5

150 19 0
                                    

Di kelas, Koro Sensei tengah mengajar mereka untuk persiapan ujian, dengan menggunakan ikat  kepala.

Dan Ren diminta untuk membantu Koro Sensei mengajari yang lainnya tentang pelajaran yang tidak mereka bisa.

Hingga jam istirahat sekolah.

Saat ini, Ren tengah berjalan ke arah kelas setelah mengadem di atas pohon.

Saat sedang menuju ke kelas untuk membantu Nagisa dan Kayano yang sedang piket, Ren malah bertemu dengan kepala sekolah.

"Oh, Utamaru Kun. Bagaimana keseharianmu disini?" tanyanya.

"Baik baik saja dan menyenangkan kok pak guru lipan" jawab Ren sambil tersenyum manis.

"Baguslah kalau begitu" ucapnya lalu mengelus kepala Ren, lalu pergi begitu saja.

"Hih, aku merinding tiap kali dia mengelus kepala ku" gumam Ren lalu kembali berjalan ke kelas.

Keesokan harinya.

"Sudah kuduga, kau terlihat cukup lelah" ucap Maehara.

"Mungkin ini saat terbaik untuk membunuhnya" ucap Nakamura.

"Kenapa dia sangat bersusah payah mengajar kita?" tanya Okajima.

"Ini semua untuk menaikan nilai kalian lalu..." ucapnya kemudian menghayal, lalu warna kepalanya berubah menjadi warna pink.

"Jadi bisa dibilang menembak satu burung terkena dua" ucap Koro Sensei.

"Tidak, lebih baik kami melakukan hal itu daripada belajar" ucap Mimura.

"Ya, soalnya kalau kita berhasil membunuhnya dapat hadiah 10 milyar juga" jawab Yada.

"Dengan uang segitu, kami bisa hidup mewah setelahnya meskipun nilai kami rendah" ucap Nakamura.

"Ja jadi itu yang kalian pikirkan ya!?" ucap Koro Sensei.

"Kami adalah kelas E yang terbawah, Koro Sensei" ucap Okajima.

"Misi pembunuhan ini merupakan cara yang lebih mudah dari pada ujian" tambah Mimura.

Tentu saja Ren tidak setuju terhadap perkataan teman temannya itu, namun ia tidak tau apa yang sudah kelas E alami selama ini, jadi ia sudah seharusnya untuk bungkam.

"Jadi begitu, aku benar benar mengerti" ucap Koro Sensei sambil menunduk.

"Mengerti apa?" bingung Mimura.

"Kalian yang sekarang...kalian belum pantas menjadi pembunuh" ucap Koro Sensei yang nampaknya kesal terhadap ucapan mereka bahwa belajar itu bukanlah hal yang penting.

"Kalian semua datanglah kelapangan!" ucap Koro Sensei yang berubah warna menjadi ungu.

Mereka semua mengikuti kemauan Koro Sensei menuju lapangan dan berhenti di pinggir lapangan sesuai yang diperintahkan oleh Koro Sensei, sedangkan Koro Sensei kini tengah berada di tengah lapangan.

"Apa yang dia rencanakan menyuruh kita kesini?"

"Entahlah, sepertinya suasana hatinya sedang buruk"

"Irina Sensei, juga Ren, aku ingin bertanya pada kalian sebagai seorang pembunuh profesional" ucap Koro Sensei.

"Ada apa tiba tiba begini?" bingung bitch Sensei.

"Saat kalian bekerja, apa kalian hanya punya satu rencana yang sudah dipersiapkan? "tanya Koro Sensei.

Ren menggeleng.

"Rencana pertama tidak selalu berjalan mulus seperti yang kuharapkan" jawab Ren.

"Tidak, jarang sekali rencana pertama ku berjalan mulus seperti yang kuharapkan" ucap bitch Sensei.

Ansatsu Kyouhitsu x male readersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang