"Kau egois max, apa kau mengerti betapa hancurnya aku!, kau terus²n berfoya -foya bersama wanita lain diluar sana, bahkan kau tak mengerti rasa sakit yang aku tahan selama ini! Bisakah kau sekali saja mengerti aku dan natta! " teriak tul sambil menahan isakan nya
Max hanya terdiam mematung iya enggan untuk bersuara , semuanya nampak makin rumit ia pikir hubungan nya dengan tul akan membaik tapi ternyata tidak
Setelah satu tahun menjalani hubungan di dalamnya hanya ada keributan di setiap harinya, max tahu semuanya terjadi karna ke egosian dirinya ia masih saja membagi hati nya untuk wanita lain,,
"arrghh shit" gumam max sambil mengusak wajahnya kasar
max sendiri masih tak paham mengapa ia masih saja tergoda oleh wanita diluar sana, padahal sudah jelas ada tul dan natta yang selalu menemani nya dalam keadaan apapun
"huh" max menghela nafasnya
Ia mencoba meraih tangan tul dan menggenggamnya
"Aku minta maaf" ucap max dengan suara parau
Tul menatap max dengan tajam, air matanya mengalir begitu saja tanpa ia bisa tahan lagi
"K-kau tau max bahkan aku sudah bosan mendengar semua permintaan maaf darimu, aku memaafkanmu dan setelah itu kau mengulanginya lagi dan seterusnya pun begitu bahkan sampai detik inipun kau mengulanginya.. Apa aku masih bisa memaafkan mu lagi setelah kamu buat aku kecewa dengan terus menerus hiks,," ucap tul sambil menangis
"Aku lelah max seharusnya dulu aku tak mengambil keputusan ini mungkin aku tak akan mengganggu kebahagiaan mu, dan kita juga tak perlu bertengkar setiap hari" ucapnya lagi
Tul menghela nafasnya ia menatap max dengan dalam
"Sebaiknya kita akhiri semuanya max" ujar tul lalu ia pergi meninggalkan max yang mematung||MAX POV
-Taman Area√'sebaiknya kita akhiri semuanya max' max mengacak rambutnya kesal kata-kata yang keluar dari mulut tul terus saja terngiang di kepalanya,, jujur max sudah mencintai tul ia takut jika harus kehilangan tul untuk kedua kalinya apalagi sekarang sudah ada natta iya tidak ingin berpisah dengan anak satu²nya itu.
Tapi disisi lain max juga tidak bisa meninggalkan kekasihnya ia sudah berjanji pada kekasihnya itu untuk selalu menemani nya apalagi kekasihnya itu gadis sebatang kara yang sudah tidak mempunyai keluarga max tak ingin menyakitinya apalgi ia seorang perempuan
"Ya tuhan apa yang harus aku lakukan" gumam max sambil mengusap wajahnyaMax bangkit dari duduknya
baru saja max akan melangkahkan kakinya untuk pergi suara seorang gadis memanggilnya
"Max hei" panggil gadis itu
Max membalikkan badannya guna melihat siapa yang memanggilnya meskipun ia sudah hapal dengan suara itu hanya saja max ingin memastikannya saja,,
Max hanya tersenyum simpul pada gadis itu yang saat ini sudah berada di hadapannya
"Ah ternyata benar itu kau" ujar gadis itu sekedar basa basi
"emm" gumam max tak bersemangat
Gadis itu meneliti wajah max dengan intens seperti seorang detektif yang tengah memecahkan kasus besar
"Hei max apa kau barusaja menangis" ujar gadis itu
Max buru-buru mengusap matanya yang mungkin terlihat sembab
"A-ah t-tidak" ucapnya gagap
"kau tidak pandai berbohong " ucap gadis itu sambil memicingkan matanya tajam
"Yihwa kurasa lipstik mu sedikit blepotan " ucap max mengalihkan pembicaraan
"aih benarkah max" tanya gadis itu yang tak lain adalah yihwa, yah yihwa sahabat max dan tul
Yihwa segera bercermin di kaca kecil yang selalu ia bawa. Yihwa terlalu fokus pada riasan wajahnya sampai ia tak menyadari bahwa temannya itu telah pergi
"Tidak ada yang blepotan max,, AI MAXXX" Teriak yihwa saat menyadari jika max telah pergi dari hadapannyaAwalnya yihwa ingin mengejar max dan ingin kembali bertanya tapi ia mengurungkan niatnya, yihwa pikir mungkin saat ini max butuh waktu untuk sendiri
||Tul Apartemen
"natta sayang ayok makan" ucap tul lembut pada natta yang tengah asik menonton
"natta belum lapel papa" jawab natta dengan mata yang masih terfokus pada tontonannya
"papa sudah masak enak loh buat natta masa natta gk mau makan sih" tul
natta menatap tul kesal
"sebental lagi pah" jawab natta dengan jawaban yang sedikit ketus
hati tul sedikit tertohok akan jawaban anaknya itu apalagi tadi tatapan natta membuat hatinya berdenyut nyeri
Tul tersenyum simpul pada natta ia mengusap rambut natta lembut
"Nanti kalau natta laper panggil papah ya sayang" ucap tul sambil tersenyum
"tak perlu natta bisa sendiri " jawab natta
Tul terdiam mendengar jawaban anaknya itu ,, sikap natta selalu begini setiap ia bertengkar dengan max,, tul hanya bisa bersabar menghadapi nya
"Natta" tul mencoba untuk mengajak berbicara anaknya itu namun sang empu tak merespon nya sama sekali
"Apa natta marah sama papah hem" tanya tul hati²
Natta masih tak bergeming
"maafin papah dan dady ya belum bisa jadi orang tua yang baik buat natta" ucap tul sambil menahan tangisannyaNatta membalikkan badannya ke hadapan tul ia langsung memeluk papahnya itu
"maafin natta kalna sudah bicara kasal sama papah hikss,, natta sedih liat papah sma dady belantem telus natta gak mau papah sama dady belantem hiks" ucap natta sambil nangis tersedu-sedu
Tul tak merespon ia hanya mengeratkan pelukannya"Maafin papah selama ini natt, tanpa papah sadari ternyata papah sudah membuat kamu terluka nak" ucap tul dalam hati
Tbc
Hai assalamualaikum aku kembali huhu 😭😭😌 kangen gasi kalian??
Sebenarnya aku lupa sama chap sebelumnya soalnya aku gk baca ulang karna mager bgt 😭😭 jadi maaf kalau ceritanya makin ngawur,
Oh ya untuk part maxtul yang udah resmi nanti di chap selanjutnya di ceritain pas flashback oke!
Yang masih Setia nungguin update makasih banyak 🥺
Jangan lupa tinggalkan jejak ya kawan!!
Thankyou 🥺💕❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Or Say(MAXTUL)
Romance"Pergi saja jika kau tak mencintaiku, " "Aku sudah lelah mendengar semua permintaan maaf dari mu. " "Kau egois " , "Aku membencimu ". "Tidak,, aku mencintaimu , sangat mencintaimu" Lirihan kata itu terucap begitu saja ,bersamaan dengan air mata...