C21. Terbaliknya Telapak Tangan

1.6K 308 9
                                    

"Andai aku memiliki waktu luang untuk berkompromi dengan dunia."
~

Minta Voment & Follow.
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Hari berjalan begitu cepat mengikuti alur detak waktu yang senantiasa mendampingi tugas sang penerang bumi. Setelah kejadian dimana Tuan Adijaya terbaring kritis diranjang Rumah Sakit, sekarang dia sudah dinyatakan sehat dan bebas kemana pun.

Alur kehidupan Kayla pun sedikit berubah dengan perhatian yang diberikan oleh Papa dan kedua kakaknya. Walau begitu bukan berarti dia akan dengan mudah kembali ke Mansion itu karena dia masih menganggap mansion itu neraka.

Lalu Emillio?

Tepat sekarang tengah duduk berhadapan dengan Kayla yang sedang berada di Cafe. Hanya pertemuan yang kebetulan.

Keheningan terjadi beberapa saat hingga Emillio menghembuskan nafas seperti lelah.

"Maaf." Ucapnya pelan.

Kayla meminum cappucino nya dengan tenang sembari tersenyum tipis menatap Emillio.

"Andai menerima maaf semudah membalikkan tangan. Lo gak akan berpikir seringan itu kan?" Sinisnya tapi masih dengan nada tenang.

"Gue cuma... berusaha melindungi Ana..." Elak Lio.

"Dari siapa? Dari gue? Emang apa yang gue lakuin?" Tanya Kayla dengan wajah polos.

Tangan Emillio mengepal geram.

"Itu karena lo slalu menganggu Ana!"

"Kalau pun gue menganggu Ana, siapa yang slalu dirugikan?" Emillio terdiam.

"Dengar, gue gak akan mengatakan apapun tentang adik kesayangan lo. And... btw, dia kesini juga yah..." Mata Kayla menatap ke arah belakang Emillio.

Sontak Lio menengok kebelakangnya dan terlihat Ana dengan wajah gelisah sedikit berlari menuju mereka berdua.

"Hah... hah... Kak Lio..." Panggil Ana dengan nafas terengah.

"Ana.... bagaimana mungkin?"

"A-aku mendengar kalau kakak akan menemui Agatha... Aku.... aku takut kakak kenapa-napa." Jawab nya dengan nada dibuat khawatir.

"Kenapa-napa? Emang apa yang bakal gue lakuin? Nusuk pisau ke perutnya?" Sinis Kayla.

Emillio tak memperdulikan ucapan Kayla, dia menyuruh Ana untuk duduk disampingnya.

"Ana... Kak Lio gak kenapa-napa kok..." Ucap Lio dengan lembut.

Ana mengangguk dengan wajah imutnya. Kayla pun memutar bola matanya malas.

"Jika kalian tak ada hal penting lagi pergi sana. Dari awal tempat ini milik gue." Usir Kayla.

Emillio mengerutkan keningnya tak suka.

"Lancang banget sih lo Tha sama yang lebih tua!" Bentak Lio.

"Gue? Lancang? Emang lo udah tua bangkotan? Kok marah sih? Yah lo aja yang ngeselin! Buktinya gue sama Kak Feri dan Kak Leo happy-happy aja ih!"

MAHKOTA DARAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang