. melalui jennie, gadis cantik yang menyebalkan itu sempat berpesan beberapa kata untuk minta sampaikan pada lisa. karena jisoo tahu, hanya gadis berpipi mandu itulah satu-satunya orang yang berteman dekat dengan lisa.

mendengar suara jennie yang barusan berbicara padanya, lisa perlahan mengendurkan pedal gas motor. sengaja, agar ia dan jennie bisa lebih leluasa untuk saling mengobrol.

"jam berapa?"

"abis isya."

"mau ikut ga?"

jennie menaikan alis, tanda tidak mengerti. gadis itu kemudian sengaja mendekatkan wajahnya pada sisi wajah lisa, dan menatap lisa dengan tatapan bertanya.

sudut mata lisa lantas meliriknya sebentar, dan di saat jennie juga sadar akan lirikan mata lisa, keduanya malah berakhir tertawa bersama.

"apaan sih."

"lucu." tutur lisa.

"siapa?"

"lo, lo lucu."

sedetik kemudian pipi mandu jennie langsung memerah padam. lekas-lekas ia mendengus, guna menghilangkan kegugupan.

padahal di balik punggung lisa yang tertutup seragam sekolah, gadis berpipi mandu itu sebisa mungkin menyembunyikan senyuman manisnya.

lisa bukanlah tipe kebanyakan orang yang suka cerewet, dan gadis itu juga tidak terlalu pendiam. lisa yang selama ini jennie kenal adalah sesosok pribadi yang mudah bergaul, dan selalu perhatian.

jadi tidak ada alasan bagi jennie untuk tidak jatuh cinta. walaupun masih belum jelas apakah lisa juga mencintainya, tapi jika di tahap suka, gadis tinggi itu telah lama mengakui bahwa ia juga menyukai jennie.

"udahan senyum-senyumnya. pertanyaan gue tadi belum lo jawab." lisa berucap.

"dih? mana ada gue senyum-senyum, sok tau."

di akhir kalimatnya, jennie pun semakin mengeratkan kedua lingkaran tangan pada sisi pinggang lisa.

"kalo gue ikut, pasti bakal dikacangin." lanjut jennie.

"ngga kok."

"tetep ga mau ah."

"yaudah."

begitulah kepribadian lisa. gadis tinggi itu, ia tidak suka ambil pusing, apalagi sampai memaksakan kehendak jennie.

namun, setelahnya lisa juga tidak hanya tinggal diam. seolah sedang berpura-pura tidak melihat jika gadis berpipi mandu itu kini mengerucutkan bibir dengan lucu, sedang cemberut.

lisa jelas tahu dan peka.

"mau mampir beli es krim dulu ga?" suara lisa bertanya.

"lagi ga pengen es krim."

"terus maunya apa?"

"jadi pacar lo."

"nanti ya."

"nanti itu kapan?"

setelah pertanyaan itu keluar dari bibir jennie, lisa kemudian memberhentikan motornya tepat di depan penjual es krim keliling.

tanpa pernah lepas dalam memeluk sisi pinggang lisa, jennie masih saja diam dan menatapi gadis tinggi itu yang baru saja selesai melepas helm.

lisa lalu menyisir rambut sebentar, sampai kemudian ia balas menatap jennie dengan senyuman tipis.

"mau rasa coklat? atau vanilla?"

"tetep mau jadi pacar lo aja."

"oke."

pandangan lisa kemudian beralih pada sang penjual es krim, yang sejak tadi ia juga malah ikut tersenyum sembari memperhatikan jennie dan lisa.

"mang, jennie katanya mau es krim rasa jadi pacar lo aja, ada ga?" suara lisa tiba-tiba bertanya.

sedetik kemudian jennie langsung mendelik dan mencubit perut lisa dengan main-main.

sedangkan yang dicubit tak ada sedikitpun merasa sakit. lisa justru tertawa renyah dan mengusap kepala jennie dengan satu tangannya, karena merasa gemas.
















••••••
tbc

BUMANTARA - JENLISA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang