11

152 27 0
                                    


Didalam hutan yang lebat, gelap dengan embun pekat mengelilingi hutan itu, ada sebuah gubuk tua yang tengah di jadikan tempat peristirahatan oleh seorang gadis dari masa depan, tubuhnya yang kecil meringkuk di lantai kayu tanpa alas atau pun selimut, terkadang suara serigala terdengar di sekitar gubuk itu, membuatnya harus terjaga meski mata tak sanggup lagi untuk terbuka.

"Kenapa pagi terasa lama" Acha mengedarkan pandangannya melihat setiap sudut rumah yang gelap itu, tidak ada lampu untuk menerangi, bahkan lilin pun tak ada

Acha hanya memanfaatkan sinar bulan sebagai penerang untuk matanya terus berwaspada, bahkan sosok hantu di sampingnya hanya bisa terlihat jika bulan tidak menyorotnya.

"Ah shit" Sambil memagang i bahunya Acha menahan rasa sakit yang semakin lama semakin membuatnya tidak tahan

"Kenapa aku tidak bisa berkomunikasi dengan Mr. Jashin, apa yang terjadi, kapan mereka akan pulang, atau mereka sulit menemukan penawar racun nya, aah sialan"

Apa kau baik baik saja, kenapa kau berbicara sendiri, hei tunggu tangan mu berdarah apa yang terjadi?

"Ini karna aku mencengkram nya dengan kuku tangan ku, kau tau tumbuhan untuk menyembuhkan racun? "

Acha mencoba berbicara tentang keadaannya kepada sosok di sampingnya, yah hanya dia yang bisa acha ajak bicara saat ini.

Ada, yah seperti nya ada, di depan gubuk ini ada dedaunan berbentuk love, jika kau menumbuk nya dan meminum air yang keluar dari tumbuhan itu racun apapun akan hilang dengan sendirinya, tapi seingatku akan membutuhkan waktu 20 menit untuk tumbuhan obat itu bekerja.

"Bagus, bisa kau tunjukkan aku dimana tumbuhan yang kau maksud" Acha berdiri di ikuti hantu itu yang melayang

Acha mengikuti sosok hantu itu yang tengah melayang keluar rumah, tak lama hantu itu telah berhenti di depan tumbuhan semak belukar yang sangat rimbun, Acha memandang hantu itu dan lalu tangannya meraih dedaunan yang ada di depannya

Apa yang akan kau lakukan dengan dua itu" Hantu itu memandang Acha dengan bingung, Acha pun memandang sosok itu dengan bingung juga

"Memetiknya dan meminumnya lah seperti yang kau jelaskan tadi"

Jangan kau akan mati jika meminum getah daun itu, yang aku maksud ada di sebelah sana, bukan daun itu
Sambil menunjuk tumbuhan kira kira ada 5 pohon yang tingginya sekitar 20 meter

"Lalu kenapa lo berdiri di sini bangsat" Jengah Acha dalam mode es

Aku hanya mengingat jika aku mati karna makan daun itu

Acha tidak memperdulikan raut wajah sosok hantu itu, dia meninggalkan hantu itu dengan lamunannya, sementara Acha asik memetik dedaunan yang dia kira akan cukup mengeluarkan air yang sedikit banyak seperti satu sendok obat sirup.

Disisi lain keempat laki laki itu sudah memasuki hutan, mereka memutuskan untuk memasuki hutan itu dengan jalan kaki, karna mobil mereka tidak bisa untuk memasuki hutan yang bahkan belum pernah didatangi oleh orang lain dari kampung yang ada di sebelahnya, konon katanya ada dua hantu gentayangan yang meneror siapun yang hendak mau hutan terlarang.

Keempat laki laki itu juga membawa senapan yang mereka sampaikan di belakang punggung mereka, keempatnya berjalan satu satu di paling depan ada Agres yang membuka jalan dengan samurai, untuk menebas dedaunan yang ada di hadapannya, sementara Zivan di belakang Jimin dengan ponsel yang tengah mengarahkannya pada gadis yang mereka cari,
Disusul Xion dan Gavin yang berjaga dari belakang

Agres berjalan dengan tangan yang berpegangan pada pohon satu ke pohon yang lain, hati nya semakin cemas karna melihat keadaan hutan yang sangat sepi dan tidak bersahabat

D-I-M-E-N-S-Y 2030Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang