Part 1 -Menunggu-

166 4 0
                                    

Langit mulai gelap, cahaya lampu taman mulai dihidupkan. Aku berdiri satu setengah jam ditempat yang sama, demi menunggu seorang sahabat yang membutuhkan. Gemericik air perlahan turun membasahi bumi, semakin lama semakin deras. Celakanya, tak ada tempat berteduh disekitar sini. Jadi, aku membiarkan hujan membasahi diriku. Angin terus meniupkan udara dingin, sampai-sampai kedua tanganku erat mendekap tubuh yang diselimuti pakaian basah ini. Aku mulai kesal. Bayangkan, ini sudah pukul 8 kurang 5 tapi ia, yang sedari tadi aku tunggui belum datang juga. Hampir mati bodoh aku disini. "Huh, Almi kemana sih?" aku menggerutu tiada henti, mengutuki diri yang mudah percaya pada si nona manis tukang ngaret itu. Bodohnya, aku lupa membawa payung. Mengingat 2 jam yang lalu langit sudah dipenuhi awan kelabu. Aku juga tidak membawa handphone, karena aku pikir urusanku dengannya tidak membutuhkan waktu selama ini. 2 jam? Come on!!!

Pukul 20.15

aku masih mengguyur diriku dibawah hujan, beberapa orang yang tidak aku kenal hanya melintas tanpa ingin mengulurkan tangannya untuk membantuku. Alhasil, aku membeku kedinginan. Tubuhku basah dan perutku kelaparan. Sampai kapan aku harus menunggu disini?

---

"Tau ga bil, sebenernya kemaren itu jam 6 lebih 5 gue udah mau berangkat. Tapi, mami nyuruh gue buat ngasihin jahitan dulu ke tantenya Rama. Ya, mau nggak mau gue harus kesana."

Aku sangat ingin meledak. Aku kesal, dan mau marah. Namun aku memilih untuk bungkam. Ia pasti akan mengerti jika aku diam.

"Bil.... Gue tau lo ngambek sama gue. Tapi plis lo harus ngerti, kalo ini tuh bukan salah gue." wajahnya menampakan ekspresi bersalah, namun semuanya tidak terlihat karena tertutupi oleh sikap angkuhnya yang tidak mau mengakui kesalahan.

"yaudah lah, Bil! Kalo lo nggak mau maafin gue juga gapapa kok! Gue nggak rugi!" dia pergi begitu saja, tanpa mengucapkan satu kata maaf sekalipun.

Mukaku terasa panas, air mataku hampir saja jatuh, mengingat siapa yang seharusnya marah. Namun air mata itu berhasil aku tahan, mengingat Almi sahabatku sejak SMA.

best friEND ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang