1 minggu kemudian, semua tetap sama. Joy belum menyentuh Haera walaupun mereka tidur sekamar dan mereka semakin dekat, tidak ada jarak lagi antar mereka.
Haera tetap melayani Joy dalam hal lain seperti membuat makanan, membersihkan apartemen dan melakukan hal yang bisa dia kerjakan sedangkan Joy tetap bekerja.
Jika Joy merasa Haera kelelahan barulah dia menyuruh Haera istirahat apalagi jika Haera tetap memaksa bekerja, dia paling tidak suka Haera sakit akibat kelelahan.
Biasanya Haera masuk ke ruang kerja Joy setelah membersihkan apartemen, Joy yang melihat dia masuk langsung tersenyum.
"Ah kebetulan ada kamu, bantuin sini," kata Joy.
"Bantu apa?" tanya Haera.
"Periksa laporan itu, kalau ada yang salah beritahu," perintah Joy.
"Aku tidak kuliah Joy, mana tahu hal ini," balas Haera.
"Aku ajari sekali dan aku yakin kamu akan ngerti, tenang saja aku akan membayar jasa kamu," kata Joy dibalas gelengan.
"Tidak perlu Joy, aku budak kamu jadi tidak perlu bayar apa pun yang aku kerjakan," tolak Haera.
"Aku tidak peduli, kamu kerja maka kamu dibayar, tidak peduli statusmu. Aku juga butuh asisten, bisa gila lama-lama ngerjain ini sendiri," tegas Joy.
Joy mulai menjelaskan apa saja yang harus Haera periksa, Haera menyimak penjelasan Joy karena dia tidak mau merugikan perusahaan Joy walau bisa saja dia lakukan hal itu tapi dia tidak ingin apalagi Joy orang baik.
Haera akan membalas segala kebaikan Joy, walaupun status dia budak seks tapi Joy belum pernah menyentuhnya selama ini. Dia tahu Joy pasti sengsara melihat tubuh nakednya setiap hari tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah.
"Kamu ngerti atau perlu diulang?" tanya Joy menatap Haera.
"Aku ngerti Joy, boleh aku tanya? Kamu tidak ke kantor?" balas Haera.
"Aku ke kantor 3 bulan sekali jadi kerjaan aku bawa ke rumah, lagipula tidak ada bedanya kerja di rumah sama kerja di kantor kalau meeting sama sekretaris saja," kata Joy santai.
Haera mengangguk dan mulai membantu Joy mengerjakan laporan, mereka bekerja dengan tenang selama 2 jam non stop.
Haera yang melihat Joy masih sibuk dengan laporan lainnya, dia berinisiatif untuk mengambil minum supaya Joy rilex dengan kerjaan yang menumpuk.
Joy yang tahu Haera keluar membiarkan saja dan terus memeriksa laporan, tiba-tiba ponselnya berdering dan dia mengangkat tanpa melihat siapa yang meneleponnya.
"Hallo."
"Hallo sayang, papa ingin bicara serius."
"Katakan saja, pa."
Joy terus fokus memeriksa laporan sambil menerima telepon, baginya waktu adalah uang dan tidak boleh dibuang gitu saja.
"Papa ingin kamu melakukan seks dengan Haera malam ini."
Perkataan Jun membuat Joy menghentikan pekerjaannya, jujur saja dia sudah pusing ditambah pusing lagi dengan perkataan Jun.
"Pa, jangan gila deh. Joy udah pusing sama urusan kantor dan sekarang papa minta Joy melakukan itu, Joy tidak bisa pa."
"Papa akan menyuruh orang untuk perkosa dia jika kamu tidak mau."
"Fine, Joy turuti kemauan papa."
"Papa tunggu kabar dari kamu besok, kalau kamu mengingkari janji, kamu tahu akibatnya."
Joy kesal dan marah, dia melempar ponselnya ke tembok membuat ponselnya rusak terbelah dua. Dia tidak peduli panggilan itu masih tersambung, dia mengacak ruang kerjanya lalu tubuhnya merosot dan duduk.
Kenapa ini harus terjadi padanya? Astaga, aku tidak menginginkan hal ini. Apa yang harus aku lakukan? batin Joy lirih.
Haera yang kembali membawa minuman untuk Joyl, heran dengan ruang kerja yang sudah kapal pecah, dia meletakkan nampan di meja dan mendekati Joy yang duduk di sudut ruangan sambil menangis.
