author pov
sudut bibir lisa langsung tersenyum kala ketika netra obsidiannya menangkap eksistensi jennie yang tengah menutup pagar rumah, lalu gadis itu berjalan ke arahnya.
rasa sedikit malu dan gugup yang luar biasa pun menghampiri. apalagi jika mengingat percakapan mereka tadi malam, dan jennie juga menjawab dengan begitu antusias.
lisa kemudian memainkan tangan, sudah menarik nafas berkali-kali, namun rasa gugup yang melanda masih saja setia mengganggu konsentrasi lisa.
jennie kinara itu cantik. jauh lebih cantik dari apa yang orang-orang bisa bayangkan tentang dirinya. jika lisa dikatakan dirinya nyaris sempurna, maka jennie kinara adalah sesosok bidadari dalam wujud nyata.
"kamu ngelamun?"
lisa cepat-cepat mengedipkan mata, sungguh memalukan. ia baru menyadari bahwa sedari tadi dirinya telah menatap raut wajah jennie, hingga lisa sendiri lupa caranya berhenti.
ketika mendengar suara halus jennie terkekeh padanya, lisa pun mengusap tengkuk. berpura-pura tersenyum dengan kikuk, padahal hanya sedang menahan malu setengah mampus.
setelah merasakan motor miliknya sedikit bergerak, sebab jennie telah duduk pada bagian jok belakang. lisa kemudian memberikan helm dan mengintip sekali lagi lewat kaca spion, tentang betapa indahnya ciptaan tuhan yang satu ini.
karena sudah tidak tahan untuk tidak bertanya, gadis tinggi itu akhirnya membuka suara.
"lo hari ini, kenapa cantik banget ya?"
"masa?"
"iya."
lisa mengangguk, masih setia menatap jennie dari kaca spion lalu dirinya tersenyum malu-malu.
"kamu hari ini juga aneh banget." ucap jennie.
"aneh kenapa?"
sebelum kedua belah bibirnya ingin membalas, jennie lebih dulu melingkarkan tangannya pada sisi pinggang lisa dan langsung menyandarkan dagu dengan nyaman pada bahu lisa di sana.
"katanya kita pacaran, tapi kenapa kamu kok masih pake lo gue?" balas jennie dengan nada yang manja.
seluruh sel di tubuh lisa lantas merinding. namun bukan merinding untuk sebuah ketakukan, malainkan merinding ini terasa menyenangkan bagi lisa.
gadis tinggi itu mengulum bibir sebentar. sampai ketika lisa merasakan dua tangan jennie masuk dalam saku hoodie yang ia pakai, gugup itu malah bertambah hebat.
"selain aku kamu, kita juga harus manggil sayang-sayangan, biar romantis." jennie menambahkan.
"tapi emang ga canggung?"
"ngga."
"yaudah."
"yaudah apa?"
"iya sayang, peluk aja aku sesuka kamu." ujar lisa.
sungguh lucu. raut wajah kedua gadis itu malah berakhir sama-sama memerah padam dan saling tersenyum diam-diam.
di detik berikutnya, lisa mulai mengendarai kendaraan roda dua miliknya dengan kecepetan yang santai. tidak tergesa-gesa, tidak juga terlalu lambat.
setelah kejadian tadi malam, di waktu lisa yang mengajak jennie untuk menjalin hubungan. keduanya memang sempat berdebat kecil-kecilan, hanya karena lisa mengaku jujur bahwa ia tak punya nyali jika mengatakan langsung.
maka dari itu hanya lewat sambungan telepon saja.
"papa kamu lagi ga ada di rumah ya? kok kayanya tadi aku liat sepi banget?" lisa membuka suara.
"iya, papa udah keluar kota tadi subuh."
"kamu gapapa sendirian?"
"maunya sih ditemenin."
"sama aku?"
"iya, mau ga?"
beberapa detik lisa terdiam. hingga motor miliknya berhenti tepat pada saat traffic lampu merah, jennie lalu sengaja menyembulkan wajahnya untuk tersenyum ke arah lisa.
"aku tau kamu ga mungkin tega ngebiarin pacar kamu yang cantik ini sendirian di rumah, jadi kamu pasti mau kan sayang?" tanya jennie sekali lagi sambil mengangkat alisnya dengan tingkah lucu.
tentu saja lucu, sebab lisa pun sampai berhasil kelewat gemas dibuatnya, dan gadis tinggi itu langsung mengangguk mengiyakan sambil tersenyum.
"tapi kita berdua juga tetep harus hati-hati." ucap lisa.
"hati-hati kenapa? takut ada maling?" tanya jennie.
"bukan."
"terus apa?"
"takutnya kita pada khilaf ngelakuin yang engga-engga."
jennie langsung tertawa renyah dan mencubit perut lisa yang terhalang hoodie. ia kira gadis tinggi itu akan mengatakan hal yang menakutkan, namun justru sebaliknya.
"aku sama kamu tuh kayanya mesuman kamu deh, padahal aku ga ada mikir kesana." jennie membalas.
"emang iya?"
jennie mengangguk ke arah lisa. tak perduli pada tatapan orang-orang yang ada di sekitar mereka, jennie lalu semakin mengeratkan pelukannya dan melanjutkan lagi kalimatnya.
"tapi gapapa sih, mau kamu mesum kaya gimana juga, aku tetep cinta kamu banget."
••••••
tbcnote(s): dear, berhubung di sini aku pake nama setengah lokal, jadinya, panggil aja mereka jennie kinara sama lalisa bumantara, ya.
dan, ini bakal jadi long story. nanti, kalo udah pada bosen, baru aku selesain.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUMANTARA - JENLISA ✔
General Fiction❝ Bumantara, ruang luas yang ada di atas bumi. Tempat beradanya bulan, bintang, dan matahari. ❞