3

196 32 3
                                    

Kita hanya di pertemukan tanpa ada maksud untuk di satukan

Buat readers terhomat, jangan lupa untuk follow author dulu ya
Silahkan spam komen, ramaikan lapak author, tapi jangan lupa vote bintang di pojok bawah

Jika boleh tolong promosikan ff author ke teman teman kalian di sosial media kalian masing masing. Thank you








Di sebuah ruangan yang sebelumnya sangat lah gelap, kini mulai dipenuhi oleh lampu lampu kecil yang tiba-tiba menyala entah dari mana,

Mereka melewati lorong yang cukup panjang, lorong yang sedikit menikung, tepat di ujung sana ada sebuah cahaya yang terlihat sangat terang, dari jauh kita bisa tau jika disana sangat luas.

Keempat gadis itu saling bertatapan, lalu melanjutkan kembali berjalan untuk bisa sampai ke tempat yang bercahaya di depan mereka

"Gue gak ngerti bagaimana ini bisa ada di mansion mewah seperti ini? " Ara berjalan dengan dinding sebagai penuntunnya

Dinding yang terlihat begitu indah dengan lampu berwarna orange yang menyorot lukisan di dinding itu

"Gak ada yang gak mungkin, orang tua dari pemilik mansion ini pasti menuruti permintaan anak nya kan, mereka kaya raya apa yang gak akan mereka turutin" Asa mesih fokus berjalan sambil melihat kebelakang berjaga jaga jika ada yang menikam nya dari belakang

"Waah daebak ini perpustakaan di bawah tanah" Afa melihat sekeliling ruangan itu dengan memutar tubuhnya dengan gerakan slowmo.

Kurasa keempat gadis ini melupakan status mereka di masa depan, CEO terkenal di dunia, untuk hal semacam ini seharusnya bagi mereka biasa saja, tapi ini lah mereka, selalu menganggap apa yang mereka kagumi itu indah.

"Gue mau ke sana" Tunjuk Acha kesebuah meja dengan lampu belajar serta tumpukan buku yang sedikit berdebu

"Kenapa lo mau kesana, jika di sini ada kursi empuk "

"Ara gue hanya tertarik dengan meja itu, meja yang jauh dari sorot cahaya lampu, meja paling ujung" Tatapan mata Acha terus tertuju pada meja itu sampai kaki nya membawa semakin mendekati ke arah meja

"Susul yok" Seru Afa yang di angguki oleh Asa dan Ara

Acha duduk di kursi kayu itu dengan pelan pelan, membuka buku yang telah di selimuti oleh debu masalalu yang semakin membuat buku itu terlihat usang dan tak menarik lagi

Percayalah jangan pernah menilai sesuatu apapun itu dari sampulnya saja

Tepat di tengah-tengah lembaran buku tebal itu, sebuah hologram muncul

Semua menatap tak percaya apa yang mereka lihat, tak jauh dari tempat yang di kerumuni oleh keempat gadis itu,

Bugh


Sebuah buku yang sedikit tebal terjatuh, tidak ada angin bahkan tidak ada yang menyenggol rak buku itu, jarak mereka dengan rak buku itu agak jauh, bagaimana bisa jatuh sendiri, tapi buku itu terjatuh dengan sangat keras

Lupakan bagaimana buku itu bisa jatuh

"Oh astaga jantung gue mau copot anjir" Asa mengusap dadanya setelah di kagetkan oleh buku yang jatuh dari rak nya

D-I-M-E-N-S-Y 2030Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang