author pov
jennie menumpu dagu dengan satu tangan. menatap tepat ke arah lisa yang tengah sibuk merobek kertas, lalu gadis itu dengan antusias akan menjadikannya sebuah kapal mainan.
"kamu suka anak kecil ya?"
lisa mengangguk dan tersenyum tipis. setelah satu kapal itu berhasil dirinya buat, lisa kemudian berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri dua orang anak yang berumuran sebaya.
mereka di sana sudah sejak tadi menunggu lisa selesai membuatkan kapal-kapalan.
gadis tinggi itu dengan segala sifat penuh rasa perhatian, lisa lantas ikut tersenyum kala ketika ia melihat guratan raut wajah senang dari dua anak tersebut.
setelah mereka pergi, lisa kemudian kembali mendudukan dirinya tepat di samping jennie, dan merangkulkan juga satu tangannya pada bahu jennie.
"tumben kamu senyum-senyum terus, naksir banget ya sama aku?" ucap lisa, setengah berbisik.
"kalo aku jawab iya? gimana?"
"ya ngga gimana-gimana sih, soalnya aku juga gitu, naksir banget sama kamu." balas lisa, lalu mengecup sekilas pipi jennie.
tak ada hal yang jauh lebih manis bagi jennie, selain pipinya yang dicium dengan sengaja oleh lisa, seperti barusan.
jennie kemudian menyandarkan tubuhnya, ke dalam rangkulan hangat dari gadis yang kini telah berstatus sebagai kekasihnya.
"sayang." jennie memanggil.
"hm?"
"gladis kayanya masih suka deh sama kamu."
"yaudah, biarin aja."
"tapi kamu sekarang udah jadi pacar aku."
"terus kamu mau apa? mau nyuruh dia buat berhenti suka sama aku?"
"iya, aku mau nyuruh dia buat berhenti suka sama kamu. perasaan dia itu ga wajar, udah ga sopan, mana anaknya suka ngelunjak lagi."
mendengar suara gadisnya mulai berbicara dengan nada yang galak, lisa kemudian mengambil satu tangan jennie untuk ia genggam, penuh rasa sayang.
tak berhenti sampai di sana, lagi-lagi jennie dibuat salah tingkah saat ia merasakan satu tangan miliknya yang digenggam oleh lisa, kini juga diusap dengan teramat pelan.
"biarin dia bahagia sama apa yang dia mau ya, aku ngga risih kok, kecuali nanti kalo dia udah ganggu kamu, baru aku tegur."
jennie sedikit menengadahkan kepalanya untuk menatap netra obsidian lisa.
gadis tinggi itu memang tidak terlalu sering menunjukan amarah. namun jika lisa sudah tidak suka, maka ia bisa saja akan mengatakan hal itu secara gamblang.
"sayang." kali ini giliran suara lisa yang tiba-tiba memanggil jennie sambil tersenyum.
"apa?"
"gapapa."
"ih kenapa? kamunya ga berenti senyum dari tadi? lagi mikir apa coba?" selidik jennie.
"ga mikir apa-apa kok."
"terus?"
jennie masih setia menatap lisa dengan menaikan alis, benar-benar tak mengerti kenapa sekarang lisa justru terus tersenyum dengan aneh ke arahnya.
hingga kemudian netra lisa tiba-tiba mengarah menatap pada dada jennie dan ia menceletuk.
"itu, kancing atas baju kamu kebuka."
••••••
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
BUMANTARA - JENLISA ✔
General Fiction❝ Bumantara, ruang luas yang ada di atas bumi. Tempat beradanya bulan, bintang, dan matahari. ❞