Ten kembali berjalan lesu tanpa secerca semangat pada langkahnya, bahkan sisa isakannya masih tertinggal yang kini menemani sahutan kendaraan malam di sekitarnya. Pandangannya kosong menatap trotoar jalan yang ia tapaki, tidak peduli dengan segelintir orang yang berjalan di jalan yang sama atau bahkan ketika melewati pintu toserba yang tiba-tiba terbuka dengan kasar di sebelahnya.
Terlalu berlarut dengan kesedihan hingga membuatnya sama sekali tidak terkejut ketika seseorang menahan lengannya. Ia hanya mengikuti arah pandang dengan lesu ketika badannya secara tidak sengaja berbalik ke arah orang yang menahannya. Orang yang sempat ia cari kemarin.
"Kau baik-baik saja?"
Ten berusahan mengembalikan fokusnya untuk menyadarkan apakah ia berhalusinasi bertemu Johnny atau benar pria itu lah yang kini di hadapannya.
"Aku sedang tidak ingin melihatmu"
"Kau tidak terlihat baik-baik saja, Ten. Aku akan mengantarmu"
Ten menghapus jejak air mata di kedua pipinya, sangat lembab. Menyedihkan.
"Pergilah, Johnny"
"Tidak baik berjalan sendirian tengah malam. Ayo kuantar" Johnny meraih tangan Ten namun Ten tidak mengikuti langkah pria berbadan jangkung dan tegap itu.
Ten menoleh ke arah toserba, berpikir pendek sebelum memutuskan.
"Hanya jika kau membelikan soju"
Tanpa menurunkan tangan yang digenggamnya Johnny kembali masuk ke toserba untuk mengambil beberapa botol soju. Setelahnya ia mendudukkan Ten pada bangku yang memiliki meja tunggal yang ada di depan toserba.
"Aku akan menemanimu"
Ten mengerjap pelan. "Kau harus pulang"
Johnny tersenyum sebelum membukakan soju untuk Ten dan memberikannya pada pria yang lebih kecil.
"Kau terlihat kacau dan aku tidak sedang terburu-buru, aku akan menemanimu" Ten menanggapinya dengan mengangguk.
Ia meneguk isi botol soju di tangannya. Reaksinya sedikit berlebihan bagi pria usia 25 tahun, tentu karena Ten tidak biasa minum minuman beralkohol. Ia selalu menghindari minuman yang selalu memberikan aftertaste efek terbakar dan pahit.
Ten menengadah pada langit-langit malam yang cukup cerah, bertolak dengan perasaannya yang diselimuti kesedihan. "Kau sedang ada masalah?"
Yang Johnny lihat saat ini jauh berbeda dengan Ten yang ia temui sebagai klien minumnya beberapa kali. Tidak ada pakaian kasual yang menggoda, ekspresi ala periang yang siap mendengarkan apa saja cerita teman minumnya, atau sekedar senyum manis di bibir ranumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Issues [✔️] | Johnten
FanfictionWell, benar, orang asing. Terlebih moodnya sedang tidak bersahabat saat ini dan ia harus segera memasang topengnya lagi karena harus menemui kliennya yang ke sekian malam ini. "Aku melakukan apa yang menjadi kewajiban orang lain, hanya karena ikatan...