||part 3||

125 15 0
                                    

Malam pun tiba dimana para santri banyak yang setor hafalan ke para ustad dan ustadzahnya masing-masing.

namun berbeda dengan syabella, yang tak punya hafalan selain juz 30 dan surat-surat yang biasa ia lantunkan.

kini syabella mengajak aiswa yang senasib dengannya pergi ke ndalem untuk membantu-bantu di sana agar tidak menganggur tanpa kerjaan.

"wa, ayo ke ndalem".

"ngapain? Jangan bilang mau modus ke gus azzam".

"suudzon aja terus ke aku, lawong cuma pingin bantu-bantu doang... biar gak nganggur disini sampai semua santri selesai setoran kok"

"yakin?"

"heem, dah lah ayok" dengan agak menyeret lengan aiswa sampailah keduannya di teras ndalem dan disambut oleh ummi aisyah.

"assalamualaikum ummi, ada yang bisa dibantu syabella tidak?"

"ada, tapi apa kalian gak setoran?" tanya ummi asiyah.

"ummi, syabella sama aiswa kan gak punya hafalan selain juz 30 sama surat pokok saja" timpal syabella.

"emang kalian,gak ada niatan buat ambil tahfidz gitu?"

"belum ummi" kini aiswa yang menjawab karena kalau syabella yang menjawab bisa-bisa ia ketiduran disini gara-gara penjelasan yang panjang seperti dongeng.

"oh yaudah ayo aiswa bantu ummi didapur" ajak ummi aisyah kepada aiswa.

"ummi... bella bantu apa?" dengan nada manjanya seolah-olah ia merajuk.

"oh iya ummi sampai lupa, bella bantu gus azzam aja sana".

"bantu apa ummi?"

"tanyak aja, tadi dia kayak butuh bantuan".

"iya ummi".

Setelah melangkah ketempat mereka bertugas untuk malam ini, syabella melangkah ke penjuru ndalem untuk mencari keberadaan gus azzam. "pakek lupa nanya lagi sama ummi tadi, kan ribet sendiri jadinya". Gerutu syabella dengan mata yang menilik ke sana kemari mencari keberadaan gusnya itu.

Setelah hampir putus asa tak menemukan batang hidung gus azzam syabella sayup-sayup mendengar lantunan ayat suci al quran dari arah balkon belakang ndalem dan lagsung ia hampiri.


"gus".

"iya".

"ada yang bisa syabella bantu?".

"salam dulu lain kali!".

"oh iya lupa, assalamualaikum gus azzam".

"telat!

"oke, sabar bell kalau mau jitak nih orang" gumamnya dalam hati. "mau dibantu apa gus?" tanyanya sekali lagi dengan nada selembut mungkin menahan emosi yang tengah membuncah diubun-ubunnya saat ini.

"gak ada yang bisa dibantu disini!, lebih baik kamu setoran aja, jangan melarikan diri ke ummi... dengan alasan buat bantu-bantu" celetuknya.

Dengan segenap hati dan kesabaran syabella menanggapinya dengan geram.


"gus azzam yang terhormat, syabella gak lari tapi, syabella gak punya stok hafalan buat disetorin".

"bukan kelas tahfidz gitu?".

"yap betul, syabella santri biasa kalau semua santri setoran biasanya syabella ke ndalem buat bantu-bantu ummi".

"kenapa gak ambil tahfidz?". Tanyanya sembari menutup mushaf yang sedari tadi bertengger ditangannya.

"belum yakin bisa istiqomah".

"gak pingin pakek selempang bill ghoib 30 juz dengan namamu, gitu?".

"kepingin tapi kan..."

"tunggu apalagi?".

"tunggu yakin dulu, terus kalau nanti bella udah nikah biar suami bella yang bimbing".

"kalau maut dulu yang minang kamu gimana?".

"oh... gus azzam ngedoain bella wafat cepet, gitu?"

"bukan tapi membenarkan bahwa tidak selama yang minang itu jodoh dulu tapi maut juga tak ada yang tau dan tak pandang umur". tuturnya menjelaskan kepada lawan bicara yang baginya aneh bin nyata.

"emang, gus azzam sudah khatam?".

"alhamdulillah".

"beneran gus?" tanyanya antusias karena pertama kali ia berhadapan dengan seorang hafidz tampan dan nyata sepertinya.

"iya, saya gak bohong".

"tipsnya gus?".

Belum sempat gus azzam menjelaskan syabella dipanggil oleh aiswa untuk kembali ke kamarnya, langkah aiswa dan syabella terhenti saat ia hendak melangkah keluar, suara ummi aisyah menghentikan langkah mereka.

"ayo makan bareng aja kalian" tawarnya, wajarlah ya kalau ditawari makan pasalnya mereka berdua sangat dekat dengan ummi aisyah seperti ke ibu mereka sendiri. namun mereka tak lupa ta'zim kepada ummi selaku bu nyai pemilik pondok pesantren ini.

"abell-" belum sempat ia menjawab aiswa memotongnya dengan jawaban yang tak ia inginkan.

"sudah ummi, makasih aiswa sama abell udah kenyang ummi" sambil menginjak kaki syabella.

"beneran?"

"iya ummi kita pamit dulu, assalamualaikum". dengan mencium tangan ummi aisyah dan melangkah pergi.

Setibanya dikamar....

"sakit tahu kakiku". sambil mememgang kakinya yang tadi diinjak aiswa agar syabella tak menerima tawaran ummi.

"lagian kamu sih".

"ishh, biasanya kan juga kamu mau?"

"syabella ku yang cantik ini beda, sekarang bukan Cuma ummi sama abah azis saja yang di ndalem tapi sekarang ada gus azzam".

"emang kenapa kalo ada gus azzam?".

"kamu tuh, gak malu apa?".

"enggak, lagian abell juga laper, pasti masakan ummi aisyah enak".

"aku yang masak, tapi ummi yang ngarahin" ucap aiswa meninggalkan syabella yang duduk di ranjang dan menuju almari dan mengambil beberapa roti dan jajan kemudian ia serahkan ke syabella. "nih makan".

"emm hehehe... makasih wa" dengan lahap syabella menghabiskannya tanpa menyisahkan bahkan menawari sang pemilik jajan tersebut dan dilanjutkan dengan tidur.

Malam harinya syabella terbangun tengah malam karna sebuah mimpi yang mengatakan "berjuanglah demi hatimu" setelah berfikir keras syabella melaksanakan sholat tahajjud dan melanjutkan tidurnya.

Syabella belum sadar bahwa mimpinya itu adalah petunjuk baginya.




Hai semua....🤗
Ini nyicil² biar ngirit part ya...😅 namanya juga cerpen jadi setiap part pasti dikit bahkan kurang dari 1000 kata.

Maafkan author wkwkwk🙏

Semoga suka dan menemukan pembelajarannya ya😇

Happy reading guys💞


Cinta Dibalik Perjuangan Bill Ghoib (On Going!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang