Yuki melarang bodyguard karena Yuki kasihan sama mereka jika mereka yang niatnya membantu malah jadi sasaran empuk Joy, makanya sebelum itu terjadi Yuki memperingatkan mereka.
Untung saja ruang Haera tempati kedap suara dan jauh dari penghuni pasien lainnya jadi perdebatan mereka tidak akan diusir.
Keluarga Vander yang geram langsung menyerang Joy sekaligus, Joy melawan mereka dengan santai. Dia sangat tahu kalau bukan bodyguard yang menjaga keluarga Vander, sudah dipastikan mereka mati.
Yuki terus merekam, Joy terus melanjutkan perkelahian dan semua yang melawan Joy langsung tumbang. Joy hanya terkena tiga pukulan di pipi yang membuat pipinya biru tapi itu tidak seberapa baginya.
"Ken tolong urus kehancuran keluarga Vander dan siarkan ke seluruh media yang ada, pastikan media itu menyiarkan selama sebulan penuh dan buat media bangkrut jika menolak," perintah Joy ke Kenny.
"Baik, nona," balas Kenny.
Kenny pergi menjalankan tugas dari Joy lalu Yuki menghampiri Joy dan menepuk pundak Joy bangga.
"Obatin dulu tuh pipi, Haera bisa shock kalau dia tahu kamu belum obatin luka," suruh Yuki.
"Aku obatin di kamar Haera saja kak, kakak minta suster saja nyiapin obat-obatan. Aku harus jaga istri dan anakku di dalam," tolak Joy halus.
"Kakak bangga, ternyata adik kecil kakak ini sudah dewasa," kata Yuki tersenyum.
"Tentu, kakak dan kak Imel sebaiknya pulang saja kasihan twins di rumah," balas Joy.
"Baiklah kami akan pulang, jaga kesehatan yang bener," kata Yuki.
"Iya, kak," balas Joy lalu masuk.
"Adik laknat, kakaknya malah ditinggalkan," gerutu Yuki lalu menyuruh bodyguard meminta obat-obatan ke suster dan dia masuk menyusul Joy.
Di ruangan, Joy ditatap orang tuanya dan Imel. Mereka kaget saat melihat pipi Joy biru bahkan belum diobatin.
"Pa, ma, kak, kalian tenang saja aku akan obati lukanya tapi di sini sambil jaga Haera dan Rei," kata Joy sebelum mereka marah.
"Apa yang terjadi sayang?" tanya Yura.
Joy menjelaskan semuanya, mereka yang mendengarnya menjadi geram bahkan Jun ingin menghajar mereka untung Yura menahan Jun.
"Pa, ma, kak, sebaiknya kalian pulang saja. Makasih sudah datang, biar aku yang jaga Haera dan Rei di sini," tutup Joy diangguki mereka.
Mereka pamit ke Joy lalu pergi, tidak lama bodyguard masuk dan memberikan kotak berisi obat-obatan.
Joy mengobati lukanya walaupun perih setelah itu dia merapikan kembali obat yang dia pakai.
2 jam kemudian, Haera terbangun dan Joy masih setia menunggu. Joy yang melihat Haera bangun langsung menghampiri dia.
"Kamu butuh apa? Apa kamu lapar atau haus?" tanya Joy.
Haera senang saat pertama kali dia bangun, Joy berada di sisinya tapi dia kaget melihat pipi Joy yang biru.
"Pipi kamu kenapa? Berkelahi sama siapa?" tanya Haera balik tanpa menjawab pertanyaan Joy.
"Hanya pengen, Ra. Tidak perlu kuatir," balas Joy berbohong.
Haera mengingat kata-kata Joy dulu kalau dia marah ada sebabnya, dia tidak akan gegabah apalagi memukul seseorang tanpa alasan yang jelas.
"Aku tahu kamu bohong, Joy. Kamu sendiri yang mengatakan kalau kamu emosi ada alasan yang jelas, katakan yang jujur," tegas Haera, Joy menghela nafas.
"Aku tidak mau kamu stress dan banyak pikiran, itu akan menghambat asi kamu untuk keluar, kasihan Rei yang tidak bisa nyusu," balas Joy.
"Aku janji tidak stress dan memikirkan apa pun asalkan kamu ceritakan semuanya," pinta Haera.
"Baiklah, aku jelaskan semuanya ke kamu," balas Joy pasrah.
