Harapan dalam botol

51 11 1
                                    

"ini, dimana?"

Osamu terbangun dan melihat sekeliling.

Ia berada di pantai dan ia merasakan sesuatu ditangan nya.

Saat osamu melihatnya ternyata itu adalah botol yang berisikan kertas penuh harapannya.

"hanyutkan.."gumam osamu

Ia berjalan ke arah air laut dan mulai berjongkok menatap air itu.

Airnya begitu jernih dan biru, osamu menatap ke arah langit.

Pemandangan langit yang sudah menjelang sore, dan suara burung-burung berkicau dan berterbangan menambah suasana.

"semoga nih botol bisa bawa harapan gw agar tsumu bangun"gumam osamu.

Ia mulai menghanyutkan botol tersebut sambil tersenyum lembut.

Saat hendak berbalik, telinga osamu mendengar suara yang sangat ia rindukan.
Dan juga matanya melihat surai yang pernah ia elus setiap hari.

"Tsumu.."

Osamu menatap tak percaya.
Bahwa kembarannya, miya atsumu telah bangun dari tidurnya yang panjang.
Dan mendekat ke arahnya, meneriaki namanya, senyuman yang begitu dirindukan osamu.

"Samu!! Lu napa nangis sih?

Habis diputusin doi?

Cengeng bet lu"ujar atsumu sembari merangkul bahu adiknya.

"gw gkpp, dan gw gk cengeng kek lu"

"halah, gk mau ngaku"

"terserah"

Osamu tersenyum dan melihat ke arah atsumu

"makasih tsum"

"untuk?"

"karena harapan gw terkabul.

Lu akhirnya bangun dari tidur yang panjang"

Atsumu menatap osamu dan mengelus surai nya lembut.

















































"Maaf sam..."


















































"Karena harapan lu gk bakal terjadi"

Osamu terkejut dan hendak memeluk atsumu.

Namun, tiba-tiba atsumu menghilang dan osamu mendudukan dirinya dipasir pantai.

Ia ingin sekali menghancurkan pasir-pasir itu.

Perasaan nya bercampur aduk marah, kecewa, sedih, dan hatinya begitu terluka.

Perlahan-lahan hati nya mulai hancur berkeping-keping.

Bagaikan puzzle yang sudah disusun dengan susah payah, namun hancur lagi karena perasaan yang tercampur aduk.

Osamu takut yang ia pikirkan akan menjadi kenyataan.

Kenapa dunia begitu kejam padanya?

Kenapa harus atsumu yang terkena penyakit itu?

"Tsumu..."gumam osamu




























































"Hahh...Hahh..hahh.."

Osamu bangun dari tidurnya dengan keringat dingin dan nafas yang tidak beraturan.

"jadi, itu cuman mimpi?"batin osamu

Untuk memastikannya, osamu turun dari kasur diatas dan melihat kasur bawah atsumu.

Terlihat atsumu dengan wajahnya yang sudah pucat seperti awan dipantai dan bibirnya yang sedikit membiru bagaikan air laut.

Atsumu terlihat damai dalam tidurnya dan osamu masih bersyukur itu hanya mimpi.

Walau hati nya masih sedikit retak melihat bahwa kembarannya belum juga bangun dari tidur panjangnya.

Osamu turun dari kasurnya dan mengelus surai kembarannya.

"tsumu, ohayou"

Osamu tersenyum tipis melihat keadaan kakaknya.

Ia ingin membawa atsumu ke rumah sakit tapi biaya nya mahal, dan juga lokasi nya jauh dari pantai.

Orang tua mereka? Sudah meninggal sejak mereka kelas 1 SMP.
Sedangkan kerabat & keluarga mereka tinggal diluar negeri.
Mereka hanya bisa mengirimkan uang.

Osamu tidak memberitau mereka tentang keadaan atsumu.
Ia tidak ingin yang lainnya khawatir dan pasti akan merepotkan mereka.

Jadi hanya tersisa mereka berdua.
Osamu takut ia akan sendirian.

Dan kesepian selamanya.
Tidak ada yang memakan puding & onigiri nya dikulkas

Tidak ada yang memancing kesabarannya

Tidak ada yang akan mengoceh lagi

Tidak ada yang selalu cengeng

Dan

Tidak ada yang akan menjadi kembarannya lagi.

Osamu berdiri dari kasur atsumu dan pergi mandi.

Setelah selesai, ia duduk dikursi yang berada di dekat jendela.

Menatap lautan yang begitu biru dan jernih, awan yang putih, pasir pantai yang halus, dan suara kicauan burung dipagi hari.

Osamu sesekali melirik kembarannya.

Tidak seperti biasanya osamu tidak makan sama sekali hanya minum air.

Padahal biasanya ia menghabiskan semua ramen & kari.

Osamu tertidur dimeja belajar nya saat sedang menulis sesuatu.

Ia tertidur hingga sore dan waktu yang tepat untuk mengirim harapan kepada kami-sama.

Osamu berdiri diatas pasir dan mulai melangkah menuju air lautan.

Ia membaca harapan yang ia tulis didalam hatinya.

     "Tsum, semoga lu cepet bangun"
  "Biar gw bisa nge garemin lu terus"
             "Gw takut sendirian"
     "Gk bakal ada yang rusuh lagi"
     "Gw takut 'itu' jadi kenyataan"
        "Cepet bangun ya, tsumu.."

Walau pendek, tapi itu adalah harapan osamu agar kakaknya bangun dari tidurnya.

Ia memasukan nya kedalam botol dan menghanyutkannya ke laut lepas.

Ia tersenyum tipis menatap botol yang mengapung di atas air laut itu.

"semoga jadi kenyataan.."batin osamu

Ia duduk diatas pasir pantai dan menatap langit yang begitu indah.

Gradasi warna orange & kuning, matahari yang tenggelam, warna air laut yang menjadi orange kemerahan, airnya yang menjadi sedikit hangat.

Dan beberapa burung terbang disekitar osamu.

Ia menikmati pemandangan indah itu.
Ia harap atsumu cepat bangun dan bisa melihat pemandangan ini juga.

     "Mengalirlah jauh botol kaca"
    "dengan pesan berisi harapan"
         "ke sisi lain cakrawala.."
  "lalu menghilanglah perlahan.."

TBC...

Author ngetiknya setengah sadar:v
Begadang demi reader + chapter lanjutan book sebelah.

Jaa matta nee, minnasan!
-Sekian
🗿☕

Regret Message Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang