Normal POV
"Eunghh" Dahyun mulai menggeliat dalam tidurnya ketika sinar matahari mulai menerangi wajahnya,gadis itu masih belum membuka mata karena merasa nyaman dengan posisinya.
Perlahan namun pasti,Dahyun mulai menerjapkan mata,dari setengah,hingga terbuka sepenuhnya mencoba beradaptasi dengan cahaya matahari, hal yang pertama kali dilihatnya adalah merah—ah tidak lebih tepatnya pink kemerahan,warna yang sangat mirip atau memang itu adalah warna bibir.
Ia kembali teringat kejadian semalam saat ia pulang kuliah,semalam ia membawa seorang pria— oh buru-buru Dahyun melirik ke arah sebuah tangan kekar yang bertengger di perutnya dan saat itulah Dahyun sadar bahwa yang ada dalam satu ranjang dengannya ini adalah pria semalam.
Ia kaget aat melihat seorang pria itu tidur dengan nyenyak disampingnya dengan posisi mendongak dimana rambut kepala Dahyun hanya berbeda beberapa centi dari bibir pria itu, saat itu Dahyun ingin bangkit secepatnta tapi tak bisa karena tangan besar itu menahan tubuhnya, seakan memaksa Dahyun untuk diam ditempat dan memperhatikan wajah pemuda itu dengan seksama.
"Tuan...tuan.." ujar Dahyun memberanikan diri membangunkan pemuda itu dengan menggoyangkan bahu lebar itu pelan. "Bangun."
Dengan sedikit rasa takut, Dahyun mencoba tetap memandang mata itu, yang tengah perlahan terbuka dan memperlihatkan manik hitam yang bersinar.
"Hm, ada apa?" tanya pria itu dengan senyum di wajahnya, namun malah membuat Dahyun bergidik ngeri.
"K-kau belum pulang? Kenapa kau tidur di ranjangku?" tanya Dahyun sedikit gugup,padahal harusnya dia marah pada pria di sampingnya.
Pria itu akhirnya bergeming dan mensejajarkan wajahnya dengan Dahyun, mata elangnya menatap Dahyun intens tanpa berkedip, berbeda dengan Dahyun yang terus menggulir bola matanya ke arah lain untuk menghindari tatapan pria itu.
Merasa tak mendapat jawaban,Dahyun kembali berniat ingin bertanya sebelum pria itu menarik dan memeluknya erat.
Deg
Dahyun menahan napas saat pria itu makin mendekatkan wajahnya.
"Karena kau istriku."
Akhirnya kesadaran Dahyun makin menaik,dia ingat, pria ini terus bilang omong kosong sedari semalam,bicara bahwa dia adalah seorang istri dari pria ini.
Karena sadar jika pria yang ia ketahui bernama Jeong Jae ini berbahaya karena sempat merubah mata menjadi merah, Dahyun mencoba melepaskan pelukan itu, namun tenaga Jeong Jae sangatlah besar. "Tolong, lepaskan pelukanmu."
"Tak mau." ujar Jeong Jae itu masih dengan posisi yang sama.
Dahyun yang lelah karena memberontak namun nihil hasil langsung mendongkakkan wajahnya, "Aku bukan istrimu,Tuan!"
Terlihat mata hitam itu kini kembali berubah merah,"Jangan berani kau bicara hal yang membuatku marah."
Dahyun sedikit ciut mendengar nada pelan namun tajam itu,ia bahkan tak bisa meneguk ludahnya sendiri dengan benar,mata itu, dua kali ia melihat mata itu berubah warna.
"A-aku tidak berniat membuatmu marah, t-tapi itu kenyataannya." ujar Dahyun.
"Kau."
"Tinggalkan rum—YAK!" Dahyun berteriak ketika Jeong Jae langsung menindihnya.
"Apa yang kau lakukan?" tanya nya takut-takut.
"Menghukum istriku." ujar Jeong Jae yang langsung meraup bibir ranum di bawahnya dengan ganas.
Dahyun membelalakkan matanya,pasalnya adalah selama ini dia tak pernah berciuman,dan bisa-bisanya pria yang belum di kenalnya selama 24 jam mengambil ciuman pertamanya.
"Emhh..andwaehh...." Dahyun menggumam ditengah ciuman yang dilakukan pria di atasnya.
Tak menghiraukan rontaan Dahyun, pria itu kini mengalihkan ciumannya pada leher Dahyun, memberikan beberapa tanda merah keungguan disana.
Dahyun mencoba mendorong dada pria itu sekuat tenaga, berharap menjauhkan dirinya dari serangan tak wajar ini.
Tangannya meraih vas bunga yang ada di meja sebelah ranjang dan mengangkatnya sebagai ancaman.
Jeong Jae yang melihat hal itu malah tersenyum miring.
Prang..
Tiba-tiba salah satu telapak tangannya mengeluarkan tali dan mengambil vas bunga di tangan Dahyun.
"Makhluk apa dia sebenarnya?" Dahyun bertanya-tanya dalam batinnya.
SRET
GREP
Lagi,tubuh nya berhasil teraih oleh Jeong Jae, "Jangan takut padaku,tahukah kau bahwa aku begitu merindukanmu selama berabad-abad?."
Dahyun menggeleng,entah kenapa rasa takutnya mulai berkurang saat dekapan Jeong Jae mengerat.
Otak Dahyun berputar kembali,jika dia menyangkal lagi mungkin makhluk yang tak Dahyun ketahui ini akan kembali mengamuk seperti tadi.
"Berabad-abad?Kau mencariku?"
Jeong Jae menarik diri agar berhadapan dengan wajah Dahyun. "Hm,aku mencarimu dari dunia peri sampai negeri bawah laut tapi nihil,dan akhirnya aku menemukanmu di bumi."
"Serius? Makhluk-makhluk seperti itu memang ada?"
Mendengar nada ketertarikan dari Dahyun membuat mata Jeong Jae berbinar,ia semakin mendekat, "Tentu saja."
Baru ingin menyampaikan pertanyaannya lagi, mata Dahyun kembali membelalak ketika dua sayap hitam berukuran besar tumbuh dari punggung pria yang sedang memasang raut wajah bahagia didepannya.
"K-kau."
"Jangan takut,sayapku keluar karena aku merasa bahagia."
Tak lama setelah itu,kedua sayap hitam Jeong Jae kembali menghilang.
"Makhluk apa kau sebenarnya?"
Senyuman ceria tadi sudah hilang diwajah Jeong Jae,tergantikan dengan seringai tipis, "Demon."
TBC
Mayoritas pada ngira wolf,
vampire,ama goblin ya,emang si pas aku baca ulang vibenya rada kesitu tp si jeong jae demon ges wkwk.Don't expect too much ya,doain aja aku lancar mikir alurnya biar ga stuck tengah jalan dan bisa nyelesaiin fanfic fantasi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MYSTERIOUS MAN
FanfictionKebaikan memanglah kewajiban setiap manusia, tapi bagaimana jika kebaikan itu membawamu kepada sesuatu yang bisa dibilang-err mengejutkan. Tanyakan saja pada gadis korea dengan kebaikan hatinya membawa pria asing di jalan ke rumah,yang berakhir di...