Ten kembali ke kubikalnya setelah jam makan siang sudah selesai, ia memilih waktu yang tepat sehingga tidak banyak pertanyaan dari rekan-rekannya meski satu dua tidak berhasil dihindarinya.
"Ten, kau... okay?"
Ten yang tengah mempelajari arsip di depannya kini mengangkat kepalanya. "Eh? Aku? Tentu saja WinWin, aku sedang mempelajari design yang kau berikan, apa ada sesuatu yang bisa kubantu?"
Senyum ten membuat siapapun akan yakin bahwa tidak ada yang salah pada pria berhidung mungil tersebut. Namun WinWin adalah kepala divisi ini sejak lama, ia selalu memperhatikan staffnya dengan baik tak terkecuali staff barunya.
"Aku melihatnya Ten, jika ada yang ingin ceritakan jangan sungkan untuk bercerita" Winwin menepuk bahu Ten sebelum kembali ke kubikalnya. Nadanya yang khawatir cukup membuat Ten mengerti bahwa ia benar-benar diperhatikan di sini.
"Winwin aku—ingin berbicara"
Ten memutuskan untuk menceritakan sedikit hubungannya dengan Model yang mereka hubungi beberapa waktu lalu, Winwin tidak menyangka begitu juga Ten. Sebagai pihak yang seharusnya tahu akan informasi itu Ten merasa tidak enak dengan tim terlebih pertemuannya tidak bisa disebut baik-baik saja di cafe kantor membuatnya semakin bersalah jika akan mempengaruhi citra perusahaan.
"Kau kakak yang baik Ten, terlepas apapun yang menbuat hubungan kalian seperti itu aku bisa melihat kau tetaplah seseorang dengan hati yang tulus" Ten hanya menatap atap gedung di bawahnya dengan penuh sesal. Sesekali mengangguk menerima perkataan Winwin yang ia harapkan benar terjadi.
"Aku juga melihat kesungguhanmu di tim kami jadi kami yakin masalah pribadimu tidak akan mempengaruhi pekerjaan, tim kami benar-benar membutuhkan seseorang sepertimu"
Ten kini mendongak menatap Winwin yang tengah menseriusi ucapannya. "Kalau begitu bolehkah aku bertukar job dengan Xiaojun?"
"Apa?"
"Xiaojun sedang melanjutkan interior untuk pemotretan besok, kan? Jika aku tidak salah ia sedang mengerjakan tiga spot banyaknya, kan? Ijinkan aku mengambil alih pekerjaannya" Ten memohon dengan memelaskan wajahnya, seperti kucing yang merengek secawan susu.
sebelum WinWIn menanggapi Ten manambhakan, "Xiaojun sudah tidak lagi di tim design apa tidak kasihan ia lembur di tim kita? Meski itu tanggungannya di tim kemarin tapi tidakkah lebih baik jika aku berkontribusi lebih banyak, Um?" Ten mengedipkan matanya dengan lambat bersamaan dengan lengkung manis pada bibirnya. Winwin menghela napas pasrah.
"Itu... Baiklah, lakukanlah di bawah pengawasan Xiaojun"
"Winwin jjang!"
***
Ten membantu Xiaojun menyiapkan studio untuk pemotretan besok, tidak banyak detail hanya saja konseonya sedikit lebih membutuhkan aksen tertentu yang menonjolkan summer tahun ini.
"Apakah tidak ada yang membantumu selain aku Xiaojun?"
"Mereka sedang mengerjakan tugas masing-masing, kau pulanglah aku bisa lembur malam ini"
Ten melepas alas kakinya untuk memasuki area spot foto. "Berdua akan semakin cepat selesai, lagipula aku kan seharusnya ditugaskan untuk seperti ini bukankah kau juga mendapatkan tugas di tim fashion?"
"Tidak banyak hanya saja di sana selalu ada pekerjaan dari Hendery ah benar Hendery, ia bertanya-tanya ada apa denganmu kenapa tidak membalas pesan atau panggilannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Issues [✔️] | Johnten
FanfictionWell, benar, orang asing. Terlebih moodnya sedang tidak bersahabat saat ini dan ia harus segera memasang topengnya lagi karena harus menemui kliennya yang ke sekian malam ini. "Aku melakukan apa yang menjadi kewajiban orang lain, hanya karena ikatan...