Kejadian pagi itu membuat syabella tak henti-hentinya berpikir dengan pandangan kosong.
"Syabella.." panggil ummi aisyah ke menantunya itu yang tengah merenung di kamar ndalem gus azzam.
Syabella menoleh lalu mengukir senyum manis namun kecut "kenapa ndak ke ndalemnya ummi?, disana banyak anak kecil loh barusan anak²nya tantemu datang semua" seru sang umi sambil mengelus puncak kerudung syabella "syabella capek ummi, maaf nggeh"
Perkara syabella menyembunyikan raut sedihnya itu tidak berpengaruh bagi ummi aisyah yang tanggap menilai ekspresi syabella saat ini. "Ya sudah ummi ke ndalem dulu ya, tunggu gus mu pulang ngajar tapi kalau ada apa-apa jangan sungkan panggil ummi!", " nggeh ummi"Akhirnya menit berikutnya suara ketukan pintu terdengar syabella sudah senang untuk menyambut suaminya itu yang habis mengajar para santri "m-as!" Bibirnya terkatup, tundukannya menurun, sakitnya semakin bertambah "tante riska" ucapku lirih "mana azzam!" "Mas azzam masih ngajar tante" "ckckc mas, dia itu gusmu ingat!".
"Tante!" Teriak gus azzam saat berada dekat di pintu rumah, tante riska menoleh dan gus azzam menghampiri syabella lalu menggenggam tangan istrinya yang tengah menunduk dalam itu "angkat pandanganmu syabella" syabella tetap tak mau melakukannya "sya denger gak!" Sontak syabella mengangkat pandangannya "mas azzam" lirihku.
"Tante!, azzam sudah punya istri, jangan jodoh²in azzam sama santri kebanggaan tante itu ya!" "Terserah kamu zam, kalau bisa poligami sama santri kesayangan tante itu kenapa enggak" remehnya "tante!, keluar tante dari ndalemnya azzam atau azzam yang ngeluarin tante dari gerbang pondok pesantrennya azzam!"
Dengan hati yang dongkol tante riska melenggang ke ndalem ummi aisyah, niatnya berdiskusi dengan azzam perkara poligami gagal total diluar rencananya."Kau pikir baru jadi ning nya azzam aja kau sudah berhasil mencuci otaknya, awas aja kau ya ning.syabella azzam maliki!" Gumam tante riska dalam hati.
Di ndalem syabella masih terpaku karena pertama kali melihat suaminya marah.
Syabella hanya berani melirik gus azzam, merasa dirinya dilirik gus azzam menari tangan syabella untuk duduk disebelahnya "kenapa?" "Mas bisa marah?" "Kalau terpaksa" jawabnya sambil mengecup halus pucuk kepala syabella.Adzan maghrib pun telah berkumandang ndalem gus azzam kini terbuka karena akan ada diniyah santri tsanawiyyah tahfidz yang diajar oleh syabella sendiri.
"Assalamualaikum" salam santri putri yang perlahan mulai masuk dengan ta'dim ke ndalem gus azzam dan menyalimi tangan syabella.
Tajwid, makhroj, nada suara syabella terangkan di papan tulis dan tak sedikit yang ia praktekkan dan kini giliran santri mebghapal dalam durasi satu setengah jam lalu disetorkan ke syabella.
sambil menunggu ada yang maju mulutnya tak berhenti berdzikir dan bersholawat, gus azzam yang sedari tadi mengamati nya hanya tersenyum lalu mengabadikannya lewat foto kemudian ia buat story dengan privasi selain keluarga
Caption:
Calon ummi, nyai syabella azzam maliki💞Kini beberapa santri mulai maju untuk menyetorkan hafalannya hingga akhirnya semua sudah selesai seteron dalam waktu dua jam pelajaran di ndalem.
Saat santriwati meninggalkan ndalem ada satu santriwati kecil yang sudah menghafal sebanyak tiga juz, lathifa..., panggil syabella."Dalem ning?" Jawabnya sambil mendekat ke arah syabella duduk, syabella yang hendak bicara celingukan menengok keberadaan gus azzam, dirasa aman syabella angkat bicara "lathifa... kok saya lihat jarang dijenguk ya?" Tanyaku "bapak ibunya lathifa sampun mboten nggadah umur ning" jawabnya polos,aku yang mendengarpun merasa iba lalu ku genggam tangan gadis kecil tersebut "lathifah mau jadi anak angkatnya saya?"
Deggg....
"Apa yang syabella katakan?, barusan" kaget gus azzam dibalik dinding kamar utama ndalem.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dibalik Perjuangan Bill Ghoib (On Going!)
Cerita PendekSyabella gadis yang suka bergulat dengan angan-angannya mengenai seorang gus. kini telah memperjuangkan gelar yang lama ia incar, dengan dorongan ingin memantaskan dirinya untuk sang gus idaman yang lama ia kagumi. namun, ia tak menyangka bahwa anga...