Joy menjelaskan kejadian 2 jam yang lalu, Haera yang mendengarkan menjadi bersalah terlebih Joy seperti ini karena keluarganya.
"Sudahlah itu tidak penting," tutup Joy setelah menceritakan semuanya.
"Aku minta maaf karena mereka, kamu seperti ini," kata Haera menatap Joy.
Joy mengelus pucuk kepala Haera dan mencium keningnya, Joy tidak pernah mengalahkan dia atas keluarga yang selalu mengasingkan dia.
"Kamu tidak salah, ngapain minta maaf? Yang salah itu keluarga kamu bukan kamu, aku minta maaf karena aku membuat keluarga kamu bangkrut," ungkap Joy.
"Tidak apa Joy, itu balasan untuk mereka yang sombong. Mereka lupa kalau di atas langit masih ada langit, kamu tidur gih pasti lelah sehabis berantem sama jagain aku dan Rei," balas Haera tersenyum.
"Aku tidak lelah jika menjaga kalian karena itu tugasku, aku bisa istirahat nanti. Kamu tidur lagi gih," kata Joy.
"Tidur bareng ya, di sebelah aku masih lega," pinta Haera.
Joy gemas dengan sikap Haera jadi tidak tegas, dia mengangguk mengiyakan permintaan Haera lagipula bodyguard akan menjaga mereka di luar.
1 jam berlalu, Rei menangis membuat Joy terbangun. Joy langsung mengendong Rei tapi Rei masih juga menangis akhirnya dia terpaksa membangunkan Haera.
Haera terbangun akibat tepukan pelan Joy di pipinya, dia melihat Joy berdiri di sampingnya sambil mengendong Rei yang menangis.
"Say, dia haus deh. Aku sudah gendong dia tapi masih nangis juga, maaf aku terpaksa bangunin kamu," kata Joy ke Haera.
"Tidak masalah Joy, lagipula itu tugasku. Rei nya dibawa ke sini deh, aku mau nyusui dia," balas Haera diangguki Joy.
Joy memberikan Rei ke Haera, Haera langsung mengendong dan memberikan putting susunya ke Rei. Rei lahap sekali, Joy gemas melihat anaknya lalu menoel pipi Rei sesekali.
Haera bahagia melihat interaksi Joy dengan anaknya, tidak ada hal yang membahagiakan di dunia ini selain mereka tapi dia juga sedih tidak bisa melakukan tugasnya sebagai seorang istri.
"Maaf ya Joy, aku tidak bisa layani kamu hari ini. Sungguh aku lelah, kalau besok kamu mau akan aku layani," kata Haera menyesal.
"Aku tidak menuntut apa-apa, Ra. Aku tidak masalah juga jika aku tidak dilayani asalkan kamu sehat dan tidak kelelahan, itu sudah cukup untukku," balas Joy tersenyum.
"Makasih selalu ngertiin aku," kata Haera diangguki Joy.
Setelah Haera menyusui, Joy menidurkan Rei di keranjang bayi lalu Joy kembali ke tempat Haera dan duduk di sampingnya.
"Kamu lapar tidak?" tanya Joy.
"Tidak Joy, aku tidak lapar," balas Haera.
"Baiklah, kamu ingin apa? Apa mau tidur lagi?" tanya Joy.
"Tidak Joy, aku sudah cukup tidur. Hmm, Joy kalau kamu mau nyusu silahkan. Aku tidak tega melihat kamu hanya melihat Rei nyusu tapi kamu tidak," balas Haera menatap Joy.
"Tidak Ra, aku tahu kamu lelah. Sekali lagi, aku tidak mementingkan kepuasan diriku. Aku cukup dewasa menyikapi hal ini, jangan merasa bersalah karena aku tidak suka," ungkap Joy membuat Haera tersenyum.
Sungguh, aku bahagia memiliki pasangan hidup sepertimu. Aku akan melayani kamu dan mengurus anak kita, batin Haera.
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
10. Mine
Short StoryBudayakan membaca sebelum lanjut! Cerita ini G!P (Girl x Girl Futa) Kalau tidak tahu, cari tahu dulu apa itu futanari sebelum baca cerita ini. Kalau sudah tahu, kalian bebas mau membacanya atau mengabaikan cerita ini. Tapi, kalau kalian tidak suka a...