||Part 14||

39 5 0
                                    

Pikirannya masih bergulat dan tak mau ambil negative siapa-siapa nya perempuan itu, namun setelah kaki langkahnya pasti melangkah masuk ke dalam ndalem ia langsung memberi jarak antara suaminya dan wanita tersebut, dengan cara duduk ditengah-tengah mereka.

"Jadi gimana mas rencanamu?, apakah setuju?"
Alis mata syabella terangkat dengan mata yang seketika yang semula sayu menjadi tajam.

Kepalanya lantas menoleh ke arah wanita tersebut dengan ekspresi garangnya "mas?"
Mulutnya yang sedari tadi diam dengan alunan dzikir yang bergulat dihati dan fikirannya kini buyar "maaf, sebenarnya kamu siapa ya, setau syabella mas azzam gak punya saudara perempuan yang seumuran"

Ummi dan abi saling memandang dan gus azzam menunduk tak tau haru apa, detik kemudian gadis itu dengan beraninya membalas tatapan tajam syabella dan berkata "mungkin jika ada permaduan diantara kamu dan aku, aku bisa menjadi teman baikmu dalam berumah tangga" dengan wajah yang menurut syabella sudah memancarkan aura negative bak sinder bolong disore hari.

Gus azzam pun segera menoleh ke arah syabella yang duduk disebelahnya dengan tatapan tajam, tangan yang mengepal, dan wajah yang memerah "sya..." tukasnya yang tak digubris oleh sang empu.

Syabella berdiri dan menarik tangan gadis tersebut ke dalam kamarnya yang ada dilantai dua ndalem utama

"Jduarr" bantingan pintu terdengar keras membuat semua segera menghampiri kamar tersebut sembari mengetuk.

"Kau...,!"
"Iya, ning syabella azzam maduan maliki, aku juga lebih cantik kan dari pada dirimu!"
"Sialan, wanita murahan kamu!, kamu datang ke tempat yang salah jika hanya untuk menjadi orang ke tiga dalam rumah tangga seseorang dan kau berhadapan dengan wanita yang salah untuk menawarkan negoisasi per maduan dalam rumah tanggaku..."

Suara syabella yang lantang dapat didengar dari balik pintu kamarnya yang membuat gus azzam berpikiran aneh² dan segera ia mengambil alat untuk membuka pintu tersebut.

"Suamiku tak sekeji itu dalam urusan hati seorang wanita, camkan baik-baik perkataan ku!, sekarang kamu pergi atau aku yang akan menarikmu pergi secara tak manusiawi dari gerbang suci ini!"

Pintu kamar pun terbuka dan "dalam hitungan ke 3 kau tak turun dan keluar aku tarik tanganmu"
"Oke, aku keluar tapi ingat yang membawaku ke dalam ndalem ini adalah ummi aisyah!" lalu kemudian ia pergi dan syabella spontan itu juga menghadap ke ummi aisyah "ummi.." lirihnya dengan memegang tangan umminya.

"Ummi, syabella masih kuat kok mi buat hamil, syabella juga masih sehat kok mi untuk memperjuangkan itu semua, ummi percaya kan sama syabella, syabella gak butuh rahim lain untuk menampung janinnya gus azzam" air matanya tumpah tak kuat menahan sakit nya cobaan hatinya.
"Ummi..."
"Ummi percayakan sama bella"
"Ummi ... Ummi"

Mata gadis itu terbuka yang bersamaan dengan cucuran airmata dan juga keringat yang membasahi pelupuk mata dan kening nya, dua santri yang ada dihadapan syabella sedari tadi dengan duduk lesehan memegang tangan syabella dengan ta'dzim.

"Ning..., mboten nopo-nopo kan?"
Syabella masih terdiam dan bergulat memikirkan mimpinya, detik berikutnya senggolan pelan dari tangan salah satu santri menyadarkan lamunannya.

"Ning.."
"Eh iya?"
"Ning ngapunten ngastoaken dawuh saking gus azzam dikengken ten ndalem ummi"
(Maaf ning membawakan pesan dari gus azzam diauruh ke ndalem ummi)

Deggg... Desiran darahnya memanas keringatnya menetes namun ia langsung berdiri keluar ndalem dan meng indahkan pesan suaminya tadi.

Pikirannya linglung bagaikan nyata namun mimpi, hingga kakinya tersandung oleh batu yang membuat tubuhnya terayuh ke depan, untung saja tangan seorang pria yang selalu ada disampingnya menompah badan syabella agar tak tersungkur.

"Sya, hati-hati"
Senyum nya getir menanggapinya, genggaman tangan gus azzam lambat laun menenangkan hati dan pikirnya juga mengurangi suhu dingin pada tangannya.

Setelah di ndalem, syabella melihat lathifah duduk disamping ummi dengan wajah memerah sepertinya habis menangis.

Syabella melepas genggaman tangan gus azzam dan duduk terjongkok didepan lathifah "lathifah" panggilnya lembut, lalu disambut hangat dengan pelukan dan isakan tangis dari gadia mungil itu.

"Kenapa?, hmmm"
"Ning, lathifa... Barusan lihat bayangan ibu dipojok musholla putri dengan senyum hangatnya"
"Lathifah sayang,.. Lagi kangen sama ibu ya?"
Dirinya mengangguk, hati perempuan mana yang tak luluh melihat sikap lathifah saat ini, ditambah jiwa keibuan syabella yang sudah lama ada pada dirinya.
Syabella memandamg semua yang ada di ndalem tak luput gus azzam untuk meminta izin membawa lathifa kendalem gus azzam dan semua mengangguk.

Malam pun tiba dimana lathifa sudah tertidur dipaha syabella, lalu syabella dengan berhati-hati melepaskan dan beranjak dari kamar tamu yang tak jauh dari kamar nya. namun saat hendak menaiki tangga suara ketokan pintu terdengar, lalu syabella membuka nya dan ternyata tante riska yang berada diambang pintu ndalem gus azzam.

Entah mau apakah niat beliau malam-malam begini mengetuk ndalem ini....

🎉 Kamu telah selesai membaca Cinta Dibalik Perjuangan Bill Ghoib (On Going!) 🎉
Cinta Dibalik Perjuangan Bill Ghoib (On Going!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang