Part 1

5.2K 156 0
                                    

Gadis cantik, baik, pintar dan paling penting anak yang penurut. Dia bahkan menerima keputusan papa nya untuk meneruskan perusahaan keluarga, dia anak kedua dari dua bersaudara.

Kakaknya seorang dokter spesialis dan dia seorang pembisnis, dari dulu dia tidak punya cita-cita lebih tepatnya malas memikirkan hal itu karena dia tahu terkadang realita tidak sesuai dengan keinginan.

Gadis cantik ini bernama Joy Aleo, punya kakak bernama Yuki Aleo. Anak dari pasangan Jun Aleo dan Yura Aleo dan keluarga mereka sangat dihormati dan disegani.

Yuki sang kakak sudah menikah dengan gadis cantik bernama Imel Aleo dan pernikahan mereka sudah 3 tahun dan perbedaan jarak Yuki dan Joy hanya 2 tahun.

Hari ini Yura dan seorang gadis datang ke apartemen Joy, karena Joy ingin mandiri dan mereka sebagai orang tua mengizinkan saja.

Yura tidak memencet bel karena keluarga Aleo tahu password apartemen Joy, mereka masuk dan Yura melangkahkan kaki ke ruang kerja Joy.

Di ruangan itu, semua berantakan karena berkas-berkas kantor, Jun tidak masalah anaknya kerja di apartemen terlebih Joy tidak suka melakukan hal yang sama cuma beda tempat saja.

"Joy, mama ingin bicara serius," kata Yura menatap Joy.

Joy yang mendengar suara Yura menghentikan aktivitasnya dan melihat Yura, dia kaget bukan kedatangan Yura yang tiba-tiba tapi seorang gadis yang Yura bawa.

Gadis itu naked di hadapannya sambil menunduk, jadi sebelum Yura ke ruangan Joy tadi Yura menyuruh gadis yang dia bawa untuk naked.

"Ma, apa-apaan ini?" tanya Joy kaget.

"Dia budak seks kamu mulai hari ini, namanya Haera," balas Yura santai.

"Ma, mama gila!" kata Joy meninggikan suaranya.

"Mama masih waras dan ini juga permintaan Papa, dia harus naked setiap harinya dan kamu boleh ajak dia keluar dari sini setelah dia hamil anak kamu.

"Jika tidak maka dia dilarang keluar, kalau kamu memaksa akan mama hukum kalian," jelas Yura panjang lebar membuat Joy melotot.

"Astaga ma, Joy tidak bisa. Joy bukan orang jahat yang menghancurkan masa depan anak sebaik dan sepolos dia," bantah Joy.

Baru kali ini Joy membantah perintah orang tuanya, dia tidak mau merusak masa depan orang lain walaupun orang itu budaknya sendiri.

"Maaf sayang, ini perintah papa. Mama pulang ya," balas Yura sebelum pulang.

Yura pulang dan meninggalkan Haera di ruang kerja Joy sedangkan Haera hanya diam bagaikan patung.

"Aarrrgghhh, cobaan apa lagi ini?" teriak Joy mengacak-acak rambutnya.

Jujur Joy frustasi, bagaimana mungkin dia menyakiti seorang gadis polos? Menyakiti diri sendiri saja, dia tidak bisa.

Joy tidak mengerti rencana orang tuanya itu, bukannya bisa melepaskan penat malah menambah beban.

Joy mengambil ponselnya dan menelepon Kenny selaku mata-mata dan bodyguard pribadinya, dia ingin tahu siapa gadis yang dibawa Yura ke sini.

"Ken, cari tahu semua data tentang Haera gadis yang mama ajak hari ini, saya tunggu 15 menit."

Belum sempat Kenny balas, Joy menutup panggilan dan meletakkan ponselnya di meja kerja.

"Duduk lah dulu karena saya harus ngerjain tugas kantor," perintah Joy tanpa menatap Haera.

Joy melanjutkan pekerjaan dia yang tertunda sambil menunggu telepon dari Kenny sedangkan Haera memilih untuk diam di posisinya karena dia tidak tahu harus duduk di mana.

Setelah 10 menit kemudian, Kenny menelepon Joy. Joy langsung mengangkat tanpa melihat siapa yang meneleponnya.

"Langsung jelaskan saja."

"Baik nona."

Haera atau dipanggil Rara, anak ke 5 dari 5 bersaudara dan anak perempuan satu-satunya.

Haera diasingkan dari keluarga karena keluarga Vander ingin anak laki-laki bukan perempuan makanya nama Haera tidak disertai marga keluarga.

Haera baru saja lulus dari SMA, sejak kecil dia sekolah dari beasiswa karena keluarga Haera tidak mau menyekolahkannya berbeda dengan kakak-kakaknya yang lain.

Mereka sekolah di sekolah elit dengan fasilitas mewah dan dibayarkan uang sekolahnya.

Setelah Haera lulus sekolah, Haera dijual sama keluarganya ke keluarga nona.

Alasannya cukup simpel karena mereka lebih milih harta daripada anak perempuan, selain itu Haera terkenal rajin, pintar dan baik ke siapa saja.

Untuk orang tua nona, mereka membeli Haera dengan tujuan yang baik walaupun nona berpikir itu jahat.

Jika orang tua nona tidak membeli Haera, Haera akan dijadikan pelacur di bar selain itu orang tua nona ingin nona mempunyai kekasih dan bisa memberikan mereka cucu.

"Jadi begitu, nona."

"Jangan bilang, kalian tanya ini ke orang tua saya langsung? Sampai kalian tahu sedetail itu."

"Sejujurnya iya nona, tuan tahu nona akan melakukan ini dan data yang saya katakan itu semua dari tuan."

"Baiklah, makasih informasinya."

Joy mengakhiri panggilan dan melanjutkan pekerjaan dia, setelah beberapa menit akhirnya kerjaan dia selesai. Joy menyuruh Haera mengikutinya, jadi saat ini mereka berada di ruang tamu.

"Duduk sini," perintah Joy menepuk sofa disebelahnya.

"Maaf nona, saya tidak pantas duduk di samping nona terlebih saya budak nona," tolak Haera menunduk.

Joy menghela nafas, dia berdiri menghampiri Haera. Dia mengangkat dagu Haera sehingga tatapan mereka bertemu.

"Di sini, saya nona kamu jadi turuti kata saya. Yang berhak menentukan pantas atau tidak itu saya bukan kamu dan jangan pernah menunduk saat bicara, saya tidak suka itu," tegas Joy.

"Maaf, nona," balas Haera.

Joy kembali duduk dan menarik tangan Haera hingga dia duduk di pangkuan Joy, lalu Joy memeluk Haera dari belakang dan menyandarkan kepalanya di pundak Haera.

Haera kaget dengan perlakuan Joy yang tiba-tiba tapi dia sadar dia bukan siapa-siapa yang berhak melarang Joy terlebih status dia hanya budak.

"Saya sudah tahu latar belakang keluargamu, saya tahu kamu ingin kuliah dan bersenang-senang layaknya anak remaja pada umumnya tapi saya juga tidak bisa mengabulkan hal itu.

"Kamu dengar sendiri kalau orang tua saya melarang kamu keluar dari apartemen, kamu boleh keluar dari sini bersama saya jika kamu hamil anak saya dan saya tahu itu hal tidak mungkin.

"Kenapa? Karena saya tidak mau merusak masa depanmu, saya ingin ajak kamu keluar tanpa merusak apa pun tapi ancaman orang tua saya tidak main-main.

"Oke lah kalau saya yang dihukum mereka tapi kalau kamu ikut dihukum juga kasihan kamu nya karena kamu hanya menjalankan perintah saya tanpa bisa menolak, saya harap kamu ngerti.

"Saya bukan orang jahat yang merusak gadis sebaik kamu, anggap saja kita teman. Panggil saya Joy bukan nona, kalau butuh sesuatu bilang padaku. Kalau mau istirahat di kamarku bukan di luar, aku ke kamar dulu," jelas Joy panjang lebar membuat Haera diam seribu bahasa.

TBC...

10. MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang