Part 5

1.9K 84 0
                                    

Haera terpaksa keluar dari ruang kerja Joy dan sarapan sendiri setelah itu dia membersihkan apartemen seperti biasanya walaupun Joy tidak pernah menyuruhnya.

Setelah rapi, Haera kembali ke ruang kerja Joy dan melihat ruang kerjanya yang masih berantakan. Dia melihat Joy yang terlelap akhirnya dia memberanikan diri untuk membangunkan Joy, baru dia merapikan kekacauan ini.

Tapi Haera merasa ada yang aneh, Joy terlihat pucat. Saat dia menyentuh kening Joy, tubuh Joy sangat panas. Dia mengambil kompres instan lalu menyiapkan bubur untuk Joy setelah itu dia kembali ke ruang tadi dan membangun Joy.

"Ada apa?" tanya Joy pelan.

"Makan ya, badan kamu panas. Habis makan, minum obat dan istirahat," balas Haera.

"Buat apa kamu peduli sama orang yang merusak masa depanmu? Biarkan saja aku mati, Ra. Buat apa aku hidup tapi hidupku hanya merusak kamu hiks, setiap kali aku melihat kamu bayang-bayang saat aku mengambil virgin kamu selalu ada.

"Rasa bersalah itu selalu muncul, kenapa aku terlahir seperti ini Ra? Aku tahu kamu menderita, tapi kamu selalu tersenyum. Aku jahat Ra, hiks," ungkap Joy mengeluarkan keluh kesahnya.

"Jangan hukum diri kamu, Joy. Kamu tidak salah, aku sudah mengatakan kalau ini memang takdirku. Aku ikhlas memberikan virginku ke kamu dan aku bahagia kamu memperhatikan aku, tidak seperti keluargaku yang melihat aku saja tidak sudi.

"Jangan seperti ini lagi Joy, aku sedih melihat kamu yang menghukum diri sendiri. Aku budak seks kamu dan selamanya begitu, aku akan melayani kamu jangan merasa bersalah terlebih aku juga menikmatinya," jelas Haera panjang lebar.

Haera menghapus air mata Joy, dia tahu Joy terluka tapi dia sedih melihat kondisi Joy apalagi sampai menghukum diri sendiri yang sejujurnya bukan salah Joy.

"Makan yuk, habis itu minum obat," kata Haera.

"Aku pengen tidur saja, Ra," tolak Joy.

"Makan dulu ya, aku sudah buatkan bubur loh untuk kamu," mohon Haera.

Joy tidak tega melihat Haera yang memohon kepadanya, dia ingin sekali menolak karena dia sangat pusing dan tidak nafsu makan tapi akhirnya dia mengiyakan keinginan Haera.

"Aku makan sendiri saja," balas Joy.

"Aku suapin," tolak Haera.

Haera menyuapini Joy, Joy menerimanya. Joy terus makan bubur buatan Haera hingga habis walaupun sesekali dia ingin muntah karena mual, setelah itu dia minum obat dan Haera memapahnya ke kamar untuk beristirahat.

"Temenin aku tidur, Ra," pinta Joy.

"Iya," balas Haera.

Joy kembali tertidur dengan Haera yang berada di sampingnya, Haera tidak benar-benar tidur karena dia harus membuat makan siang nanti.

Setelah memastikan Joy tertidur pulas, Haera keluar dari kamar Joy pelan-pelan. Saat di ruang tamu, dia melihat dua gadis asing masuk ke apartemen Joy.

Haera hanya menunduk tanpa menutupi tubuhnya yang naked karena dia bukan siapa-siapa di sini dan dua gadis itu kaget melihat Haera yang naked.

"Siapa namamu?" tanya Yuki sang kakak Joy.

"Haera, nona," balas Haera menunduk.

"Saya Yuki Aleo dan ini istri saya namanya Imel Aleo, kamu siapanya Joy?" tanya Yuki.

"Saya budak seks nona," balas Haera masih menunduk.

"Say, kamu lepas dulu pakaian kamu," perintah Yuki ke Imel.

