Bagaikan tersihir, keempat gadis itu masih mengamati ruangan itu dengan baik, siapa sangka di balik dinding kelas IPA terdapat ruang rahasia yang hanya di ketahui oleh keempat laki laki itu."Ruangan apa ini" Tanya Afa.
"Ruang nongkrong kami kalau lagi gabut atau jamkos" Jelas Zivan yang terlihat tengah lemari es untuk mengambil kaleng soda
"Kenapa kalian menunjukan ruangan ini kepada kami" Seru Ara menatap Acha yang tengah terbaring di tempat tidur yang tidak terlalu lebar
"Bukan kah kalian pernah kita ajak kesini" Ujar Gavin
Agres dan Gavin tengah sibuk membuat sesuatu yang berhubungan dengan cairan, dapat di pastikan jika itu adalah obat penawar untuk racun di tubuh Acha
"Huuh, lagi lagi kalian menganggap kami mereka, hai kami berempat ini bukan gadis yang kalian kenal, hanya kebetulan saja kita bertemu" Seru Asa memandang jengah dengan topik pembahasan sedari tadi
"Kalian sungguh keterlaluan bagaimana bisa orang yang telah mati kalian samakan dengan kita" Ujar Afa
"Cepat obati teman kami, biar kami cepat keluar dari tempat ini" Seru Ara duduk di samping Acha
"Aku akan mengobatinya" Seru Agres meminumkan sebuah cairan berwarna merah dari gelas aluminum
Kenapa ini terjadi, tidak seharusnya anak anak tidak bertemu dengan mereka, apa yang harus aku lakukan, apa harus aku meminta mereka kembali dan menganti tugas mereka dengan orang lain. Seru Mr. Jastin tentu tidak di dengar oleh siapapun
"Obat ini akan berkerja kurang lebih 1 jam, jadi bertahanlah untuk menahan rasa sakitnya" Seru Agres menatap Acha yang hanya menganggukan kepalanya dengan pelan
"Kalau begitu kami akan pergi" Seru Afa membantu Acha berdiri dengan Ara
"Tidak bisakah kalian istirahat di sini sebentar sampai teman mu itu benar benar pulih" Xion menatap kedua gadis yang tengah memapah teman Saturday
"Akan lebih baik kami cepat pulang, trimakasih atas bantuannya, permisi" Setelah mengatakan itu Afa berjalan pelan dengan memapah Acha bersama Ara
"Maaf telah merepotkan" Seru Asa lalu pergi menyusul ketiga temannya
Setelah kepergian keempat gadis itu, Agres dkk terduduk dengan lesu, wajah mereka sedikit terlihat serius, sebelum nya keempat nya memandang tembok yang sudah tergeser tadi,
"Apa mungkin itu mereka" Seru Gavin
Menatap layar ponsel yang terdapat foto seorang gadis bersurai hitam bergelombang cantik seperti dewi"Mereka sama tapi berbeda" Ujar Zivan bersandar pada Sofa
"Jika ini kebetulan, tidak, tidak ada kebetulan seperti ini bukan, kurasa kita harus menyelediki mereka" Ujar Xion memandang ketiga temannya bergantian
"Gimana Res lo setuju sama ide Xion" Ujar Gavin menatap temannya yang sedari tadi selalu diam hanya mendengarkan tanpa mau menyambung
"Gak bisa, gue udah punya Anisa" Seru Agres terkesan dingin tak bersahabat
"Gue emang punya Bianca, tapi gak salah kan gue nyelidiki siapa mereka, dan kenapa wajah gadis itu sangat mirip dengan dia" Ujar Xion
"Huuh, kalian urusi saja pacar pacar kalian, mereka urusan gue" Seru Zivan lalu beranjak pergi meninggalkan ruangan itu.
Disepanjang perjalanan, Acha tak hentinya mengeram rasa sakit yang di timbulkan oleh racun itu bahkan terasa menyebar keseluruh tubuhnya,
"Tahan lah Cha, ingat kan kata anak laki laki itu, kau harus bisa menahannya kurang lebih 1 jam" Seru Afa sambil memegangi tangan Acha
KAMU SEDANG MEMBACA
D-I-M-E-N-S-Y 2030
AdventureHarap follow Author terlebih dahulu DON'T COPY MY STORY OKEY Jebakan masalalu, membawa luka yang akan terus di kenang sampai masa depan. "kalian harus berhasil menemukan alat yang Prof. Choi buat yang telah dia sembunyikan di dimensy masa lalu, ka...