"Joy, kamu kenapa?" tanya Haera kuatir.
"Maaf Ra, maaf," kata Joy tanpa membalas pertanyaan Haera.
"Kamu tidak salah, Joy. Kenapa minta maaf?" tanya Haera.
"Papa telepon, dia minta aku melakukan seks denganmu. Jika tidak, kamu akan diperkosa orang lain. Aku tidak mau merusakmu tapi aku lebih tidak mau kamu dirusak orang lain," jelas Joy tanpa menatap Haera.
Jujur saja Haera kaget, dia tahu cepat atau lambat Joy akan mengambil virgin dia dan melayani Joy karena dia budak seks, Haera tahu posisinya.
Haera menghapus air mata Joy, dia tahu Joy pusing dengan pilihannya tapi Joy tidak seharusnya memikirkan dia yang hanya seorang budak.
Haera sudah menyiapkan diri untuk hal ini jadi dia tidak menyalahkan siapa-siapa terlebih dia ikhlas jika Joy yang mengambil virgin dia dibanding orang lain.
"Aku tidak apa Joy, kamu berhak melakukan seks denganku karena aku budak seks kamu. Jangan memikirkan hal yang tidak harus kamu pikirkan, aku siap kapan pun kamu ingin memakai tubuhku.
"Aku lebih ikhlas jika kamu yang aku layani, cuci muka gih biar ruangan ini aku bereskan," ungkap Haera tersenyum.
"Tidak perlu, besok saja aku bereskan. Kamu ikut aku ke kamar saja, kita lakukan seks sekarang," balas Joy terpaksa.
Joy menarik pelan tangan Haera ke kamar meninggalkan ruang kerja yang sangat berantakan, Haera mengikuti saja.
"Aku minta maaf Ra, ini pasti menyakitkan untuk kamu," kata Joy.
"Aku siap Joy, kamu tidak perlu kuatir lagipula itu tugasku," balas Haera.
Joy melepaskan pakaiannya hingga naked setelahnya dia mencium bibir Haera yang dibalas ciuman dari Haera.
"euummm,"
Desahan keluar dari mulut Haera, tangan Joy tidak diam saja melainkan tangannya dia gunakan untuk meremas kedua payudara Haera.
Setelah puas di bibir, Joy mendorong Haera pelan ke kasur sehingga posisi Haera telentang. Joy mencium leher Haera dan membuat banyak tanda di sana.
Puas dengan tanda yang dia buat, Joy menghisap puting susu Haera sedangkan tangan kanannya kembali meremas payudara Haera dan tangan kiri mengelus vagina Haera yang mulai basah.
"Aahhhhhh Jjjjooooyyyy,"
"Eeennnaakkk aaahhhhhh,"
Desahan Haera membuat Joy bersemangat dan melupakan kata terpaksa terlebih mereka sama-sama menikmatinya.
Setelah menyusu, Joy turun dan memperhatikan vagina Haera lalu menjilat menjilati vagina dengan sangat cepat.
"Aaahhhh Jjjjooooyyyy teeerrrusss,"
"Aakkkuuu maaauuu keeelluuaarrr,"
Haera orgasme yang pertama, orgasme Haera dihisap Joy sampai habis, setelah Joy rasa pemanasan cukup sekarang dia akan keintinya.
Joy sebenarnya takut tapi dia memberanikan diri terlebih dia akan bermain halus dengan Haera, Joy mengarahkan juniorku ke vagina Haera yang masih sangat-sangat sempit.
"Aaarrgghhhhh sssaaakkkiitt hhhiikkksss Jjjjooooyyyy,"
"Tahan ya Ra, aku akan main halus,"
Joy tahu ini menyakitkan untuk Haera dan Haera percaya dengan Joy yang bermain lembut, Joy mencium bibir Haera untuk mengurangi rasa sakitnya.
Sedangkan Joy terus memaju mundurkan juniornya sampai dia sampai diujung dengan sangat lembut, walaupun sakit Haera tetap menikmati.
Darah keluar dari vagina Haera, Joy terus memaju mundurkan juniornya.
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
10. Mine
Short StoryBudayakan membaca sebelum lanjut! Cerita ini G!P (Girl x Girl Futa) Kalau tidak tahu, cari tahu dulu apa itu futanari sebelum baca cerita ini. Kalau sudah tahu, kalian bebas mau membacanya atau mengabaikan cerita ini. Tapi, kalau kalian tidak suka a...