~happy reading~
______________
--
-
"Ra, jadi lo ikut latihan? Ini udah jam dua loh," kata Lola menunjukkan jam tangan yang melilit pergelangan tangannya
"Gue jadi ngerasa agak ragu ra, denger omongan Gifar tadi kalo ternyata kak Irzan ikut eskul itu juga," Ira merasa bimbang mengambil keputusannya.
Saat ini mereka berempat tengah berada di kantin sekolah. Setelah tadi bel pulang berbunyi lebih cepat karena adanya rapat guru dadakan, mereka memutuskan untuk pergi ke kantin, mengiyakan permintaan Lola dan Leta yang ingin menyantap mie ayam di kantin sekolah sebelum waktu pulang.
"Kalo di batalin, menurut gue sayang ra. Lo udah bayar biaya daftar eskulnya, udah bayar uang muka baju seragamnya juga kan?" papar Leta di angguki oleh Ira.
Ucapan Leta memang ada benarnya juga. dirinya sudah merogoh kocek dari uang jajannya untuk mengikuti eskul tersebut, dan tidak mungkin jika dirinya membatalkan begitu saja.
"Apalagi, di sekolah ini ada peraturan aneh. Siswa yang ikut eskul terus dia ngebatalin masuk, uang daftar mereka cuman di balikin setengahnya aja sama pihak eskulnya, kadang ada yang gak di balikin sepeser pun," papar Lola memelankan suaranya.
Wanda mengangguk menyetujui, "entahlah, gue gak habis pikir sama orang yang peraturan aneh itu," tuturnya di setujui oleh Leta.
"Ikut aja ra, jangan ragu masalah kak Irzan ada di sana. toh dia juga gak bakal gigit lo juga," tukas lola.
"Malahan, bisa aja nanti dia bakal ngelus-ngelus kepala lo gitu," sambung Leta tergelak.
Dan ucapan itu langsung mendapat decakkan malas dari Wanda dan Lola.
"Itu mah lo kali, dunia fantasi Leta tiada duanya," cibir Lola.
"Ekspetasi lo terlalu tinggi, jatohnya bukan bahagia, malah bikin pikiran lo jadi sengsara ta,"
Perkataan Wanda mengundang tawa Lola dan Ira pun seketika keluar. Ira berfikir sepertinya mereka berdua ini senang sekali mengguyoni Leta.
"Lo berdua suka banget ya, patahin khayalan gue," cetus Leta seraya menyuapkan mie ayamnya asal.
Setelah tawa mereka mereda, akhirnya Ira bersuara kembali.
"Yaudah gue mau tetep ikutan aja, bener juga kata lo ta," ujar Ira ke arah Leta.
"Nah, gitu dong. Semangat mulai eskulnya," pekik Lola di ikuti acungan jempol dari Leta dan Wanda.
Ira tersenyum kecil dan mengangguk.
-
-Di sebuah cafe yang terletak di tengah-tengah kota, tampak pria dan wanita yang sudah berumur dewasa tengah bercekrama di meja di dekat jendela luar yang menyuguhi pemandangan jalan raya. Tetapi, obrolan kalimat dan nada mereka seperti orang yang akan saling berdebat.
"Kamu gak perlu khawatir nar, dia pasti bakalan nerima aku lagi," ucap pria itu seraya menggenggam tangan wanita di hadapannya.
"Aku ragu mas, takut kalo ternyata dia bakal kecewa sama kamu. Mending jangan, kita sembunyiin hal ini. Sampe datang waktu yang tepat," balas wanita itu.
"Kapan nar, aku udah gak sabar ketemu sama dia. Hubungan kita juga udah membaikkan? Jadi apa yang harus di tunggu lagi?"
Wanita itu lantas mendonggak, "waktu. Aku butuh waktu, Leta pun butuh waktu buat nerima semua penjelasan aku mas,"