Beberapa menit kemudian, makan malam telah dihidangkan dan mereka makan dengan tenang setelah makan, Yuki menyuruh Imel dan Haera masuk ke kamar.
Haera ingin menolak tapi Imel dengan cepat menarik pelan Haera ke kamar sedangkan Yuki dan Joy mencuci piring setelah itu mereka tidak mengelar kasur.
Yuki dan Joy sepakat untuk tidur di sofa lagipula sofa empuk ini dan sama seperti tidur di kasur jadi dari pada susah-susah gelar kasur mending tidur di sofa.
Tengah malam, Haera keluar untuk mengambil minum. Dia melihat Yuki dan Joy tidur di sofa membuat dia tidak tega karena dia tidur di kasur, dia kembali ke kamar untuk ambil dua selimut.
Pertama Haera menyelimuti Yuki dan kedua barulah dia menyelimuti Joy tapi hal yang dia lakukan membuat Joy terbangun, Joy melihat dia di atasnya.
"Kamu ngapain, sayang? Mau makan atau ngidam?" tanya Joy setengah sadar.
"Aku haus Joy, aku mau ke dapur tapi aku melihat kalian tidur di sofa, jadi aku kembali ke kamar dan menyelimuti kalian dengan selimut. Aku minta maaf membuat kamu bangun," balas Haera.
"Duduklah, aku saja yang ambil minum," kata Joy lalu pergi.
Haera hanya pasrah melihat Joy yang pergi gitu saja dan duduk di sofa sambil menunggu Joy, tidak butuh waktu lama Joy sudah kembali dengan segelas air putih di tangannya.
"Balik ke kamar gih, taruh gelas di kamar saja besok aku balikin ke dapur habis minum langsung istirahat," tegas Joy dibalas anggukan.
Haera kembali ke kamar dan minum lalu menaruh gelasnya di meja sedangkan Joy kembali tidur dengan selimut yang Haera berikan tadi, dia bersyukur Haera perhatian juga kepadanya.
Keesokan harinya, Haera terbangun lebih dulu. Dia mandi dan membuat sarapan untuk mereka, tidak lama Imel menghampiri dia dan membantunya.
Imel tahu Yuki dan Joy masih terlelap, dia tidak membangunkan karena mereka tidur sangat pulas jadi dia memilih membantu Haera daripada Haera membuat sarapan sendiri dalam kondisi hamil.
"Kak, apakah kita tidak bangunkan mereka?" tanya Haera setelah mereka selesai menyiapkan sarapan.
"Bangunkan saja, kamu bangunin Joy ya," balas Imel diangguki Haera.
Imel membangunkan Yuki dan Haera membangunkan Joy setelah mereka bangun, mereka disuruh mandi dulu dan menunggu mereka di ruang makan.
Yuki yang sudah mandi langsung menghampiri mereka dan mencium pipi Imel berbeda dengan Joy yang langsung nyosor ke bibir Haera di depan mereka.
"Ada kak Yuki dan kak Imel, Joy. Kebiasaan banget sih main nyosor aja," omel Haera dibalas kekehan.
"Tenang aja sih say, mereka sudah tahu sifat aku. Udah yuk makan, laper nih," balas Joy.
Mereka makan dengan tenang setelah makan, Joy dan Yuki yang mencuci piring-piring kotor mereka setelah itu mereka bergabung di ruang tamu.
"Kakak kapan pulang?" tanya Joy menatap Yuki.
"Sebentar lagi, Joy," balas Yuki.
"Hati-hati, jangan ngebut," kata Joy menasehati diangguki Yuki.
Joy membisikkan sesuatu ke Yuki setelah itu Yuki mengangguk mengizinkan sedangkan Imel dan Haera tidak mengerti apa-apa menjadi bingung.
Tiba-tiba Haera ditarik pelan untuk bangun sama Joy lalu duduk di pangkuan dia, dia menyandarkan kepalanya di pundak Haera dan memeluknya dari belakang.
Haera mulai waspada dengan tingkah Joy, berbeda dengan Yuki yang membisikkan sesuatu ke Imel membuat Imel paham dengan hal yang Joy inginkan.
Sambil memeluk Haera tangan Joy yang tadinya berada di perut Haera kini berpindah. Tangan kiri Joy ke payudara Haera sedangkan tangan kanannya sudah di vagina dan bersiap memasukkan kedua jarinya ke vagina Haera.
Joy meremas payudara Haera sambil memaju mundurkan dua jarinya yang sudah masuk ke vagina Haera membuat Haera mendesah.
"Aaahhhh,"
"Jjjjooooyyyy aaaaddddaaaa aaahhhhhh kkaakkaakk kkaaammuu,"
"Tenang saja sayang, mereka setuju dan tidak peduli aku melakukan seks di mana. Mereka juga menikmati adegan panas kita," balas Joy tanpa menghentikan aktivitasnya.
Haera sudah tidak bisa mendengarkan kata Joy karena dia sudah terbuai dengan sentuhan Joy dan tidak peduli malu dilihat Yuki dan Imel.
"Leeebbiiihh cccceeepppaaatt aaahhhhh Jjjjooooyyyy,"
Joy menuruti keinginan Haera, dia menggerakkan jarinya dengan cepat karena dia tidak mau Haera menderita.
"Aaaakkkkkuuu aaaahhhh pppeeeengggeeennn kkkeeellluuuaarr,"
Dan tidak lama Haera orgasme, Joy mengeluarkan jarinya yang terkena orgasme Haera dan mengarahkan ke depan mulutnya membuat dia bingung.
"Jilatlah sampai habis, sayang," perintah Joy.
Haera menuruti perintah Joy, jujur saja dia sungguh lelah dan nikmat di saat yang bersamaan. Setelah melihat adegan panas mereka, Yuki dan Imel pamit pulang.
Joy mengendong Haera ala bridal style ke kamar mandi dan memandikannya kembali setelahnya Joy menyuruh Haera beristirahat.
Tidak terasa sudah 9 bulan Haera mengandung, selama itu Joy selalu menuruti apa pun yang Haera inginkan. Mengabulkan ngidam dia tanpa Joy merasa lelah atau kesal kepadanya karena semua ini untuk anaknya juga.
Tidak mungkin Joy mau menanam benih tapi membiarkan begitu saja, dia bukan orang yang setega itu ke istri apalagi anaknya. Selama dia mampu, akan dia lakukan.
Haera bersyukur Joy selalu sabar dan setia menemani dia di masa-masa kehamilannya dan hari ini anak mereka akan lahir, sejauh ini mereka tidak tahu jenis kelamin anaknya karena mereka akan menerima apa pun jenis kelaminnya.
Joy terus setia menemani Haera dari proses bersalin hingga Haera di pindahkan ke ruang rawat, sungguh dia bersyukur bisa memiliki Haera dan anak yang cantik terlebih gen Joy menurun ke anaknya.
"Joy, nama anak kita siapa?" tanya Haera.
"Reine Roi Aleo, biarkan dia menjadi ratu sekaligus raja di keluarga Aleo. Ratu kesayangan keluarga dan raja kesayangan untuk keluarganya kelak," jelas Joy membuat Haera terharu.
"Nama panggilannya siapa, Joy?" tanya Yuki.
"Rei," balas Joy.
"Selamat datang ke dunia baby Rei," kata Haera mencium pipi Rei.
"Makasih sayang, sudah melahirkan anak yang cantik sekaligus ganteng dan makasih sudah berjuang untuk melahirkan anak kita," ungkap Joy mencium bibir Haera sekilas.
Perbuatan Joy mendapat pukulan di kepalanya, pelakunya tentu saja Yuki. Imel mana berani memukul Joy walaupun dia kakak ipar Joy.
"Kali ini kakak harus melarang kamu, bagaimana bisa kamu mengumbar keromantisan di depan anak kalian yang baru saja lahir?" omel Yuki.
"Namanya kelepasan, kak," balas Joy tanpa rasa bersalah.
Mereka terkekeh melihat pertengkaran adik kakak ini bahkan Rei tidak menangis malah ikut menonton seolah mengerti apa yang diributkan.
"Sudah, sudah, ini rumah sakit jangan berisik," tegur Yura.
"Maaf, ma," balas Yuki dan Joy menyesal.
"Selamat ya sayang," kata Yura mewakili Jun kepada Haera.
"Makasih pa, ma," balas Haera.
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
10. Mine
Short StoryBudayakan membaca sebelum lanjut! Cerita ini G!P (Girl x Girl Futa) Kalau tidak tahu, cari tahu dulu apa itu futanari sebelum baca cerita ini. Kalau sudah tahu, kalian bebas mau membacanya atau mengabaikan cerita ini. Tapi, kalau kalian tidak suka a...