Imel mengangguk dan melepaskan pakaiannya hingga naked sedangkan Yuki menghampiri Haera yang masih menunduk, dia mengangkat dagu Haera hingga tatapan mereka bertemu.

"Jangan pernah menunduk saat mengobrol dengan saya maupun keluarga saya, dan panggil saya kakak itu lebih baik daripada nona.

"Mel, kamu ajak dia ngobrol. Aku harus menemui adik nakalku itu dan beritahu semua tentang Joy yang kamu ketahui," kata Yuki lalu ke kamar Imel.

Jadi Imel dulunya seperti Haera, dia budak seks Yuki sampai dia mengandung anak mereka barulah Yuki diizinkan menikahnya dengan catatan dia harus naked di rumah Yuki maupun di apartemen Joy.

Jika ada anak-anak maka Imel diharuskan memakai pakaian lengkap bedanya Imel tidak memakai dalaman saja dan Imel setuju bahkan mereka sudah mempunyai 2 anak kembar.

Anak mereka dititipkan ke Jun sebelum mereka ke sini, Haera yang melihat Imel naked menjadi kaget berbeda dengan Imel yang tersenyum.

"Duduklah, tidak perlu kaget. Kakak seperti mu yang awalnya menjadi budak seks," kata Imel santai.

Haera dengan ragu duduk di samping Imel, Imel mulai menjelaskan cerita kehidupannya termasuk tubuh dia yang sudah dilihat Joy dan dia juga menceritakan tentang Joy.

Dari kesukaan hingga apa yang Joy tidak suka terlebih mereka cukup dekat saat Imel menjadi budak seks Yuki, sedangkan Yuki yang di kamar Joy langsung menghampirinya.

Yuki melihat wajah pucat Joy, lalu dia mengelus kepala Joy dan Joy yang merasa terganggu akhirnya membuka matanya.

"Kakak," kata Joy kaget.

"Kakak ditelepon Papa untuk datang ke sini karena kamu sakit dan semalam habis mabuk, pas kakak ke sini kakak kaget melihat gadis cantik yang dulunya seperti Imel, kakak jadi tahu penyebab kamu sakit.

"Kakak tahu kamu benci hal ini tapi kamu harus pikirin Haera juga, dia kuatir melihat kamu pulang dalam keadaan mabuk. Kalau kamu merasa bersalah, balas rasa itu dengan membuat dia senang.

"Kamu turuti kata papa, buat dia hamil secepatnya dengan begitu kamu bisa ajak dia jalan-jalan keluar bukan terkurung di sini. Itu yang kamu bilang dulu saat kakak down, kenapa kamu tidak bisa melakukan apa yang kamu katakan dulu?

"Apa segitu lemahnya adik kakak ini? Apa segitu bodohnya kamu? Kamu pintar dan kuat bukan? Jadi tunjukkan itu dan kamu tahu sendiri, kakak lebih dulu merasakan hal ini dibanding kamu," jelas Yuki panjang lebar.

"Maaf kak, maaf hiks," lirih Joy.

Yuki menghapus air mata Joy, dia tahu adik kecilnya terpukul sama halnya dengan dirinya dulu. Dia tahu apa yang Joy rasakan tapi dia ingin melihat adiknya bangkit dari keterpurukannya.

"Kakak terima maaf kamu, sekarang kamu bangkit dan buktikan hal itu. Kakak buat kamu makanan dulu," balas Yuki lalu menuju dapur.

Di ruang tamu, Yuki tersenyum melihat mereka berbincang-bincang. Mereka yang menyadari kehadiran seseorang langsung menatap Yuki.

"Kak, kakak mau apa?" tanya Haera.

"Masak untuk adik nakal itu," balas Yuki tersenyum.

"Biar aku saja kak yang masak," kata Haera menawarkan diri.

"Kamu diam saja sama Imel, biar kakak yang masak lagipula vagina kamu pasti masih sakit," tolak Yuki lalu melangkahkan kaki ke dapur.

Yuki membuat makan siang bukan untuk Joy saja melainkan untuk semua jadi porsi makanan cukup untuk 4 orang setelah makanan matang, Yuki membawa makanan Joy ke kamarnya.

TBC...

10. MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang