aku tak pernah paham dengan perasaan ini,,, apa inginnya bagaimana inginnya,, aku tak mengerti dengan rasa sendiri..
-maxiiin***
Sejak tul mengatakan kepada max bahwa tul akan menghilangkan perasaannya kepada max,,, max merasa gusar entahlah ada sedikit rasa tak rela jika tul benar benar akan menghapus perasaannya terhadap max... oke max akui max memang sedikit ada rasa lebih terhadap tul bahkan mungkin sebelum tul mempunyai perasaan terhadap dirinya,, max jauh sudah mempunyai perasaan itu hanya saja max selalu menyangkalnya karna max tidak ingin merusak persahabatan antara dirinya dan tul
dan sekarang max sadar jika perasaannya terhadap tul itu jauh dari perasaan hanya sekedar sahabat... oh ayolah max dan tul sudah sering melalukan hubungan sex bahkan sekarang mereka sudah dikaruniai buah hati,, munafik jika mereka melakukan hubungan sex hanya sekedar untuk saling memuaskan nafsu satu sama lain...
semuanya sudah jelas hanya saja tingkat ke egoisan yang dimiliki max sangat tinggi,,, jika max tak egois dan ia menuruti apa kata hatinya mengutarakan perasaannya terhadap tul,,, sama seperti yang tul lakukan mengakui perasaannya dan mengungkapkannya kepada max mungkin sekarang mereka sudah bersama,, huh cinta memang serumit itu,,***
tul menggeliatkan badannya meregangkan otot ototnya,,,
Cahaya matahari menelusuk masuk melewati tirai jendelanya,,, sesekali ia mengucek matanya yang kena sinar matahari,,
tul menoleh kearah samping tempat tidurnya sebelahnya sudah kosong max sudah bangun lebih awal darinya,, tul mengambil jam walker yang ada diatas nakas 07:25,,
Tul berjalan masuk ke toilet hanya untuk sekedar membasuh muka... kemudian turun kebawah berniat untuk membuat sarapan untuknya dan natta,, saat tengah menuruni tangga tul melihat max tengah disibukan dengan memasak,,, tul memijat pelipisnya saat melihat kondisi dapur seperti kemasukan maling
"buat apa" tanya tul saat sudah berada di dekat max
"oihh,, " pekik max ia mengelus dadanya jantungnya berdetak sangat cepat kehadiran tul yang tiba tiba membuatnya kaget....
tul menautkan alisnya sefokus itukah max memasak sampai kehadiran dirinya tak max ketahui
"gw bikin sup tom yam buat kita sarapan" ujar max tanpa menoleh ke arah lawan bicara,,, matanya masih setia fokus kemasakannya dengan tangan memegang sinduk guna mengaduk sup,,
tul hanya ber'oh'ria,, ia membereskan barang barang yang berhamburan di lantai di tambah banyak sekali kotoran bekas sayuran yang tertinggal,, sungguh tul sangat pening melihat kekacauan ini
"lain kali lu gak usah masak masak lihat ini sangat berantakan" gerutu tul sambil membereskan semuanya
"gw pengen uji bakat jadi chef" jawab max sambil menaik turunkan alisnya
tul hanya memutar bola matanya malas
"udah siap" pekik max heboh sendiri max menyajikan sup yang ia buat tadi di meja makan,,,
tul duduk di meja makan tepat di hadapan max setelah beres membersihkan kekacauan bekas max memasak...
max mengambil sedikit nasi lalu di tambah dengan sup buatannya ia menaruhnya di hadapan tul
"cobalah" ujar max penuh semangat,,, tul tak yakin dengan rasanya ia ragu sangat ragu untuk mencobanya
"apa kau sudah mencobanya" tanya tul kepada max
max menggelengkan kepalanya
tul mengambil sedikit sup itu menuangkannya di mangkok kecil
"cobalah terlebih dahulu" titah tul
Tanpa aba aba max langsung saja menyambar sup itu kepercayaan dirinya sangat tinggi
"uhukk,,," max keselek dengan rasa supnya
tul menautkan alisnya sambil bertanya
"kenapa" ujar tul
"asin" jawab max setelah menghabiskan satu gelas air putih untuk meredakan rasa asin yang begitu kentara nyangkut di tenggorokannya
"gw pesen lewat gofood aja ya" ujar max sambil merogoh ponselnya yang ia simpan di saku celananya
"pesen buat sendiri aja,, gw sama natta mau sarapan di luar" ucap tul sambil berdiri dari duduknya
"eh,, lu mau keluar" tanya max
"iya,, semalam tawan ngechat gw ngajak makan bareng sama natta juga" jawab tul
"tawan" ulang max
tul hanya mengangguk
"siapa dia" tanya max dengan nada tak suka
"temen waktu di chiang mai" jawab tul acuh tak menghiraukan raut tak suka dari wajah max
"natta gak usah di bawa" ucap max tegas
"kenapa" tanya tul heran
"Hari ini gw libur kerja jadi biar natta seharian sama gw,, kalau lu mau pergi pergi aja" jawab max
"gak bisa dong,, tawan kan pengen ketemu sama natta" kekeh tul
"emang tuh orang siapanya natta hah,, gw bapaknya gw lebih hak atas natta!,," ucap max penuh emosi
tul tersenyum sinis menatap max,, sejak kapan max jadi lebih posesif seperti ini toh biasanya saat tul ingin pergi kemana aja max gak pernah perduli dia cuek cuek aja,,
"gw bawa natta" pinal tul
"gw bilang jangan ya jangan lu paham gak sih,, natta anak gw,, gw berhak atas natta" kilatan emosi makin terlihat dari mata max
"gw tau natta itu emang anak lu gak usah di perjelas! Gw cuma gak mau nanti saat kekasih lu datang kesini lu abaikan natta" jawab tul tak kalah emosi
tul pergi ke kamar untuk menenangkan emosinya
Tul cape hampir setiap hari selalu saja ada yang di perdebatkan dengan max,, tul gak pernah paham dengan jalan pikiran max yang dikit dikit emosi
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Or Say(MAXTUL)
Romance"Pergi saja jika kau tak mencintaiku, " "Aku sudah lelah mendengar semua permintaan maaf dari mu. " "Kau egois " , "Aku membencimu ". "Tidak,, aku mencintaimu , sangat mencintaimu" Lirihan kata itu terucap begitu saja ,bersamaan dengan air mata...