||part 4||

104 11 0
                                    

Kumandang adzan subuh telah menggema seantero pesantren al-maliki, para santri pun berhamburan ke luar untuk sesegera mungkin mengantri kamar mandi dan tempat wudhu' demi ketepatan waktu untuk berjamaah.

Setelah berwudhu', kini syabella dan aiswa melenggang menuju mushollah utama pondok pesantren ini.

Selama diperjalanan syabella tak henti-hentinya memikirkan apa arti dari mimpinya tersebut, ia tak berani dan tak mampu menceritakannya kepada siapapun meskipun aiswa sekalipun.

"Maksud apa yang sebenarnya tadi tersirat dalam mimpi ku?".

Hari demi hari aiswa lewati dengan indah dan mimpinya yang lagi-lagi sama menghampirinya dalam tidurnya, namun sejak hari ke tiga mimpi itu menghampirinya, asiwa tak tinggal diam. Ia terus memikirkan, mempertimbangkan,

Kini...
Satu bulan setelah mimpi tersebut, syabella lalui dengan bergulat dan meyakinkankan dirinya untuk mengambil kelas tahfidz yang diimbangi dengan sholat istikhoroh.

Malam ini dengan tekad yang telah ia yakinkan, syabella menghadap ummi aisyah untuk mengutarakan niatnya.

Setelah sampai di ndalem, kemudian syabella menghadap ummi aisyah.

“ummi..... (ucapnya lirih) syabella mau ambil kelas tahfidz” dengan perasaan campur aduk karena takut terlambat untuk mengambil langkah tersebut.

“alhamdulillah akhirnya yang ummi tunggu-tunngu kesampaian juga”.

“ummi, gak nolak bella?”.

“nolak gimana maksutnya?”.

“syabella ngerasa telat mengambil keputusan ini ummi, jadi takutnya ummi udah nutup peluang bella untuk masuk kelas tahfidz".

“tidak ada yang terlambat syabella!”.

“terimakasih ummi, emmm... ummi bella boleh peluk ummi, bella kangen ibunya bella tapi beliau sudah-”. tanpa aba-aba ummi aisyah memeluk syabella.

“biarkan beliau tenang bella, doakan beliau saja kasih beliau mahkota dengan tekadmu ini”.

Seketika syabella teringat tekadnya ini bermula saat hatinya ingin sungguh-sungguh memantaskan diri dengan gus azzam yang selama ini menyinggahi hati syabella untuk yang pertama kalinya secara diam-diam dan datamg dengan mimpi kala itu.

“maaf ummi tekad syabella sebenarnya untuk gus azzam, tapi insyaallah syabellah akan lurusin karena allah ta’alla semata saja” gumamnya dalam hati dan melepas pelukannya dan izin kembali ke kamarnya.

Dibalik tembok bernuansa cream, gus azzam terharu atas keputusan yang syabella ambil meskipun kadang menjengkelkan namun ia salut dengan keputusan yang syabella ambil dengan penuh pertimbangan.

Malam ini adalah malam pertama bagi syabella berjuang untuk gelar bill ghoib yang ia impikan namun dengan dorongan sebuah perasaan mahabbahnya kepada sang gus.

Syabella tak menyangka bahwa malam ini yang menjadi ustadz tahfidz nya telah diganti oleh gus azzam, rasa campur aduk terus mengalir deras senada dengan dentuman jantung yang berdetak ubnormal seiring berjalannya waktu, namun syabella berusaha menepis pikiran tersebut. Untuk malam ini syabella mengambil giliran terakhir karena ingin menyetor 2 juz sekaligus yang telah ia murojaah sebelumnya yaitu juz 30 dan 1.

Sekarang giliran syabella yang maju ia menutup al-qurannya yang sedari tadi ia bolak-balik untuk memperkuat hafalannya.
“gus saya setor juz 30 sama 1 boleh?”.

“iya boleh, lagian kan bagus”.

Setelah lancar dan ia akhiri syabella melangkah keluar setelah mengucapkan salam “besok jangan lupa juz 1 nya saya tagih lagi! terus, lanjutin terusannya.” ucap gus azzam dari belakang  dengan sedikit mengeraskan suaranya.

“siap komandan!” dengan membalikkan badan dengan al quran yang ia bawa dan ia tempelkan ke dadnya lalu memberi hormat kepada gus azzam. (emang dasar syabella gusnya dibercandain).

Gus azzam yang melihat itu pun memberi smirknya dan menggelengkan kepala karena tingkah syabella barusan terhadapnya tanpa ada rasa canggung sedikitpun.






Halu... eh maksutnya halo😑
Gimana cerpennya takutnya gak jelas dan kecepetan nih😭

Komen aja ya nanti kalau kecepetan atau gimana-gimananya👌

Happy reading💞

Cinta Dibalik Perjuangan Bill Ghoib (On Going!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang