'Aku bisa menghitung lewat logika ,bahwa perasaanku ini sia-sia tapi aku juga tidak bisa berbohong pada diriku sendiri bahwa aku mencintai dia'
-Tul Pakorn***
Pagi hari di bangkok saat ini begitu sejuk angin berhembus sangat kencang menggoyangkan tirai jendela menyapa seisi ruangan dengan tiupan kecil...Terlihat dua orang pria dewasa yang masih bergulat dengan selimutnya.. dengan posisi berhadapan saling berpelukan
Uhhh terlihat sangat nyaman
satu pria dengan badan yang lebih tegap dan lebih tinggi dari pria lainnya menyusupkan wajahnya kedalam dada pria yang lebih pendek
menggesk-gesekan wajahnya mencari kenyamanan disana
"eunghh" lenguh pria itu karna merasa terganggu
ia membuka matanya berniat untuk menegur orang yang telah mengusik tidurnya
"max apa yang kau lakukan" ujar pria itu dengan suara parau khas bangun tidur kepada pria yang di sebut max..
max tak menghiraukan teguran itu ia melanjutkan aksinya membenamkan wajahnya keceruk leher pria itu
"ai max" tegurnya
"morning kiss tul" ucap max mendongkan wajahnya untuk melihat pria yang di sebut tul itu.
kemudian dengan cepat max menyambar mulut tul secepat kilat
tul selalu kewalahan ketika meladeni ciuman max
max terlalu jago dalam hal ciuman dan ciumannya itu selalu membuat tul terbuai..
"huh" tul meraup nafas sedalam mungkin saat pautan ciuman mereka terputus mereka saling tatap menyiratkan perasaan masing-masing
puas saling memandang satu sama lain
max kembali mencium tul
Hanya sekedar kecupan biasa untuk mengakhiri kebiasaanya diantara mereka
max tersenyum lembut pada tul mengusap sudut bibir tul
"ayo mandi" ujar tul pada max
"mandi bersama" goda max sambil menggit bibirnya genit
tul mencubit perut max mendelik tajam padanya
heran pada sahabatnya ini yang selalu berpikir yang 'iya iya' meskipun tul menyukai pikiran sahabatnya itu"ashh kenapa kau mencubitku" protes max
"bersihkan otakmu itu" gugas tul
"memangnya otakku ini mengandung racun sampe harus di bersihkan" jawab max
"ya racun yang sangat berbahaya" ucap tul lagi
tul menggeserkan badanya sedikit berniat turun dari ranjang untuk membersihkan badannya sebelum rasa nyeri pada bagian bawahnya menghentikan niatnya
"kenapa " tanya max dengan wajah polos saat melihat tul berhenti bergerak
"Masih nanya kenapa" jawab tul sambil mendelik kan matanya pada max
max menggaruk tengkuknya ia memamerkan deretan giginya
hampir saja ia melupakanya kalau semalam ia dan tul melakukan 'itu' sampe beberapa ronde pasalnya semalam max terlalu bersemangat buat menjelajah tubuh tul alhasil tul seperti ini terkapah bagian bawahnya sungguh tidak baik baik saja,
"tunggu disini" titah max
Max berjalan ke laci untuk mengambil obat obatan yang ada disana
max mengobrak abrik laci untuk mencari salep pereda nyeri
namun nihil salepnya tidak ditemukan
karna ia tidak menemukan apa yang di cari max berjalan menuju dapur untuk mengambil air hangat"ngapain bawa air aku bisa mandi sendiri " tukas tul
saat melihat max membawa air komplit dengan handuk kecil
"salepnya gak ada mungkin abis jadinya bawa air hangat" ujar max duduk di pinggir ranjang
Tul menautkan alisnya heran
hubungan salep abis sama air hangat apa
"kompres dulu pake air hangat" ucap max saat melihat ekspresi tul ..
tul mengangguk paham
ia terdiam sejenak memikirkan sesuatu
'Kompres dulu pake air hangat'
'Dan yang ngompres otomatis max dong' batin tul
Tul kemudian mendongakkan kepalanya menatap max tajam
"apa" ucap max yang di tatap seintens itu
"ayolah gw ini bukan seorang mafia kelamin" ujar max lagi
"gw gak bisa percaya sama orang yang punya nafsu besar begitu" jawab tul
"gw tahan dulu nafsunya
Ayo cepat tengkurap" titah max
tul berfikir sejenak kemudian ia mengikuti arahan max untuk tengkurap lagian susah juga kalau harus ngompres sendiriMax tertegun melihat sintainya bokong tul bulat padat tak beda jauh dengan bokong wanita yang pernah ia tiduri tapi bedanya bokong tul untuk seukuran pria ini terlalu montok
max menelan ludahnya sendiri
badanya sudah panas dingin hanya melihatnya saja
max menggelengkan kepalanya cepat mengusir pikiran pikiran yang menjamaah otaknyaTul yang merasa belum ada pergerakn dari tangan max sedikit menoleh
"hei kenapa diam " suara tul membuyarkan pikiran max tentang yang iya iya
"meres dulu airnya" jawab max asal
max membasahi anduk dengan air hangat lalu memerasnya hingga anduknya sedikit kering
kemudian max menekan pelan pada bagian anus tul yang lecet
"Aswhh" saat tul merasakan dingin di bagian bawahnya
"apa itu sangat sakit" tanya max sambil menekan perlahan
"mmh" gumam tul meresapi perihnya bagian bawahnya
"gw minta maaf " ujar max merasa bersalah
"kenapa minta maaf kan udah biasa juga" jawab tul
"ya tapi gak separah seperti sekarang" ujarnya lagi
"sudahlah udah terlanjur jugakan" jawab tul tenang
max tak merespon ia kembali fokus mengompres anus tulbeberpa detik keheningan menyelimuti merka berdua
tul melirik jam yang ada pada nakasnya jam sudah menunjukan pukul 07:20 itu artinya ia dan max akan terlambat bekerja
"max" panggil tul
"kenapa" jawab max
"Kita akan terlambat bekerja" ujar tul memberitahu
"jam berapa sekarang" tanya max
"07:21" ujarnya
"yasudah lu istirahat aja jangan pergi bekerja biar gw aja nanti gw bilangin lu ijin karna sakit" ujar max sambil menatap tul
"mmh baiklah" jawab tul mengangguk menyetujui lagipula tul tidak mungkin bisa bekerja dalam kondisi seperti ini"Cepat bersihkan badanmu" titah tul
"baiklah"
max beranjak ke kamar mandi
" nanti gw akan pulang cepat sekalian beliin lu salepnya"
ucap max sebelum masuk kedalam kamar mandi***
saat ini max sudah berada di kantor
mengerjakan pekerjaan yang amat sangat banyak membuatnya pusing
di tambah lagi pikirannya tak fokus ia terus saja memikirkan tul takut terjadi yang tidak tidak pada sahabatnya itu
"Sial" gerutu max saat mengingat sesuatu
seorang wanita cantik yang duduk bersebelahan dengan max melihat aneh kearah max pasalnya sedari tadi max terlihat tak tenang
"hey max kenapa" tegur wanita cantik itu
max hanya tersenyum menanggapinya
ia meronggoh hp yang diletakan di saku celananya
Membuka apk gofood
memilih makan dan cemilan yang siap saji lalu memasukannya ke troli pembelian sebelum melanjutkan ke pembayaran max mencari cari satu barang lagi
'salep pereda nyeri' tulisnya di tab pencarian setelah menemukan yang ia cari max kembali memasukan ke troli pembelanjaan lalu menekan tombol pembayaran dan melilih pembayaran Gopaysetelah memesan makan untuk tul
Max mengirimi pesan kepada tul
'aku memesankan makan untukmu jangan lupa nanti di makan , ah disana juga sudah ada salep pereda nyerinya
Jika kau tak bisa mengoleskannya tunggu aku pulang bekerja nanti 😜' tulisnya isi pesan max lalu menekan tombol sendsetelah memastikan pesannya terkirim max kembali melanjutkan kerjaannya yang sempat tertunda
****
disini tul berbaring bosan ia sesekali berjalan hanya untuk ke toilet itupun dengan tertatih, sumpah ini rasanya sangat sakit sekali seperti seseorang yang baru saja melahirkan
tul bergidik ngeri kenapa ia bisa berpikir seperti itu melahirkan saja ia tidak pernah
'tring' suara sms masuk menyadarkan tul dari pikiran anehnya
ia membuka sms itu yang ternyata dari max, membaca isi pesannya
Tul tersenyum saat membaca isi pesan itu
kemudian ia menaruh kembali handphonenya tak berniat untuk membalas isi pesan itu
tul terlalut dalam pikirannya
tentang max sahabatnya yang sedari dulu selalu ada buat dia melindunginya
ia tersenyum meringis mengingat ia sudah sejauh ini bersama max sampai ia sering melakukan hal 'itu' bersama max padahal status mereka hanya sebatas sahabat di tambah lagi max itu sudah mempunyai kekasih yang berparas cantik dan kekasihnya itu tidak hanya satu
tul heran kenapa max suka sekali mempermainkan hati wanita seperti itu
sebut saja kalau max itu lelaki bejat fuck boy
tapi lelaki ini yang selalu melindungi tul yang selalu membuat tul merasa aman dan nyaman saat berada di sampingnya.Tbc
Hai guys bawa cerita baru nih 😅 semoga kalian suka ya 🙏
jangan lupa vote ya🙈❤🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Or Say(MAXTUL)
Romance"Pergi saja jika kau tak mencintaiku, " "Aku sudah lelah mendengar semua permintaan maaf dari mu. " "Kau egois " , "Aku membencimu ". "Tidak,, aku mencintaimu , sangat mencintaimu" Lirihan kata itu terucap begitu saja ,bersamaan dengan air mata...